jelaskan hubungan antara ilmu akhlak dengan tasawuf – Sobat Cahaya Islam, saat ada pertanyaan tentang ‘jelaskan hubungan antara ilmu akhlak dengan tasawuf’ maka apa yang akan Anda berikan jawabannya? Tentu tidak sulit, bukan? Sebab dua disiplin ilmu tersebut memang saling terkait erat.
Keduanya bersatu padu dalam mengantarkan manusia menuju jalan kesempurnaan diri dan kedekatan terhadap Sang Pencipta. Oleh karena itu, simak hingga tuntas sebab di artikel ini akan ada ulasan detailnya. Harapannya bisa menambahkan pengetahuan baru mengenai korelasi keduanya.
Jelaskan Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Tasawuf : Definisi
Pertama, mengenai ilmu akhlak, ini laksana kompas moral, menuntun manusia dalam berperilaku dan berinteraksi pada sesama. Ilmu ini bagaikan pedoman yang mendefinisikan batasan antara baik dan buruk, benar dan salah, dalam setiap langkah kehidupan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 2201.)
Di sisi lain, ilmu tasawuf hadir sebagai pelengkap, bagaikan api yang memurnikan jiwa. Tasawuf mengajak manusia untuk menyelami lubuk hati terdalam, menyingkirkan kerak hati dan kesombongan, serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah SWT.
Sebagaimana disampaikan oleh Sayyid Murtadha Az-Zabidi:
تَطْهِيْرُ الْبَاطِنِ وَالظَّاهِرِ مِنَ الْآثَامِ الخَفِيَّةِ وَالْجَلِيَّةِ مِنْ أَوَائِلِ التَّصَوُّفِ
Artinya, “Menyucikan batin dan lahir dari dosa-dosa yang tidak jelas dan yang jelas, merupakan awal mula dari tasawuf. (Az-Zabidi, Ithafus Sadatil Muttaqin, [Bairut, Tarikh al-‘Arabi: 1994], juz VIII, halaman 477).
Jelaskan Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Tasawuf : Korelasi


Hubungan antara ilmu akhlak dan tasawuf bisa pat Sobat Cahaya Islam lihat dari beragam aspek di bawah ini.
1. Pondasi Akhlak sebagai Pilar Tasawuf
Tasawuf tidak bisa dipraktikkan secara sempurna tanpa landasan akhlak yang kokoh. Akhlak mulia menjadi pondasi yang menopang setiap langkah dalam perjalanan spiritual tasawuf.
Seorang sufi sejati senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai akhlak. Baik dalam hubungannya terhadap Allah SWT, sesama manusia, maupun makhluk hidup lainnya.
2. Pemurnian Diri dan Pencapaian Makrifat
Tasawuf melalui beragam caranya, seperti zikir, mujahadah, dan riyadhah. Kesemuanya bertujuan untuk mensucikan diri dari sifat-sifat tercela dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Proses ini searah dengan ilmu akhlak, yaitu membentuk manusia yang berakhlak mulia. Melalui ilmu tersebut, manusia dimotivasi untuk mengendalikan hawa nafsu, membersihkan jiwa, dan mencapai tingkatan makrifatullah, yaitu pengenalan diri terhadap Allah SWT secara utuh.
3. Manifestasi Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari
Penerapan tasawuf yang benar akan melahirkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Seorang sufi sejati akan senantiasa memancarkan akhlak mulia dalam setiap perkataan dan perbuatannya.
Hal ini sejalan bersama tujuan ilmu akhlak, yaitu mewujudkan manusia yang berakhlak mulia dalam semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, implementasinya dalam kehidupan bisa Sobat Cahaya Islam cek dalam list di bawah ini.
- Agar punya pondasi akhlak yang kokoh, melalui pelajaran dan memahami nilai-nilai akhlak mulia dalam Islam, seperti kejujuran, keadilan, kesabaran, dan kasih sayang.
- Tasawuf berakar pada kecintaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan rasa cinta ini dalam hati. Hal ini bisa Sobat Cahaya Islam lakukan melalui memperbanyak zikir, tadabbur alam, dan merenungkan keagungan Allah SWT.
- Melakukan riyadhah (melatih kebiasaan baik) dan mujahadah (melawan hawa nafsu). Ini merupakan dua metode penting dalam tasawuf untuk melatih diri dan menundukkan hawa nafsu.
- Seorang yang ingin mengamalkan tasawuf secara benar harus terlebih dahulu menjalankan syariat Islam penuh ketaatan.
- Silaturahmi kepada sesama pecinta tasawuf dan berbagi ilmu bisa mempermudah kita untuk saling menguatkan dan menaikkan keimanan. Hal ini juga bisa memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman dan hikmah orang lain.
- Menjalani tasawuf membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Jangan mudah putus asa jika belum merasakan perubahan yang signifikan.
Ilmu akhlak dan tasawuf bagaikan dua sayap yang mengantarkan manusia menuju kesempurnaan diri dan kedekatan terhadap Allah SWT. Akhlak menjadi fondasi yang menopang perjalanan spiritual tasawuf, dan tasawuf menjadi sarana untuk mencapai kemurnian diri dan akhlak mulia yang hakiki.
Jadi, ketika jelaskan hubungan antara ilmu akhlak dengan tasawuf. Maka, berkat memahami hubungan erat ini, Sobat Cahaya Islam bisa mengamalkan kedua disiplin ilmu ini sebaik-baiknya, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, baik di dunia maupun di akhirat.
Teruslah berusaha dan pantang menyerah, niscaya Allah SWT akan membimbing kita menuju kesempurnaan diri.