Program LKK PBNU sejak 2022 hingga 2024 telah berhasil dikembangkan di setiap wilayah Indonesia. Tujuannya untuk lebih fokus menjadi fondasi kemaslahatan keluarga sebagai salah satu program unggulannya.
Hal ini diperkuat dalam Seminar Nasional LKK PBNU. Temanya berupa Penguatan Calon Pengantin dalam Perspektif Keluarga Maslahah: Pencegahan dan Penanganan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dihadiri oleh perwakilan LKK PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (19/9/2024).
Program LKK PBNU Berhasil Jadi Fondasi
Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) Muhammad Adib Machrus juga menyampaikan bahwa LKK PBNU berhasil menurunkan kasus perkawinan dini. Terutama, pada anak yang berkoordinasi secara aktif, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri.
1. Peningkatan Pendidikan dan Kesehatan


Adib menambahkan bahwa LKK PBNU telah meningkatkan pendidikan serta kesehatan melalui program yang telah disusun. Misalnya saja seperti program kesehatan reproduksi bertujuan untuk bisa mengedukasi mengenai kesehatan seksual dan mental bagi Sobat Cahaya Islami.
Hal ini terutama pada anak usia dini. Namun, yang paling ditekankan oleh LKK PBNU mengenai pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Di mana pencegahan KDRT harus bisa dilakukan melalui keluarga yang maslahat dan calon pengantin bebas dari kekerasan. Hal ini tentu tetap sesuai dengan Islam rahmatan lil alamin.
Sementara itu, Program LKK PBNU juga harus peka dan terbuka mengenai isu-isu nasional. Terutama, hal yang mendesak seperti musibah bencana alam.
2. Mengapresiasi Pertumbuhan LKK


Adib juga akan mengapresiasi pertumbuhan LKK yang signifikan dalam waktu dua tahun terakhir. Di mana saat ini telah mencapai 354 cabang aktif yang tersebar di 25 provinsi Indonesia.
Adib menegaskan bahwa Sobat Cahaya Islami wajib untuk melakukan penguatan dan meningkatkan kapasitas LKK melalui pelatihan seperti yang telah dilakukan oleh LKK-PWNU Jawa Timur.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan keberhasilan program LKK-PBNU selama dua tahun kepengurusan ini masih memiliki beberapa kelemahan. Misalnya saja seperti masih ada pengurus yang minim pengetahuan mengenai keluarga maslahat.
Jadi PBNU juga perlu mengadakan seminar yang dilaksanakan secara online dan offline dengan harapan dapat memperkuat pengetahuan pengurus.
3. Pondasi yang Kuat
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hj Alissa Wahid juga mengenang perjuangannya di Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PBNU yang berkembang dengan pondasi kuat sampai sekarang.
Hal tersebut disampaikan Alissa dalam acara Seminar Nasional yang diselenggarakan LKK PBNU di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, pada Kamis (19/9/2024).
Alissa mengaku bahwa pernah melakukan riset bersama timnya terkait keluarga maslahat. Riset tersebut tentu didasarkan karena kegelisahan Alissa mengenai LKKNU yang tidak memiliki fondasi dan konsep keluarga maslahat.
Riset tersebut dimulai sejak tahun 2013 sampai dengan 2018. Tujuannya tentu untuk menyelesaikan konsep kemaslahatan keluarga NU. Setelah didalami bertahun-tahun, pada akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa bagi LKKNU.
4. Menyempurnakan Konsep LKK
Setelah riset tersebut diselesaikan, pada 2018 langsung dilaksanakan halaqah bersama tokoh NU. Tentu, bertujuan untuk menyempurnakan konsep yang telah Alissa bersama LKK PWNU DIY lakukan.
Dirinya juga ingin agar Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) yang telah dilakukan terus berjalan dengan baik. Hal tersebut karena siap dijadikan contoh sebagai keluarga maslahat.
GKMNU saat ini juga telah berhasil membina 5 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, serta Banten.
Jumlah binaan ini tentunya akan terus bertambah dan dilakukan pembinaan secara mendalam di 5 provinsi lainnya. Diantaranya seperti Lampung, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan yang menjadi bagian dari Program LKK PBNU.



























