Cara Menanamkan Nilai Syukur – Sobat Cahaya Islam, rumah tangga yang penuh dengan rasa syukur akan terasa lebih tenang dan penuh keberkahan. Syukur adalah kunci kebahagiaan yang Allah ﷻ ajarkan kepada hamba-Nya, karena dengan bersyukur, nikmat akan bertambah. Namun, menanamkan nilai syukur tidak hanya sebatas ucapan “alhamdulillah,” tetapi juga sikap yang tertanam dalam keseharian keluarga.
Syukur dengan Hati dan Lisan


Sobat Cahaya Islam, syukur dapat kita mulai dari hati yang selalu menerima ketentuan Allah dengan lapang dada. Hati yang ridha akan melahirkan ucapan yang baik. Allah ﷻ berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (1)
Dalam keluarga, biasakanlah setiap anggota mengucapkan “alhamdulillah” saat menerima nikmat, sekecil apa pun itu. Mulai dari makanan sederhana, rezeki yang Allah titipkan, hingga kesehatan yang Dia berikan. Keteladanan orang tua sangat berperan dalam menanamkan kebiasaan ini kepada anak-anak.
Cara Menanamkan Nilai Syukur melalui Perbuatan
Sobat Cahaya Islam, rasa syukur tidak cukup dengan lisan, tetapi juga harus kita wujudkan dalam tindakan. Bersyukur berarti menggunakan nikmat sesuai dengan jalan yang Allah ridhai. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
“Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang makan sesuatu lalu ia memuji-Nya karenanya, atau minum sesuatu lalu ia memuji-Nya karenanya.” (2)
Dalam rumah tangga, wujud syukur bisa berupa menjaga harta dengan tidak boros, menghargai pasangan dengan ucapan terima kasih, serta memanfaatkan waktu bersama keluarga untuk hal yang bermanfaat. Dengan begitu, syukur bukan hanya terasa dalam hati, tetapi juga nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Mengajarkan Syukur di Tengah Ujian
Sobat Cahaya Islam, ujian hidup seringkali membuat kita lupa untuk bersyukur. Padahal, syukur bukan hanya untuk nikmat, tetapi juga dalam musibah. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesulitan, ia bersabar, maka itu baik baginya.” (3)
Mengajarkan anak dan pasangan untuk tetap bersyukur meski dalam keadaan sulit akan menumbuhkan mental yang kuat. Dengan begitu, rumah tangga tidak mudah goyah karena masalah, tetapi justru semakin solid menghadapi ujian bersama.
Sobat Cahaya Islam, syukur dalam rumah tangga adalah cahaya yang menerangi kehidupan. Ia bisa ditanamkan melalui hati, ucapan, dan perbuatan sehari-hari. Dengan membiasakan syukur dalam nikmat maupun ujian, rumah tangga akan dipenuhi keberkahan dan kebahagiaan. Mari kita jadikan syukur sebagai budaya keluarga, agar kehidupan kita selalu dalam ridha Allah ﷻ.
Referensi:
(1) QS. Ibrahim: 7
(2) HR. Muslim no. 2734
(3) HR. Muslim no. 2999






























