Dampak Ilmu tanpa iman biasanya akan menjerumuskan seseorang pada kesombongan dan kesesatan. Sebaliknya, iman tanpa ilmu juga dapat membawa pada fanatisme buta dan ketidaktahuan.
Oleh karena itu, ilmu dan iman harus bisa berjalan bersamaan. Hal ini agar manusia dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dampak Ilmu Tanpa Iman
Ibnu Taimiyah mengatakanyu dan ajaran-Nya. Tanpa iman yang kuat, ilmu bisa saja disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang jauh dari kebenaran. Bahkan, dampak Ilmu tanpa iman dapat menjauhkan seseorang dari tujuan hidup yang sejati.
1. Memperoleh Kekuasaan, Status, atau Keuntungan Pribadi
Dalam pandangannya, banyak sekali orang yang memandang ilmu semata-mata sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan, status, atau keuntungan pribadi.
Pada akhirnya, bisa mengarah kesesatan. Sebaliknya, iman tanpa ilmu, menurut al-Attas, dapat menghasilkan pemahaman yang terbatas.
Bahkan, bisa saja terjebak dalam dogma atau tradisi tidak berdasar pada pemahaman yang benar. Iman buta atau tidak disertai dengan pemahaman yang mendalam akan mengarah pada fanatisme dan ketidaktahuan.
Bahkan, sering kali menyebabkan konflik atau kekerasan. Meniti jalan kehidupan dengan ilmu dan iman merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati.
…..Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” 1
2. Dapat Memahami Dunia
Ilmu membimbing akal untuk dapat memahami dunia. Sedangkan, iman akan menuntun hati agar tetap berada di jalan yang benar.
Melalui harmonisasi keduanya, Sobat Cahaya Islam dapat menjalani hidup dengan penuh hikmah, keberkahan, dan manfaat bagi sesama.


Iman dan ilmu merupakan hal yang tidak boleh terpisahkan dalam Islam. Terdapat suatu interkoneksi antara iman dan ilmu yang sifatnya menguatkan. Iman termasuk jalan untuk melihat kebenaran Allah SWT.
3. Membentuk Suatu Makna dari Akal dan Ilmu
Sedangkan, ilmu sebaliknya menguatkan iman tersebut. Jadi, perdebatan tentang apakah ilmu dan akal tersebut membutuhkan iman, dalam hal ini nalar dan ilmu itu bukan yang menjadi dasar atas iman.
Namun, iman-lah yang menjadi dasar bagi ilmu dan akal. Akal dan ilmu tersebut bekerja di dalam lingkaran iman, hal tersebut telah dijelaskan berkali-kali dalam Al-Qur’an.
Iman-lah yang akan membentuk suatu makna dari akal dan ilmu yang Sobat Cahaya Islam miliki. Sebaliknya, tanpa ilmu tidak dapat mempelajari Al-Qur’an.
Bahkan, hanya dengan akal dan ilmu yang baik, baru dapat memahami apa yang Al-Qur’an sampaikan. Upaya untuk dapat memahami Al-Qur’an-lah justru apa peran filsafat yang seharusnya dalam Islam.
Dari sini, bisa terlihat koneksi antara ilmu dengan iman yang tidak dapat terpisahkan. Sebab, dampak Ilmu tanpa iman telah menjadi bagian dari hukum ilahi yang telah diberikan oleh Allah SWT, zat yang Mahakuasa dan maha mengetahui.
- (QS. Al Mujadalah, ayat 11) ↩︎