Ikhlas menjadi syarat diterimanya – Jika ditilik secara bahasa, Ikhlas memiliki pengertian murni, bersih dan terbebas dari apa yang mencampurinya. Selain itu, ikhlas menjadi syarat diterimanya ibadah hanya untuk Allah SWT. Oleh karena itu, secara garis besar, ikhlas memiliki pengertian pengharapan terhadap ridha Allah tanpa mengharapkan hal lainnya.
Dalil Ikhlas Menjadi Syarat Diterimanya Ibadah
Tanpa keikhlasan, amal ibadah seorang muslim tidak bernilai di mata Allah SWT. Seorang yang melakukan perbuatan terlebih lagi beribadah tanpa didasari rasa ikhlas, maka tidak akan mendapatkan pahala dari ibadahnya. Sebaliknya, Sobat Cahaya Islam yang melakukannya pun akan mendapatkan kerugian.
Ikhlas menjadi kata yang mudah diucapkan, namun belum tentu bisa diamalkan. Sebagai muslim, Sobat Cahaya Islam harus memahami bahwa ikhlas juga dapat dimaknai merupakan amalan yang dilakukan tanpa sia-sia.
Setelah memahami ikhlas artinya, maka simak dalil yang mendasari rasa bersih dan murni berikut ini:
1. Surah Al Araf Ayat 29
Pada surah Al Araf ayat 29 dijelaskan bahwa menyembah Allah harus disertai rasa ikhlas hanya mendapatkan ridhaNya. Simak potongan ayatnya berikut ini:
لْ اَمَرَ رَبِّيْ بِالْقِسْطِۗ وَاَقِيْمُوْا وُجُوْهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّادْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۗ كَمَا بَدَاَكُمْ تَعُوْدُوْنَۗ
2. HR Nasa’i nomor 3178
4 syarat diterimanya amal ibadah seorang muslim, salah satunya adalah ikhlas. Apapun keadaan Sobat Cahaya Islam, jika melaksanakan ibadah dilandasi rasa ikhlas maka akan mendapatkan pahala. Allah akan menolong umat yang tergolong miskin, namun mampu menjalankan sholat dan amal dengan rasa ikhlas.
Ikhlas menjadi syarat diterimanya sebuah amalan, namun harus sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Tanpa rasa ikhlas, maka amalan yang dilakukan akan sia-sia belaka. Hal tersebut termaktub dalam HR Nasa’i nomor 3178 yang berbunyi:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلَاتِهِمْ وَإِخْلَاصِهِمْ
Pengertian Ikhlas dari Para Ulama
Sudah banyak yang memahami bahwa Ikhlas membuat amalan kecil jadi besar. Selain itu, simak juga pengertian ikhlas menurut para ulama berikut ini:
1. Abul Qosim Al Qusyairi
Menurut Abul Qosim AL Qusyairi, Ikhlas merupakan niata yang hanya ditujukan untuk Allah saat melakukan amalan ketaatan. Amalan tersebut dilakukan dalam rangkaian ibadah yang tujuannya mendekatkan diri kepada Allah. Seorang muslim yang ikhlas beribadah tidak ingin mendapatkan pujian dari makhluk lainnya, namun hanya untuk Allah.
Ikhlas menjadi syarat diterimanya ibadah sekaligus akan membersihkan amalan serta komentar manusia. Ketika melaksanakan amalan, hendaklah tidak berkeinginan mendapatkan sanjungan dari manusia lainnya. Cukupkan hanya Allah yang akan memuji amalan Sobat Cahaya Islam untuk mendapatkan ridhonya.
2. Hudzaifah Al Mar’asyi
Ikhlas menurut Hudzaifah Al Mar’asyi merupakan kesamaan perbuatan seorang hamba baik secara lahir maupun batin. Sifat ini berkebalikan dengan riya’ yaitu amalan yang tampak lebih baik dari amalan batin.
3. Dzun Nuun
Sedangkan Dzun Nuun menyebutkan bahwa ikhlas memiliki tanda berikut ini:
- Merasa sama saat menerima pujian dan celaan dari orang lain.
- Melupakan amalan yang dulu pernah dilakukan.
- Mengharap balasan atas amal ibadah di akhirat kelak bukan di dunia fana.
Dalil tentang ikhlas menjadi syarat diterimanya amal ibadah menjadi pengingat bahwa keridhaan Allah adalah yang utama. Jika menjalankan ibadah tanpa dasar rasa ikhlas, maka akan sia-sia belaka. Orang miskin yang beribadah dan beramal hanya mengharap ridho Allah, maka mendapatkan kebaikan berkali lipat dan pahala dari Allah SWT.