Keberkahan Waktu Pagi – Islam mewajibkan shalat Subuh agar umat muslim terbiasa bangun pagi. Jadi, tidak ada alasan bagi umat muslim untuk bangun kesiangan. Dengan bagun pagi, badan terasa lebih segar dan bisa melakukan berbagai aktifitas dengan pikiran yang jernih. Tentunya, ini adalah karena waktu pagi mengandung banyak keberkahan.
Memanfaatkan Waktu Pagi bagi Umat Muslim
Biasanya, umat muslim setelah shalat Subuh berjamaah di masjid, Sebagian tidak langsung pulang tapi menunggu sampai matahari terbit dengan membaca Al-Qur’an atau berdzikir. Sebagian lainnya pulang dan Bersiap untuk kerja atau melakukan aktifitas lain seperti ke ladang.
Namun, tak jarang yang pulang dan tidur lagi. Bahkan, banyak juga yang tidak shalat jamaah atau malah sama sekali tidak bangun dan shalat Subuh. Inilah Gambaran umat muslim saat ini yang bermacam-macam.
Tentu saja, setan selalu mengintai dan merayu manusia agar tidak bangun Shalat Subuh, apalagi berdoa dan berdzikir setelahnya. Sebagai umat muslim, kita harus tahu dan sadar bahwa pagi adalah waktu yang penuh berkah dan memiliki banyak keutamaan. Jadi, seberat apapun bangun pagi di waktu Subuh, kita harus mengusahakan dan membiasakannya.
Keutamaan dan Keberkahan Waktu Pagi


Pagi hari adalah waktu penuh keberkahan dan kebaikan. Bahkan, Rasululah pernah memanjatkan doa khusus yang berbunyi:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (1)
Tapi, bukan berarti bahwa Allah tidak memberkahi waktu selain pagi. Hanya saja, Rasulullah tahu bahwa pagi hari merupakan waktu yang biasa manusia gunakan untuk memulai aktifitas (amal). Saat masih pagi, badan masih terasa fit dan bersemangat untuk beraktifitas. Itulah kenapa Rasulullah mengkhususkan doa di pagi hari supaya semua umat muslim mendapat berkah di dalamnya.
Dalam hadits lain, Rasulullah juga memerintahkan agar umat Islam melakukan ibadah di pagi hari secara kontinu, sebagaimana sabda beliau:
وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ
“Dan mintalah pertolongan (beribadah secara kontinu) di waktu pagi.” (2)
Kebiasaan Orang-orang Sholid di Waktu Pagi
Seorang tabi’in Bernama Simak bin Harb bertanya kepada Jabir bin Samuroh apakah ia sering menemani Rasulullah duduk. Jabir pun menjawab bahwa biasanya Rasulullah tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat Subuh sampai terbit matahari, kemudian shalat Dhuha. Tentu saja, Rasulullah berdzikir sembari duduk menunggu masuknya waktu dhuha.
Sementara itu, Ibnu Mas’ud juga punya kebiasaan berdzikir selepas shalat Subuh. Bahkan, jika ia mengira telah terbit matahari padahal belum, ia melanjutkan dzikirnya. Ketika matahari terbut, beliau mengatakan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَقَالَنَا يَوْمَنَا هَذَا
“Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami berdzikir di pagi hari ini.” (3)
Begitu juga dengan Ibnu Taimiyah yang berjuluk Syaikhul Islam, beliau punya kebiasaan dzikir setelah shalat Subuh hingga pertengahan siang. Bahkan, muridnya yang Bernama Ibnul Qayyim mengatakan bahwa berdzikir bisa menguatkan ruh dan hati.
Referensi:
(1) Sunan Ibn Majah 2238
(2) Sahih al-Bukhari 39
(3) Sahih Muslim 822