Muhammadiyah menerima silaturahmi Syawalan – Ketua Pimpinan Pusat, Áisyiyah Siti Noordjannah Djohantini dan Haedar Nashir selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima silaturahmi Syawalan Pimpinan Ranting Muhammadiyah-‘Aisyiyah Patran, Tegal, dan Klisat pada Ahad (13/4). Hadir pula dalam silaturahmi tersebut perwakilan dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah-‘Aisyiyah Tamantirto.
Sementara itu, PRM Patran mempunyai nilai historis tersendiri bagi Noordjannah. Hal ini karena merupakan kampung kelahiran Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tersebut. Selain itu, di daerah tersebut juga sudah mempunyai Klinik ‘Aisyiyah.
Muhammadiyah Menerima Silaturahmi Syawalan
Klinik Muhammadiyah sendiri merupakan Klinik pertama berdirinya Amal Usaha Muhammadiyah dalam bidang kesehatan yang dikelola oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moyudan. Noordjannah menjelaskan sebagai orang yang lahir dan besar di Ranting Patran, sangat senang dengan kehadiran ketiga PRM dan PRA ini.
Acara Muhammadiyah menerima silaturahmi Syawalan juga bertujuan untuk menyambung silaturahmi dan mencharger energi. Hal ini agar lebih bersemangat dan bergairah dalam menjalankan setiap aktivitas Muhammadiyah-‘Aisyiyah di ketiga PRM-PRA tersebut. Berikut ini beberapa hal yang perlu Sobat Cahaya Islam ketahui tentang silaturahmi Muhammadiyah, antara lain:
1. Berlatar Belakang Beragam
Noordjannah juga mengatakan bahwa pengurus di ketiga PRM-PRA tersebut telah berlatar belakang beragam, mulai petani, buruh, serta ASN (Aparatur Sipil Negara).
Sementara itu, Haedar Nashir dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa silaturahmi menghubungkan persaudaraan. Mulai dari senasab maupun di luar nasab yang merupakan panggilan kerahmatan untuk menyebar nilai-nilai luhur dalam diri.
Bahkan, didasari oleh keikhlasan, rasa satu perjuangan, serta ikatan jamiyah organisasi. Jadi, jika landasannya itu, maka aktif di organisasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
Meskipun sebenarnya ada perbedaan, namun bisa meletakkan organisasi sebagai tempat berjamiyah. Hal ini merupakan tempat untuk memajukan umat, sehingga perbedaan yang terjadi itu menjadi kecil artinya.


2. Memiliki Kewajiban untuk Beribadah kepada Allah SWT
Haedar saat ini juga telah menyampaikan bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT, dan menjalankan fungsi kekhalifahan.
Apabila fungsi ibadah dan kekhalifahan ini dilakukan bersama-sama, maka akan jauh lebih mudah dan tinggi pahalanya. Selain itu, juga membawa dampak yang lebih luas bagi umat.
3. Memajukan Kehidupan Umat, Bangsa, dan Negara
Haedar menambahkan bahwa kehadiran Muhammadiyah-‘Aisyiyah sejak KH Ahmad Dahlan sampai saat ini bertujuan untuk dapat memajukan kehidupan umat, bangsa, serta negara.
Jadi, ketika aktif di Muhammadiyah-‘Aisyiyah jangan pernah merasa lelah, berat dan susah. Bermuhammadiyah dan berÁisyiyah harus terus dilandasi dengan rasa gembira, bersemangat, serta ikhlas beribadah.
Terakhir, Haedar juga berpesan agar Ranting Muhammadiyah-‘Aisyiyah khususnya yang berada di DIY bisa terus meningkatkan meningkatkan peran, dan kualitas.
PRM dan PRA yang ada di DIY harus dapat meningkatkan kebersamaan sebagai sistem. Hal ini agar DIY dapat menjadi percontohan bagi PRM-PRA lainnya.
Sebab, sejarah lahirnya Muhammadiyah di DIY, sehingga sudah sepatutnya PRM-PRA di DIY hadir menjadi Ranting-Ranting yang Istimewa. Jadi, harapannya acara Muhammadiyah menerima silaturahmi Syawalan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat di sekitar.