Nilai-nilai Islam yang Ada Pada Kesenian Wayang Kulit

0
1118
Wayang kulit

Wayang Kulit – Hai, Sobat Cahaya Islam, pernahkah Anda menonton pertunjukkan wayang kulit?

Gelaran pertunjukkan wayang kulit sering kali ada dengan tujuan untuk bisa melestarikan kesenian rakyat yang ada sejak jaman dahulu.

Bahkan UNESCO telah mengakui sendiri pertunjukkan seni tradisional ini ternilai sebagai warisan mahakarya dunia.

Itu mengapa sering kali Anda melihat pertunjukkan wayang kulit ramai di berbagai belahan dunia.

Wayang kulit ini biasanya kita dengar menggunakan kisah-kisah Ramayana dan Mahabarata yang hingga kini masih menjadi favorit banyak orang.

Namun dari balik pertunjukkan wayang kulit yang Anda tonton, tahukah bahwa ada nilai-nilai Islam di dalamnya?

Tentu pengetahuan semacam ini sangat penting untuk kita gali bersama.

Agar kesenian wayang dapat Anda nikmati namun kandungan islam di dalamnya tetap dapat Anda serap.

Nilai-nilai Islam yang Ada Pada Kesenian Wayang Kulit

Wayang kulit

Bermula dari kisah Mahabarata yang kisahnya sering muncul dalam pertunjukkan kesenian wayang kulit ini.

Yang mana kisah ini memang notabene adalah pemeluk agama hindu.

Namun Anda perlu menggarisbawahi bahwa Mahabarata dikenal di Indonesia mulai sebelum Sunan Kalijaga membuat pementasan wayang kulit untuk kali pertamanya.

Dalam usahanya melangkah untuk menyebarkan ilmu agama Islam, Sunan Kalijaga kemudian memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam cerita Mahabarata.

Lantas, apa saja nilai-nilai tersebut? Mari kita simak ulasannya di bawah ini.

1.     Kalimat Syahadat

Pusaka atau senjata suci yang menjadi andalan para pandawa adalah Jamus Kalimasada yang Sunan Kalijogo artikan sebagai kalimat syahadat.

2.     Penanggalan Hijriah

Yang mana para pandawa menggunakan penanggalan hijriah.

Sedangkan para kurawa menggunakan penanggalan India atau biasa kita sebut Lunisolar, penanggalan ini dalam satu tahun terdapat selisih 11 hari.

Hal ini dapat Anda buktikan berdasarkan rujukan kepada cerita kuno Mahabarata.

3.     Dewi Drupadi

Dalam kisah Mahabarata yang asli yakni dari India, Dewi Drupadi merupakan istri dari kelima anggota pandawa.

Sedangkan pada kisah Mahabarata versi Indonesia ia adalah istri dari Yudistira. Hal ini karena dalam Islam tidak mengenal Poliandri.

4.     Dewa Tertinggi

Dalam kisah Mahabarata yang asli yakni dari India, dewa tertinggi adalah Syiwa, Wisnu dan Brahma.

Sedangkan pada kisah Mahabarata versi Indonesia terdapat karakter bernama Dewa Ruci.

Yang mana semua orang mengenalnya sebagai Sang Hyang Wenang atau Sang Hyang Tunggal.

Yang dimaksudkan kepada dewa dari segala dewa, Maha Berkehendak dan Maha Esa tak lain adalah Allah SWT.

Dalam hal ini perlu penjelasan bahwa untuk mendakwahkan agama Islam dan menyebar luas ajaran yang telah Rasulullah SAW sampaikan.

Maka perlu strategi yang bisa dengan mudah orang-orang menerimanya.

Sunan Kalijogo pun demikian, Beliau berupaya membuat cara yang bisa dengan mudah menyampaikan ilmu agama Islam di Indonesia.

Tentu hal itu bukan tanpa rintangan namun karena kegigihannya dalam menjalankan tanggung jawab sebagai Ulama’.

Beliau harus menyiarkan segala ajaran Islam agar dapat menyebar luas di tanah air.

Seperti dalil Al-Quran yang menjelaskan agar para umat Rasululloh SAW harus berlomba-lomba menyebarkan agama Islam,

“Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” {QS. As-Saba’(34);28}

Demikian di atas nilai-nilai yang ada dalam wayang kulit yang harus Anda ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY