Ucapan yang Menenangkan – Sobat Cahaya Islam, lisan merupakan anugerah Allah yang sangat besar. Melalui lisan, seseorang dapat menyampaikan ilmu, mempererat persaudaraan, dan menguatkan hati orang-orang yang sedang terluka. Namun, tidak sedikit pula yang menyalahgunakan lisan untuk menyakiti, memfitnah, bahkan meruntuhkan kehormatan orang lain. Maka dari itu, salah satu bentuk kemuliaan seorang Muslim adalah ketika lisannya ia gunakan untuk menenangkan hati sesama.
Kekuatan Ucapan yang Menenangkan


Ucapan yang baik bukan sekadar rangkaian kata. Ia mampu menjadi penawar bagi hati yang gelisah, penerang bagi jiwa yang gelap, dan penyemangat bagi mereka yang nyaris putus asa. Seringkali seseorang tidak membutuhkan bantuan materi, tetapi ia sangat memerlukan dukungan berupa kalimat positif dan doa yang tulus.
Allah ﷻ berfirman:
وَهُدُوا إِلَى الطَّيِّبِ مِنَ الْقَوْلِ وَهُدُوا إِلَى صِرَاطِ الْحَمِيدِ
“Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjukkan (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji.” (1)
Ayat ini menjelaskan bahwa ucapan yang baik adalah salah satu ciri orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah. Maka, orang beriman harus menjadikan lisannya sebagai sumber ketenangan, bukan penyebab kegelisahan.
Teladan dari Para Nabi dan Ulama
Sobat Cahaya Islam, kita dapati dalam kisah Nabi Musa عليه السلام di mana Allah memerintahkan beliau untuk berbicara kepada Fir’aun dengan ucapan yang lembut. Padahal kita tahu Fir’aun adalah manusia paling zalim saat itu.
فَقُولاَ لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (2)
Bayangkan, kepada Fir’aun yang menyombongkan diri sebagai Tuhan pun Nabi Musa diminta untuk berbicara lembut. Maka bagaimana mungkin kita merasa berhak berkata kasar kepada sesama manusia, terlebih kepada saudara Muslim sendiri?
Para ulama pun mencontohkan adab berbicara dengan penuh kehati-hatian. Imam Malik rahimahullah misalnya, dikenal sangat selektif dalam menjawab pertanyaan. Beliau tidak mudah berfatwa tanpa dasar kuat, karena khawatir ucapan yang tidak tepat justru akan menyesatkan orang lain.
Latihan Menjadi Sumber Ketentraman
Maka, untuk melatih diri menjadi pribadi dengan ucapan yang menenangkan, kita perlu beberapa hal:
- Niatkan bicara karena Allah – agar lisan kita selalu berada dalam kebaikan.
- Tunda bicara jika sedang emosi – diam saat marah adalah bentuk kendali diri.
- Pilih kata yang sopan dan santun – jangan sampai kebenaran disampaikan dengan cara menyakitkan.
- Gunakan kata yang memotivasi dan menyejukkan – jadikan diri kita pelipur lara, bukan penambah luka.
Sobat Cahaya Islam, mari kita jaga lisan ini agar menjadi sumber kedamaian bagi orang lain. Jadikan setiap ucapan kita sebagai jalan untuk menyebarkan kebaikan, mendekatkan hati sesama, dan mendapatkan ridha Allah. Jangan sepelekan ucapan yang baik, karena ia bisa menjadi penentu keselamatan di dunia dan akhirat.
Referensi:
(1) QS. Al-Hajj: 24
(2) QS. Thaha: 44