Muhammadiyah Melaksanakan Pesantren Mualaf di Bali

0
339
Muhammadiyah melaksanakan Pesantren Mualaf

Muhammadiyah melaksanakan Pesantren Mualaf berupa Kajian Intensif Al Islam untuk Mualaf (KIAM). Acara tersebut sukses digelar di Denpasar, Bali pada Selasa (18/3).

Kegiatan ini berguna untuk memperkuat pemahaman keislaman para mualaf serta membimbing mereka. Terutama, dalam menjalani kehidupan sebagai Muslim di lingkungan yang mayoritas non-Muslim.

Muhammadiyah Melaksanakan Pesantren Mualaf

Pelaksanaan kegiatan KIAM oleh Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dan LAZISMU. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Dakwah PWM Bali.

Dalam sambutannya, Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muchamad Arifin menekankan pentingnya peran dai LDK Muhammadiyah dalam membimbing dan mendampingi para mualaf.

1. Dakwah di Komunitas Mualaf harus Terjadi secara Inklusif

Menurutnya, Muhammadiyah melaksanakan Pesantren Mualaf harus terjadi secara inklusif dan menyesuaikan dengan budaya setempat.

Hal ini agar dapat berjalan harmonis tanpa menimbulkan ketegangan sosial. Menurut Arifin Dai LDK Muhammadiyah mempunyai peran strategis dalam memastikan saudara-saudara kita yang baru masuk Islam untuk mendapatkan bimbingan tepat.

Dakwah yang Sobat Cahaya Islam lakukan harus mengedepankan pendekatan yang inklusif dan selaras dengan budaya lokal. Jadi proses pembinaan dapat berlangsung dengan baik.

2. 50 Mualaf dari Berbagai Komunitas

Hadir pula Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali, Husnul Fahmi, serta Ketua LDK PWM Bali, H. Husni Abadi. Kegiatan tersebut diikuti oleh 50 mualaf dari berbagai komunitas mualaf di seluruh wilayah Bali.

Selain itu, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Bali, Sari Ismoyo, turut serta dalam kegiatan tersebut. Hal ini sebagai bentuk dukungan terhadap pembinaan mualaf di daerah tersebut.

3. Memberikan Pemahaman Islam yang Mendalam

Ketua PWM Bali, Husnul Fahmi menyampaikan bahwa kegiatan seperti KIAM cukup penting dalam memberikan pemahaman Islam yang mendalam kepada para mualaf. Ia berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para mualaf untuk terus belajar.

Selain itu, mendapatkan dukungan secara penuh dari komunitas Muslim di Bali.

Jadi, mereka dapat menjalani kehidupan keislaman dengan lebih mantap.

4. Pembinaan Mualaf harus Terjadi secara Berkelanjutan

Sementara itu, Ketua LDK PWM Bali, Husni Abadi juga menambahkan bahwa pembinaan mualaf harus terjadi secara berkelanjutan.

Hal ini agar mereka tidak merasa sendirian dalam perjalanan spiritualnya. Ia juga akan terus berupaya menghadirkan program pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan mualaf.

Dukungan dari berbagai pihak sangat perlu agar dakwah ini dapat berjalan maksimal.

5. Mualaf bisa Semakin Mantap dalam Menjalankan Ajaran Islam

Melalui adanya kegiatan KIAM ini, harapannya para mualaf bisa semakin mantap dalam menjalankan ajaran Islam. Selain itu, mendapatkan dukungan penuh dari komunitas dan organisasi dakwah.

Pembinaan berkelanjutan juga akan menjadi fokus utama agar para mualaf tidak merasa sendirian dalam perjalanan spiritual mereka.

Pesantren mualaf seperti KIAM ini menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian Muhammadiyah terhadap para mualaf.

Melalui adanya pendekatan yang inklusif dan pembinaan berkelanjutan, harapannya mereka dapat menjalani kehidupan keislaman dengan lebih baik. Bahkan, program Muhammadiyah melaksanakan Pesantren Mualaf  akan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY