Penyebab Amal Sia-sia – Agar pantas masuk surga, kita sebagai umat muslim harus memperbanyak amal kebaikan. Selain ibadah wajib, ada banyak ibadah sunnah yang dapat kita lakukan seperti sedekah, menolong sesama, dan lain sebagainya. Namun, amal kebaikan bisa menjadi sia-sia karena beberapa hal di bawah ini.
Amal Ibadah Tidak Bernilai Tanpa Tauhid


Kita semua tahu bahwa salah satu syarat sah-nya shalat adalah dengan berwudhu. Artinya, shalat tidak sah jika seseorang tidak berwudhu terlebih dahulu. Seperti halnya shalat tanpa wudhu, amal ibadah juga tidak akan sah dan sia-sia tanpa tauhid.
Jadi, jika seseorang masih men-Tuhan-kan selain Allah, ibadahnya akan sia-sia. Pasalnya, Allah-lah yang mengganjar setiap amal manusia. Dan Allah akan menjadikan amal seseorang seperti debu yang hilang dibawa angin jika orang tersebut tidak menerapkan tauhid dalam hatinya. Sebagaimana firman-Nya:
وَقَدِمْنَآ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا
“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (1)
Penyebab Amal Jadi Sia-sia: Syirik Akbar Menghapus Semua Amal
Jika seseorang keluar dari agama Islam (murtad), jelas seluruh amal yang pernah ia lakukan menjadi hilang total. Akan tetapi, seseorang yang masih berstatus muslim pun juga bisa kehilangan seluruh amalnya jika ia melakukan syirik akbar.
Jika seseorang telah melakukan syirik akbar, meskipun ia tidak pernah meninggalkan shalat sekalipun, hal itu tidak ada nilainya di sisi Allah, sebagaimana ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
وَلَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan.” (2)
Di antara contoh syirik akbar adalah seperti melakukan tumbal kepala kerbau untuk dilarung ke laut selatan agar penguasa laut tidak mengamuk, melakukan pesugihan dengan bantuan jin, memberi sesajen kepada penunggu pohon tua, dan semacamnya.
Syirik Asghar Menghapus Amal Ibadah
Syirik Asghar memang tidak membuat pelakunya menjadi kafir layaknya syirik akbar. Akan tetapi, dosanya tetap besar, dan bahkan dapat menghapuskan amal-amal ibadah. Riya’ adalah salah satu contoh dari perbuatan syirik Asghar. Riya’ sendiri adalah pamer amal ibadah agar mendapat pujian orang lain.
Faktanya, banyak sekali orang yang melaksanakan shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan melakukan amal-amal ibadah lain hanya karena ingin orang lain memujinya atau menganggapnya sebagai ahli ibadah.
Jika seseorang melakukan ibadah murni karena riya’, amal itu menjadi batal. Tapi jika seseorang melakukan amal, lalu tiba-tiba muncul rasa ingin pamer (riya’), dan ia berusaha menghilangkannya namun tidak bisa, maka amalnya tidak batal. Lain halnya jika ia malah menikmati riya’ atau pamernya, maka hal itu juga tetap membatalkan amal ibadahnya.
Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai umat muslim harus mendasari amal dengan tauhid, dan jangan sampai mencampurinya dengan kesyirikan, baik syirik akbar maupun syirik Asghar. Dengan hanya mengharap Ridha Allah, amal ibadah kita akan diterima di sisi Allah. Aamiin.
Referensi:
(1) Q.S. Al-Furqan 23
(2) Q.S. Al-An’am 88