Insecure Menurut Islam – Sobat Cahaya Islam, siapa yang tak pernah merasa insecure atau tidak percaya diri? Perasaan cemas, takut dianggap kurang, atau khawatir akan penilaian orang lain seringkali menghinggapi hati kita. Namun, bagaimana Islam memandang perasaan insecure ini? Apakah ini merupakan tanda kurangnya rasa syukur kepada Allah ﷻ?
Memahami Insecure dalam Perspektif Islam
Insecure adalah kondisi di mana seseorang merasa ragu atau takut pada kemampuan atau nilai dirinya. Dalam Islam, rasa takut dan cemas bukan hal yang dilarang selama tidak berlebihan dan tidak sampai mengganggu keyakinan kita kepada Allah.
Allah ﷻ berfirman:
فَلا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا
“Janganlah kamu putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (1)
Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak berputus asa dan selalu yakin bahwa rahmat Allah sangat luas. Namun, rasa insecure yang berlebihan bisa mengindikasikan lemahnya tawakal (berserah diri) kepada Allah dan kurangnya keyakinan pada rencana-Nya.
Apakah Insecure Tanda Kurang Syukur?


Syukur adalah kunci kebahagiaan dalam Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَا يَشْكُرِ النَّاسَ لَا يَشْكُرِ اللَّهَ
“Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, dia tidak bersyukur kepada Allah.” (2)
Syukur kepada Allah berarti menerima segala nikmat, termasuk keadaan diri sendiri, dengan hati yang lapang. Jika kita merasa insecure karena membandingkan diri dengan orang lain dan mengabaikan nikmat Allah, maka ini bisa menjadi tanda kurang syukur.
Misalnya, seseorang yang merasa rendah diri karena tidak memiliki harta atau kecantikan seperti orang lain, padahal Allah telah memberinya kesehatan dan akal yang cerdas, maka ia belum sepenuhnya bersyukur. Rasa insecure yang berlebihan bisa menutup hati dari nikmat-nikmat Allah yang lain.
Cara Mengatasi Insecure dengan Syukur
Sobat Cahaya Islam, cara ampuh mengatasi insecure adalah dengan meningkatkan rasa syukur dan memperkuat iman. Berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan:
- Mengingat Nikmat Allah Secara Rutin
Pertama, membiasakan diri menyebut nikmat yang Allah beri setiap hari, seperti sehat, keluarga, dan rezeki. Ini memperkuat rasa syukur dan mengalihkan fokus dari kekurangan. - Memperbanyak Dzikir dan Doa
Kedua, dzikir mengingat Allah membuat hati tenang. Doa memohon keteguhan hati dan rasa yakin bahwa segala ketetapan Allah adalah yang terbaik. - Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Selain itu, setiap orang punya jalan dan ujian berbeda. Membandingkan hanya menimbulkan kecemasan dan iri hati. Fokuslah pada kelebihan dan potensi diri. - Meningkatkan Tawakal dan Keyakinan pada Allah
Kemudian, percaya bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Baik. Jika kita sudah berusaha, hasil apapun adalah terbaik menurut Allah.
Kesimpulan
Sobat Cahaya Islam, insecure itu manusiawi, tapi jangan sampai menjadi penghalang untuk bersyukur dan bertawakal kepada Allah. Rasa insecure yang berlebihan bisa jadi tanda hati yang kurang bersyukur dan kurang yakin pada ketentuan Allah.
Dengan memperkuat iman, memperbanyak syukur, dan menghindari perbandingan, kita bisa membebaskan diri dari rasa insecure dan menjalani hidup penuh keberkahan dan ketenangan.
Semoga Allah selalu membimbing kita menjadi pribadi yang yakin, sabar, dan penuh rasa syukur. Aamiin.
Referensi:
(1) QS. Az-Zumar: 53
(2) HR. Tirmidzi no. 1954