Nilai islam dan feminisme Modern – kemarin ada banyak banget jadi perbincangan soal standar sosmed yang teralu halu dan aneh. Banyak perdebatan muncul soal, mana yang seharusnya benar dan salah. Nggak kalah santer juga konten tentang independent woman alias soal wanita mandiri. Konten mengatasnamakan kesetaraan gender dan feminisme. Yang nggak sedikit kontennya provokatif dan merendahkan lelaki bahkan norma sosial pada umumnya. Ironis sih padahal dengan begitu cepatnya teknologi mengantarakan ilmu dan informasi kepada kita. Justru kita malah tenggelam dalam kekacauan pikiran.
Well, kita sebagai umat muslim. Kita nggak boleh masuk dalam arus itu dan berombang ambing pula di dalamnya. Soalnya kita ada pedoman suci dari Allah dan Rasul, yakni Al Quran dan Al Hadits. Apapun ilmu yang kita pelajari dan lihat di luar sana, sudah seharusnya masuk dalam 2 filter utama itu kan. Lalu apakah Feminisme modern yang banyak orang gembar gemborkan di luar sana sudah sesuai dengan ajaran islam.
Nilai islam dan Feminisme Modern yang Liberal Sangat Bertolak Belakang, Bahkan Cenderung Kehilangan inti Awal Eksistensinya
Historically Speaking nih ya. Bagi sobat cahaya islam yang masih awam soal feminisme. Pergerakan feminisme yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan antara wanita dan laki laki ini udah jalan dalam beberapa gelombang (4 hingga sekarang). Sejarawan menyebutnya dengan WAVE. Ada first Wave (Gelombang Pertama) sekitar tahun 1848 – 1920an. Hingga sekarang sudah memasuki Fourth Wave (gelombang Ke empat) yang banyak orang tengarai mulai dari tahun 2010an keatas. Mungkin akan ada gelombang lain ke depannya ya.
Sebenernya kalo kita pelajari lebih dalam. Feminisme gelombang pertama adalah masa yang MURNI. Dalam artian pergerakan ini memang berfokus pada aspek humanisme dan sosial. Memperjuangkan hak perempuan dan perannya dalam kehidupan sosial masyarakat. Yang kita pelajari adalah gelombang ini sangat sangat sejalan dengan islam.
Feminisme berbasis humanisme dan sosial adalah bentuk feminisme yang berfokus pada pencapaian keadilan dan kesetaraan bagi perempuan dalam konteks kemanusiaan secara umum, serta kesejahteraan sosial yang luas. Feminisme ini tidak hanya memfokuskan perjuangannya pada isu-isu perempuan secara individual, tetapi juga melihat perempuan dalam konteks masyarakat yang lebih besar. Pendekatan ini bertujuan untuk menyeimbangkan hak-hak perempuan dengan kesejahteraan sosial secara keseluruhan, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif untuk semua.
Contoh Penerapan Baik Seperti Akses Pada Hak Dasar Wanita
Banyak progress berjalan dalam feminisme gelombang 1 di mana penggagasnya berusaha mastiin akses yang sama terhadap pendidikan dan kesehatan bagi perempuan dan laki-laki atau memperjuangkan hak-hak dasar perempuan tanpa mengesampingkan hak-hak kelompok lainnya. Yang lain lagi, misalnya pembuatan program pemberdayaan ekonomi untuk perempuan, kebijakan cuti melahirkan yang lebih baik, dan akses terhadap tempat penitipan anak yang terjangkau. Sehingga perempuan yang bekerja dapat lebih mudah menjalani peran sebagai ibu dan pekerja. Sounds baik dan sejalan dengan ajaran Rasulullah bukan?
Bagaimana dengan Model Feminisme Modern Sekarang?
Feminisme berbasis humanisme dan sosial berbeda dari feminisme liberal atau individual yang menekankan kebebasan pribadi dan otonomi individu tanpa memperhatikan konteks sosial yang lebih luas. Feminisme humanis dan sosial tidak hanya berfokus pada hak individu, tetapi juga bagaimana hak-hak ini berperan dalam membangun masyarakat yang lebih berkeadilan.
Dalam perspektif Islam, aspek feminisme humanis dan sosial ini memiliki kemiripan dengan prinsip Islam yang menekankan keseimbangan antara hak individu dan kesejahteraan sosial. Islam menghargai hak dan martabat setiap individu sambil tetap menjaga keseimbangan sosial dan struktur keluarga yang harmonis. Unlike feminisme modern yang liberal ya. Paham mereka cenderung egois dan main trabas aja. Nggak lagi memiliki RUH KEMANUSIAAN. Hanya sekedar pergerakan penuh rengekan seperti anak kecil tantrum yang tidak peduli sekitarnya. eminisme modern, yang muncul sebagai gerakan untuk memperjuangkan kesetaraan gender, telah mengalami perubahan dalam nilai-nilai dan tujuannya.
Nilai islam dan Feminisme Modern yang Tidak Singkron Karena Mengecilkan Peran Gender Maskulin dan Cenderung Tidak Apresiatif
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S Al Hujurat 13)
Surat Al Hujurat di atas jelas ya, bahwa Allah ciptakan manusia dalam 2 gender dalam berbagai ras untuk SALING MENGENAL & MENGASIHI Satu sama lain. Lain hal dengan feminisme modern. Tidak ada setitikpun cinta kasih di dalamnya. Yang ada hanyalah perdebatan tentang gender mana yang paling superior. Padahal ayat udah jelas bahwa dua gender yang berbeda dengan energi berbeda lebih baik saling mengenal dan hidup dalam harmoni.
Persimpangan Jalan Feminisme Modern dan Ajaran Islam dalam Dukungan Gender Biner LGBTQ+
Kesetaraan yang oleh para feminist modern ini gaungkan sudah sangat menyimpang. Saat mereka turut campur dalam pergerakan dukungan Gender biner dan kaum LGBTQ+. Dalam feminisme modern, terutama feminisme gelombang ketiga dan keempat, konsep gender dan seksualitas telah diperluas untuk mencakup identitas dan orientasi seksual yang lebih beragam. Teori queer, misalnya, adalah bidang kajian yang lahir dari persinggungan antara feminisme dan studi LGBTQ+, yang menantang konstruksi sosial tentang gender dan seksualitas. Beberapa feminis modern melihat identitas LGBTQ+ sebagai bagian dari spektrum pengalaman manusia yang kompleks, menolak penggolongan yang ketat dan konvensional. Ini udah sangat sangat JAUH BANGET MELENCENGNYA!
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S Ar Rum – 21)
Islam mengecam praktik LGBTQ+ karena pandangan ajaran agama yang berakar pada keyakinan tentang fitrah (kodrat) manusia, tata aturan sosial, dan moralitas yang dianggap sesuai dengan kehendak Allah.
Islam mengatur kehidupan sosial dan moralitas umatnya secara keseluruhan, termasuk dalam urusan seksual. Hubungan seksual yang halal adalah dalam pernikahan yang sah antara laki-laki dan perempuan. Tujuan dari aturan ini adalah untuk menjaga kehormatan, keturunan, serta ketentraman masyarakat. Islam memandang bahwa praktik LGBTQ+ dapat merusak tatanan sosial dan moralitas, karena dianggap bertentangan dengan prinsip keluarga tradisional. Dalam perspektif Islam, masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang dibangun berdasarkan ikatan keluarga antara laki-laki dan perempuan, yang dapat melahirkan keturunan dan menciptakan generasi penerus.
Paham Kesetaraan Mutlak dan ilusi Freedom of Choice yang Tidak Beraturan dan Menyimpang Sangat Jauh dari Ajaran Islam
Islam itu agama yang admit bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama di hadapan Allah SWT. Hak dalam kesempatan ya, termasuk kalo soal Tuhan, ya berhak atas ganjaran serta pengampunan yang sama. Namun sobat cahaya islam juga harus tahu, kalo Islam juga menegaskan bahwa peran laki-laki dan perempuan dapat berbeda. Itu berdasarkan tanggung jawab yang Allah limpahkan ya, udah Rasulullah ajarkan juga.
Kayak contohnya dalam keluarga, laki-laki diberikan peran sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dan menjaga kesejahteraan keluarga. Sementara itu, perempuan punya keistimewaan dalam peran pengasuhan dan pemeliharaan rumah tangga. Meskipun perempuan juga bukan berarti nggak boleh bekerja. Norma Islam menetapkan perbedaan peran ini sebagai bentuk keseimbangan, bukan diskriminasi. Nah, saking ngawurnya Feminisme modern, mereka sering menekankan bahwa perbedaan peran adalah bentuk ketidakadilan, padahal dalam Islam, perbedaan ini merupakan bagian dari harmoni dalam struktur keluarga dan masyarakat.
Di sisi lain lagi yang agak kurang match dengan ajaran islam adalah Salah satu nilai yang sering ditekankan dalam feminisme modern adalah kebebasan penuh dalam membuat pilihan pribadi, termasuk pilihan gaya hidup dan cara berpakaian. Dalam Islam, kebebasan individu tetap dijaga, tetapi selalu berada dalam batasan moral dan etika yang diatur syariat. Misalnya, pakaian perempuan dalam Islam memiliki aturan tertentu, seperti mengenakan hijab dan berpakaian sopan yang tidak menonjolkan tubuh. Ini merupakan salah satu bentuk ibadah dan perlindungan, bukan bentuk penindasan.
Feminisme Modern dan Liberal yang Terlalu Mendewakan Nilai dan Keinginan Pribadi & Berpandangan Buruk Tentang Keluarga dan Pernikahan
Feminisme modern acap kali mengedepankan individualisme sampai tingkat yang ekstrim. Mereka menempatkan kebahagiaan dan keinginan pribadi di atas segalanya galanya. Kayak apa yang kita bilang di awal, mirip bocah tantrum yang selalu ingin kemauannya kita turutin. Dalam Islam, keseimbangan antara hak individu dan kewajiban sosial sangat kita junjung tinggi. Islam menekankan pentingnya pengorbanan, empati, dan kepedulian terhadap sesama, terutama dalam lingkup keluarga dan masyarakat. Nggak ada celah bakal jadi orang yang egois.
Sementara itu feminisme modern sering banget mendorong perempuan untuk mengutamakan keinginan pribadi bahkan jika itu berlawanan dengan kepentingan keluarga atau masyarakat. Padahal Islam udah pentingnya keseimbangan antara kebutuhan pribadi dengan tanggung jawab sosial dan moral.
Di lain sisi yang kita nggak sreg adalah soal paham feminisme modern soal Pernikahan. Islam memandang pernikahan sebagai salah satu ibadah dan pondasi masyarakat yang kuat. Dalam feminisme modern, pandangan terhadap pernikahan dan keluarga telah mengalami perubahan yang signifikan. Gimana enggak, banyak yang menganggap institusi pernikahan bukan sebagai kebutuhan utama. Beberapa ide dalam feminisme modern bahkan memandang pernikahan sebagai wujud lain dari ketidaksetaraan atau peran yang “mengikat” / “Mendzolimi” perempuan. Padahal Sebaliknya! Kalo sobat cahaya islam bener bener belajar islam dan ajarannya dengan benar. Bahkan Islam menekankan pentingnya ikatan pernikahan dan menempatkannya sebagai jalan menuju kebaikan dan perlindungan, di mana hak dan kewajiban antara suami dan istri telah diatur dengan adil.
***
Pada akhirnya, dari sini mungkin ada banyak konflik yang muncul. Ada sobat cahaya islam yang setuju ada juga yang mungkin tidak. Yang pasti adalah apapun yang kita akan terima dan pelajari, cobalah buka mata dan hati lalu integrasikan hal itu dengan nilai nilai seperti apa yang sudah di ajarkan dalam Al Quran dan Al Hadits dalam tradisi islam. Jangan serta merta kita mencerna apa yang ada diluar sana tanpa menajamkan filter diri yang terbuat dari keimanan dan ketaqwaan kita. Dunia ini semakin gila dan rawan akan hal hal yang misleading! Bagi kami, feminisme yang benar ya paham yang nggak lupa core value utamanya dan Reason kenapa hal itu ada. Yakni Humanisme / Kemanusiaan & Kepedulian sosial. Sobat cahaya islam boleh kok berperan dan ambil andil dalam pergerakan ini. Hanya saja, perlu tetap dalam koridor utama yang benar dan Allah ridhoi. Semoga kita tetap berada dalam lindungan Allah ya. Aamiin