Harta adalah titipan Allah – Sobat Cahaya Islam, harta adalah anugerah yang diberikan Allah kepada setiap hamba-Nya. Namun, sebagai seorang Muslim, kita harus selalu ingat bahwa harta adalah titipan Allah yang harus dikelola dengan bijak. Allah berfirman,
“Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah Dia berikan kepadamu…” 1
Ayat ini mengingatkan kita bahwa harta bukanlah milik mutlak kita, melainkan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak. Maka, bagaimana kita menyikapi harta sebagai titipan Allah? Berikut ulasannya.
Harta Adalah Titipan Allah
Sobat, pemahaman bahwa harta adalah titipan Allah membawa kita pada tanggung jawab besar dalam penggunaannya. Berikut adalah beberapa cara pandang yang dapat membantu kita dalam menyikapi harta dengan tepat:
1. Menyadari Bahwa Harta Adalah Amanah
Sebagai umat Islam, kita perlu memahami bahwa segala harta yang kita miliki adalah amanah dari Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَاذَا عِلْمِهِ وَعَنْ أَفْنَاهُ، فِيمَا عُمُرِهِ عَنْ :أَرْبَعٍ عَنْ يُسْأَلَ حَتَّى الْقِيَامَةِ يَوْمَ عَبْدٍ قَدَمَا تَزُولُ لَا
أَنْفَقَهُ وَفِيمَا اكْتَسَبَهُ أَيْنَ مِنْ مَالِهِ وَعَنْ بِهِ، عَمِلَ…
“Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya, apa yang ia amalkan; tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan…” 2
Hadis ini menunjukkan bahwa harta yang kita miliki harus diperoleh dengan cara yang halal dan digunakan untuk tujuan yang diridhai Allah. Misalnya, harta yang diperoleh dari hasil kerja keras dan digunakan untuk kebaikan akan mendatangkan keberkahan, sementara harta yang diperoleh dengan cara haram akan membawa bencana, baik di dunia maupun akhirat.
2. Menggunakan Harta untuk Kepentingan yang Bermanfaat
Harta yang Allah titipkan sebaiknya digunakan untuk kepentingan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Allah berfirman,
“Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya…” 3
Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak hanya memanfaatkan harta untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga berbagi dengan mereka yang membutuhkan.


Sebagai contoh, seseorang yang rutin bersedekah dari hartanya tidak hanya membantu meringankan beban orang lain, tetapi juga membersihkan hartanya dari sifat kikir. Dengan berbagi, kita membangun keberkahan dalam hidup. Ayat tentang harta milik Allah ini menjadi pengingat bahwa segala kepemilikan kita pada hakikatnya adalah milik-Nya semata.
3. Mengingat Bahwa Harta Akan Dipertanggungjawabkan
Harta yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَعْمَلُونَ كَيْفَ فَيَنْظُرُ فِيهَا مُسْتَخْلِفُكُمْ اللَّهَ وَإِنَّ خَضِرَةٌ، حُلْوَةٌ الدُّنْيَا إِنَّ …
“Sungguh, dunia itu manis dan hijau. Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di atasnya untuk melihat bagaimana kalian berbuat…” 4
Ini menunjukkan bahwa kita harus berhati-hati dalam mengelola harta agar tidak menyimpang dari jalan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Sebagai contoh, harta yang digunakan untuk tujuan maksiat seperti perjudian atau riba akan membawa dosa besar. Sebaliknya, harta yang digunakan untuk membangun masjid, membantu pendidikan, atau menolong fakir miskin akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.
Dengan menyadari bahwa harta adalah amanah, memanfaatkannya untuk kebaikan, serta mengingat tanggung jawab di akhirat, kita dapat menjaga diri dari kesalahan dalam mengelola harta.
Sobat Cahaya Islam, memahami bahwa harta adalah titipan Allah membuat kita lebih bijak dalam mengelola dan menggunakannya. Semoga Allah memberikan kita kemampuan untuk mengelola harta dengan penuh tanggung jawab dan mendatangkan keberkahan dalam hidup.