Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek Boleh atau Tidak?

0
58
selamat tahun baru Imlek

Selamat tahun baru Imlek – Masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek jatuh pada 29 Januari 2025. Apakah umat Muslim boleh mengucapkan selamat tahun baru Imlek sebagai toleransi antar umat beragama? Sebab dalam Islam, terdapat prinsip yang mengatur hubungan antara umat Muslim dengan perayaan-perayaan yang bukan berasal dari syariat agama. 

Mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek Menurut Islam

Tahun Baru China atau Imlek termasuk perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Sebab, Imlek menandai dimulainya tahun baru dalam kalender Lunisolar. Selain itu, Imlek merupakan hari penting bagi umat Konghucu. Pada Tahun Baru China ini, umat Konghucu melakukan rangkaian aktivitas persembahyangan. 

Terdapat perbedaan pandangan para ulama mengenai perayaan Tahun Baru China yang harus Sobat pahami:

1.     Melarang Umat Islam Ikut Serta

Tidak semua Sobat Cahaya Islam tahu hukum mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek. Ulama memandang memberi ucapan selamat untuk perayaan merupakan bagian dari syiar agama atau keyakinan lainnya. Mengucapkan Imlek juga tidak sejalan dengan akidah Islam dan termasuk anggapan sebagai penguatan keyakinan. 

selamat tahun baru Imlek

Mengucapkan selamat pada perayaan agama lain termasuk simbol kekufuran, oleh karena itu hukumnya haram. Meskipun Islam mengajarkan toleransi, namun lebih menekankan pada menghormati hak orang lain yang merayakan hari raya kepercayaan mereka. Sobat tidak perlu ikut serta menunjukkan kesetiaan pada perayaan tersebut. 

Berikut ini hadits yang melarang memberi selamat tahun baru China walaupun tidak terkait dengan akidah Islam:

Di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam baru hijrah ke Madinah, warga Madinah memiliki dua hari raya yang biasanya di hari itu mereka bersenang-senang. Rasulullah bertanya: ‘Perayaan apakah yang dirayakan dalam dua hari ini?’. Warga madinah menjawab: ‘Pada dua hari raya ini, dahulu di masa Jahiliyyah kami biasa merayakannya dengan bersenang-senang’. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Sungguh Allah telah mengganti hari raya kalian dengan yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan ‘Idul Fithri’ ” (HR. Abu Daud, 1134, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

Hadis yang bisa menjadi dalil larangan mengucapkan selamat tahun baru Imlek ini memberi contoh hari raya pada zaman jahiliyah. Hari raya Nairuz dan Mahrajan merupakan hari bersenang-senang saja, tidak ada hubungannya dengan akidah, akan tetapi Rasulullah melarangnya.

Merayakan hari saya selain hari raya kaum Muslim termasuk menyerupai non muslim. 

2.     Boleh Mengucapkan Tahun Baru Imlek

Sebagian ulama membolehkan umat Islam ikut serta perayaan agama lain dalam bentuk sosial budaya, tanpa melibatkan ritual keagamaan tertentu. Tujuan dari ikut serta merayakan Imlek yaitu bertujuan untuk menjaga hubungan baik antar tetangga. 

Sikap Muslim Terhadap Perayaan Imlek

Bagi Sobat Cahaya Islam yang hidup berdampingan dengan masyarakat Tionghoa perlu memperhatikan anjuran bersikap. Mengingat mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek muncul dua perbedaan pendapat antar ulama, maka sebaiknya Sobat tetap menjaga akidah. 

Tidak ikut serta dalam ritual atau peribadatan yang bertentangan dengan Islam harus dipegang teguh sesuai dengan hadis berikut:

Setiap kaum memiliki ‘Id sendiri dan ‘Idul Fithri ini adalah ‘Id kita (kaum muslimin)” (HR. Bukhari no. 952, 3931, Muslim no. 892).

Sebab, jika perayaan hari raya Imlek tidak terkait, maka pernyataan tersebut kurang tepat. Setiap hari raya dimiliki kaum berkaitan dengan perkara aqidah. Selain itu, perayaan hari besar agama merupakan representasi dari kaum tersebut. Sobat boleh bersikap baik dalam rangka menghormati orang lain tanpa mengorbankan prinsip Islam. 

Sobat Cahaya Islam yang ingin menghormati perayaan hari raya agama lain bisa bersikap wajar dan tidak berlebihan. Jangan sampai terlibat dalam aspek keagamaan karena menyalahi akidah agama Islam. 

Perayaan terkait dengan akidah atau keyakinan, sebaiknya Sobat Cahaya Islam hendaknya loyal kepada orang yang beriman kepada Allah dan Rasul dengan iman yang benar. Para ulama yang melarang mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek berpegang teguh pada akidah agama Islam. Pada dasarnya setiap umat beragama memiliki perayaan sendiri-sendiri. 

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY