Komentar kasar di media sosial – Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian dari keseharian kita. Setiap orang bisa bebas mengungkapkan opini dan berkomentar tentang apa pun yang mereka lihat di internet. Namun, Sobat Cahaya Islam, apakah kita sudah benar-benar berhati-hati dengan apa yang kita tulis di dunia maya? Apakah kita sudah terbiasa menahan jari dari komentar kasar di media sosial?
Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga lisan, dan di zaman sekarang, menjaga lisan juga berarti menjaga jemari saat mengetik. Jangan sampai emosi sesaat membuat kita terjerumus ke dalam dosa karena meninggalkan komentar yang menyakiti hati orang lain.
Menahan Jari dari Komentar Kasar di Media Sosial
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” 1
Perkataan yang baik tidak hanya terbatas pada ucapan secara lisan, tetapi juga mencakup semua yang kita tulis dan bagikan di media sosial. Maka dari itu, menahan jari dari komentar kasar di media sosial adalah bentuk nyata dari implementasi hadis tersebut dalam kehidupan digital.
Komentar bernada kasar atau menyakitkan bisa memicu perdebatan yang tidak berujung, menciptakan permusuhan, bahkan menjerumuskan kita ke dalam fitnah dan dosa. Bukankah lebih baik diam daripada menambah dosa hanya karena tidak bisa menahan diri?
Dampak Buruk Komentar Kasar di Dunia Maya
Tak sedikit orang yang mengalami gangguan psikologis, stress, bahkan depresi karena komentar jahat di media sosial. Hal ini membuktikan bahwa kata-kata, meskipun hanya menulis, tetap punya kekuatan untuk menyakiti.


Beberapa dampak buruk dari komentar kasar antara lain:
Merusak citra diri orang lain
Memicu permusuhan dan debat kusir
Membuat suasana media sosial menjadi toxic
Menambah dosa bagi penulisnya
Bisa menjadi bukti hukum jika korban melaporkannya
Maka dari itu, sangat penting untuk menahan jari dari komentar kasar di media sosial demi menjaga kedamaian bersama dan melindungi diri kita sendiri dari dosa serta konsekuensi hukum.
Jangan Terprovokasi oleh Emosi
Sering kali kita tergoda untuk membalas komentar yang tidak sejalan dengan opini kita. Tapi, Sobat Cahaya Islam, ingatlah bahwa tidak semua perbedaan harus direspon dengan kemarahan. Menjadi bijak bukan berarti kalah, justru itu menunjukkan kekuatan akhlak yang tinggi.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (adalah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan ‘salam’.” 2
Ayat ini mengajarkan kita untuk tetap tenang, bahkan ketika melihat pada komentar yang menghina. Kita tidak harus membalas setiap ucapan dengan balasan yang serupa. Justru, menahan jari dari komentar kasar di media sosial adalah bukti nyata dari sifat lemah lembut dan sabar yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam.
Tips Islami Menahan Jari dari Komentar Kasar di Media Sosial
Agar kita tidak mudah tergelincir dalam dosa akibat tulisan kita sendiri, berikut beberapa tips Islami yang bisa diterapkan:
1. Tahan emosi selama beberapa menit sebelum menulis komentar. Kadang komentar yang kita tulis saat marah hanya menambah masalah.
2. Ingat balasan amal di akhirat. Semua tulisan kita akan dicatat oleh malaikat.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” 3
3. Tanyakan pada diri sendiri: apakah komentar ini bermanfaat atau justru menyakiti?
4. Gunakan media sosial untuk menyebarkan kebaikan. Jadilah pribadi yang menginspirasi, bukan menyakiti.
5. Ingat bahwa ketenangan adalah tanda kekuatan iman. Orang yang bisa menahan diri lebih mulia di sisi Allah.
Setiap Jemari Akan Diminta Pertanggungjawaban
Dalam Islam, setiap anggota tubuh akan memberikan kesaksian di akhirat, termasuk jari-jari kita.
“Pada hari itu Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” 4
Maka dari itu, jangan remehkan komentar kasar, sindiran, atau hinaan yang kita ketik. Mungkin kita lupa, tapi malaikat pencatat amal tidak akan pernah lupa. Jangan sampai kita menyesal di akhirat hanya karena tidak bisa menahan jari dari komentar kasar di media sosial.
Sobat Cahaya Islam, media sosial adalah ladang pahala jika digunakan untuk kebaikan, tapi juga bisa menjadi ladang dosa jika tidak dijaga. Mari kita menjadi pribadi yang santun, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Jadikan setiap tulisan kita sebagai cermin akhlak Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Mulai hari ini, mari kita biasakan menahan jari dari komentar kasar di media sosial. Biarkan lisan dan tulisan kita menjadi jalan menuju surga, bukan penghalang untuk masuk ke surga.