Malu sifat terpuji – Sobat cahaya Islam, dalam kehidupan sehari-hari, rasa malu sering kita anggap sebagai sesuatu yang menghambat seseorang dalam berinteraksi. Namun, dalam Islam, malu sifat terpuji yang memiliki banyak keutamaan. Malu adalah akhlak yang harus kita junjung tinggi dan menjadi bagian dari keimanan seorang Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan.” 1
Malu bukanlah sikap lemah, melainkan tanda ketakwaan dan keimanan yang kuat. Seseorang yang memiliki rasa malu akan menjaga pribadinya dari perbuatan tercela dan selalu berusaha untuk berada di jalan yang benar.
Malu Sifat Terpuji yang Harus Seorang Muslim Miliki
Dalam Islam, malu sifat terpuji yang harus setiap Muslim miliki. Berikut adalah beberapa aspek penting dari sifat malu dalam kehidupan sehari-hari:
1. Malu Adalah Bagian dari Iman
Malu merupakan bagian dari iman, sehingga seseorang yang memiliki rasa malu akan senantiasa berusaha menjauhi perbuatan maksiat dan menjaga dirinya dari dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Iman itu ada lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah salah satu cabang dari iman.” 2
Hadits ini menegaskan bahwa malu merupakan salah satu cabang dari iman. Ini berarti, memiliki rasa malu adalah bagian integral dari keimanan seseorang.
Maksud dari rasa malu yang di sini adalah rasa malu terhadap Allah SWT, rasa malu untuk melakukan perbuatan yang menjadi larangan-Nya, dan rasa malu untuk melanggar norma-norma agama dan masyarakat. Dengan memiliki rasa malu, seseorang akan terdorong untuk selalu berbuat baik dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Rasa malu juga merupakan cerminan dari ketakwaan seseorang kepada Allah SWT. Semakin dalam iman seseorang, maka semakin kuat pula rasa malunya. Dalam kehidupan sehari-hari, rasa malu akan mendorong kita untuk bersikap sopan, santun, dan lebih menjaga kehormatan.
Dalam hal ini Rasulullah SAW sendiri merupakan contoh teladan. Beliau terkenal sebagai pribadi yang sangat malu dan menjaga kehormatannya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berusaha untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW dan menjadikan rasa malu sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
2. Menjaga dari Perbuatan Tercela
Malu membuat seseorang lebih berhati-hati dalam bertindak, berbicara, dan berperilaku. Dengan rasa malu yang baik, seseorang akan menjauhi segala perbuatan yang dapat merusak harga diri dan agamanya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan janganlah kamu mendekati perbuatan keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.” 3
Pada ayat tersebut mengajak kita untuk menjauhi segala bentuk perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Perintah ini sejalan dengan nilai-nilai keimanan, di mana rasa malu menjadi salah satu cabangnya.


Dengan memiliki rasa malu, seorang muslim akan terdorong untuk menghindari segala perbuatan yang dapat merusak kehormatannya dan menjauhkannya dari Allah SWT. Maksud dari perbuatan keji dalam ayat ini sangat luas, meliputi dosa besar maupun dosa kecil, dosa yang terlihat maupun yang tersembunyi.
3. Malu dalam Berpakaian dan Bergaul
Dalam Islam, rasa malu juga tercermin dalam cara berpakaian dan bergaul. Seorang Muslim yang memiliki rasa malu akan berpakaian dengan sopan dan bergaul dengan batasan yang telah ada ketetapannya dalam syariat. Hal ini sangat penting agar seseorang tetap menjaga kehormatannya.
Dengan memiliki rasa malu, kita dapat menjaga pribadi dari perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah dan sesama manusia.
Sobat, malu sifat terpuji yang harus senantiasa kita jaga dalam kehidupan sehari-hari. Rasa malu bukanlah kelemahan, melainkan tanda kesempurnaan iman dan akhlak yang baik. Sebagaimana malu dalam islam diajarkan sebagai bagian dari keimanan, maka kita harus selalu menjadikannya sebagai pedoman dalam setiap tindakan.