Kehidupan Islami – Dalam suatu perkara, terkadang kita sebagai manusia biasa terburu-buru dalam mengambil kesimpulan. Tidak jarang kita langsung menuduh sesuatu akan suatu hal yang kebenarannya masih belum terbukti. Semisal, kita ada janji akan bertemu teman di suatu tempat tapi karena teman tersebut datang terlambat dan tidak sempat mengabari kita, kita dengan cepat berfikir bahwa dia sengaja datang terlambat agar tidak menunggu, padahal kenyataannya dia datang terlambat karena terjadi kecelakaan yang membuatnya terjebak macet. Sungguh rugilah kita dengan segala prasangkaan buruk kita karena membuat kita selalu marah dalam hati dan juga dapat merusak ukhuwah islamiyah jika kita memelihara sifat tersebut. Karena jika terus dibiarkan maka prasangka buruk merupakan penyakit hati.
Prasangka Buruk Merupakan Penyakit Hati
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; Aku membaca kitab [Malik] dari [Abu Az Ziyad] dari [Al A’raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah mencari-cari isu; janganlah mencari-cari kesalahan; janganlah saling bersaing; janganlah saling mendengki; janganlah saling memarahi; dan janganlah saling membelakangi (memusuhi)! Tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” [1]
Disamping itu secara sosial prasangka buruk akan menyebabkan ketidak-nyamanan dalam pergaulan, merenggangkan hubungan persahabatan, hilangnya rasa saling percaya, dan tumbuhnya rasa saling curiga. Padahal hilangnya rasa saling percaya dan berganti dengan saling curiga dapat berakibat hancurnya rasa kebersamaan. Dan juga prasangka buruk dapat berdampak pada diri sendiri, tumbuhnya sikap negatif, rasa curiga, dan ketidak-nyamanan dalam diri sendiri
Orang yang berprasangka buruk dan curiga terhadap orang lain setiap saat akan merasa tidak aman, merasa terancam oleh sesuatu yang sebenarnya hanya ada dalam angan-angan. Orang yang pada dasarnya adalah orang yang baik, tapi jika kita selalu punya prasangka buruk terhadapnya, maka timbullah benci, iri, dengki, dan penyakit hati lainnya yang sungguh itu menyiksa diri kita sendiri. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [2]
Sahabat cahaya Islam, prasangka buruk terkadang tidak hanya ditujukan kepada manusia saja bahkan seorang manusia selalu berprasangka buruk kepada Allah karena takdir hidupnya. Naudzubillah. Berprasangka buruk kepada Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam, karena prasangka buruk kepada Allah adalah salah satu ciri orang musyrik dan munafik. Jalan hidup yang rumit dan banyaknya masalah yang menimpa hidup seorang manusia, sehingga dia menjadi kecewa terhadap Allah dan berprasangka buruk dengan pertanyaan-pertanyaan, “kenapa harus saya?, kenapa hidup saya?, kenapa selalu saya?”. Dia merasa Allah tidak adail padanya, pilih kasih terhadapa dirinya, bohong akan janji Allah yang akan menolong orang mukmin. Pikiran itu selalu muncul di kepalanya karena dia berprasangka buruk kepada Allah. Naudzubillah.
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ ۖ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Allah berfirman yang artinya, “Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Alloh. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Alloh memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali”. [3]
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ
Allah berfirman yang artinya, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah (hanya sia-sia saja). Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. [4]
Sahabat cahaya Islam, sungguh sangat tercela perbuatan prasangka buruk terutama prasangka buruk kepada Allah. Setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita pasti ada hikmahnya, tidak ada hal yang sia-sia, kita harus pandai melihat setiap hikmah dibalik setiap kejadian. Jangan biarkan syaithan menghasud kita untuk berbuat demikian, jangan biarkan pikiran negative merusak hari-hari kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu berprsangka baik terhadap apapun, tidak tergesa-gesa menarik kesimpulan atas apa yang terjadi, tenang dalam menyikapi setiap masalah, dan semoga hati kita selalu lapang atas setiap takdir Allah Azza wa Jalla. Aamiin.
Catatan Kaki :
[1] H.R. Muslim 4646 (shahih)
[2] Q.S. Al-Hujuraat (49) ayat 12
[3] Q.S. Al-Fath (48) ayat 6
[4] Q.S. Shaad’ (38) ayat 27