Hoarding Disorder – Sobat cahayaislam pernah nggak lihat video orang ngekos di satronin pemilik kos dan ternyata di dalam kamar kosnya ada menumpuk sampah dan barang barang si penyewa kos ini campur aduk jadi satu. Beberapa bahkan nemu botol berisi air pipis. Jijay bat gak sih? Nah ini termasuk salah satu mental disorder (gangguan mental) kalo dalam ilmu psikologi sebutannya gangguan penimbunan.
Nah, dalam kategori artikel cahayaislam banyak nih kita bahas soal Psikologi juga. Dan banyak jenis gangguan mental yang bisa mengganggu keseimbangan dan kehidupan kita sebagai muslim. Dalam kajian Islam dan kaitannya soal Hoarding Disorder ini, kita bakal bahas keseimbangan dalam memiliki dan menggunakan harta benda. Karena ajaran islam telah menjelaskannya secara mendalam. Islam mengajarkan tentang pentingnya pemanfaatan harta secara bijak. Menolak sikap berlebihan dalam hal apapun, termasuk dalam hal menimbun harta atau barang-barang yang tidak perlu.
Mengenal Lebih Dekat Tentang Hoarding Disorder: Apa itu dan Kenapa itu Terjadi?
Secara psikologis, hoarding disorder adalah kondisi di mana seseorang merasa sulit untuk membuang barang-barang, meskipun barang tersebut tidak memiliki nilai fungsional. For Sure ini bakalan ganggu kualitas hidup orang itu sendiri ya. Dan bahkan parahnya ngefek ke orang di sekitar dia. Kalo kita ngomongin penyebabnya, maka bisa bervariasi ya sobat cahayaislam. Bisa mulai dari kecemasan, trauma emosional, hingga rasa ketidakpastian terhadap masa depan. Bagi penderita hoarding disorder, ada keyakinan bahwa suatu saat mereka akan membutuhkan barang-barang tersebut, sehingga mereka enggan untuk membuangnya. Meskipun tampaknya sederhana, perilaku ini dapat membawa dampak serius, baik pada kesehatan fisik, mental, hingga hubungan sosial.
Penelitian dalam pendekatan psikologi menunjukkan bahwa hoarding disorder sering kali berkaitan dengan perasaan tidak aman dan takut kehilangan. Banyak orang yang mengalami gangguan ini merasa bahwa menimbun barang-barang memberi mereka rasa kontrol atau perlindungan dari ketidakpastian. Namun, pada kenyataannya, penimbunan yang berlebihan justru menambah stres dan kecemasan dalam jangka panjang.
Hoarding Disorder: Perspektif Islam tentang Keseimbangan dalam Kepemilikan Harta Benda
Kalo dalam ajaran Islam, memiliki harta atau barang-barang duniawi bukanlah sesuatu yang dilarang. Even sangat dianjurin ya untuk dimanfaatkan demi kebaikan. Kita bisa teladani beberapa sahabat Rasulullah yang merupakan saudagar kaya kayak Utsman bin Affan atau Abdurrahman bin Auf. Namun, Islam sangat menekankan pentingnya keseimbangan (tawazun) dalam hal memiliki dan menggunakan harta. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا
“Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (terlalu kikir), dan jangan pula terlalu mengulurkannya (terlalu boros) sehingga kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Isra’: 29).
Ayat ini ngajarin kita untuk tidak terlalu kikir atau pelit, tetapi juga menghindari perilaku boros dan menimbun harta secara berlebihan. Islam mengajarkan bahwa setiap harta yang kita miliki memiliki hak, baik itu hak orang lain yang membutuhkan maupun hak untuk dimanfaatkan secara tepat. Seseorang yang menimbun harta atau barang tanpa memanfaatkannya adalah seperti menolak hak yang seharusnya bisa kita beri kepada orang lain yang lebih membutuhkan.
Hoarding Disorder Nggak Sejalan Karena Islam Ngajarin Kita Menghindari Sifat Israf (Berlebihan)
Sifat menimbun harta yang tidak digunakan dan enggan memberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan bertentangan dengan ajaran Islam yang mengedepankan sifat memberi dan berbagi. Dalam banyak hadits, Rasulullah SAW memperingatkan tentang bahaya cinta dunia yang berlebihan, termasuk dalam hal menumpuk harta. Beliau bersabda:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ ”.
“Jika anak Adam memiliki satu lembah penuh emas, ia akan menginginkan dua lembah. Dan tidak ada yang bisa memenuhi perut anak Adam kecuali tanah (kematian), dan Allah akan menerima taubat siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini mengingatkan kita akan sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Penimbunan harta atau barang yang tidak diperlukan sering kali menjadi manifestasi dari ketidakpuasan ini, di mana seseorang merasa selalu perlu lebih, meskipun yang dimiliki sudah lebih dari cukup. Dalam Islam, sifat ini disebut israf atau berlebihan. Perilaku menimbun yang tidak diperlukan bisa digolongkan sebagai bentuk israf, yang dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.
Mengapa Menimbun Harta atau Barang Tidak Diperlukan dalam Islam?
Ada beberapa alasan mengapa Islam menolak perilaku menimbun barang atau harta secara berlebihan:
- Menghilangkan Berkah Harta: Islam ngajarin bahwa harta yang kita punyai, nggak peduli sebanyak apa. Jika tidak digunakan untuk kebaikan, tidak akan mendatangkan berkah. Kekayaan jiwa ini adalah kemampuan untuk merasa cukup dengan apa yang kita miliki dan memanfaatkannya dengan baik, bukan sekadar menumpuknya.
- Mengurangi Kesempatan Berbagi: Dalam ajaran Islam, berbagi harta dengan orang yang membutuhkan, seperti melalui sedekah atau zakat, adalah salah satu cara untuk membersihkan harta dan diri. Menimbun harta secara berlebihan tanpa memberikan kepada yang memerlukan adalah salah satu bentuk ketidakadilan.
- Menimbulkan Kecemasan dan Ketakutan: Menimbun barang atau harta sering kali berdasar dari rasa takut akan kekurangan di masa depan. Namun, Islam mengajarkan bahwa rezeki sudah Allah tetapkan dan tidak ada yang dapat menghalangi atau menguranginya tanpa izin-Nya. Menyerahkan segala urusan kepada Allah (tawakkal) adalah cara untuk mencapai ketenangan jiwa dan menghindari kekhawatiran berlebihan tentang masa depan.
Adakah Solusi Islam untuk Mengatasi Hoarding Disorder?
Bagi seseorang yang mengalami kecenderungan untuk menimbun, Islam menawarkan solusi yang berfokus pada kesadaran spiritual dan keseimbangan hidup:
- Perbanyak Sedekah dan Zakat: Islam mengajarkan untuk mengeluarkan harta di jalan Allah sebagai bentuk ibadah. Sedekah tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membersihkan hati dari cinta dunia yang berlebihan. Dengan berbagi, kita belajar untuk merasa cukup dan mengurangi kecenderungan untuk menimbun.
- Latihan Zuhud (Kesederhanaan): Zuhud adalah sikap hidup sederhana dan tidak terlalu terikat dengan dunia. Rasulullah SAW menunjukkan contoh hidup sederhana, meskipun beliau bisa memiliki kekayaan. Zuhud mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam memiliki barang dan hanya fokus pada kebutuhan yang mendasar.
- Meningkatkan Rasa Syukur: Salah satu cara untuk mengatasi kecenderungan menimbun adalah dengan meningkatkan rasa syukur. Islam mengajarkan bahwa bersyukur atas apa yang ada, sekecil apapun itu, akan mendatangkan keberkahan.
***
Kesimpulannya, Hoarding disorder kalo kita dalami melalui perspektif Islam adalah bentuk perilaku yang tidak sejalan dengan ajaran Islam. Buanyak betul yang nggak masuk dengan kaidah norma islam seperti keseimbangan, kesederhanaan, dan pemanfaatan harta. Islam ngajarin umatnya bahwa harta yang kita miliki harus kita manfaatkan dan pergunakan dengan bijak, tidak berlebihan, dan tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri. Dengan memperbanyak sedekah, hidup sederhana, dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Tentu sobat cahayaislam dapat mengatasi kecenderungan menimbun barang dan mencapai ketenangan jiwa serta kebahagiaan yang sebenarnya. Semoga Bermanfaat ya!