cahayaislam.id – Dalam Alquran, terdapat surat Al-Fiil di mana isinya mengisahkan pasukan gajah yang menyerang Ka’bah. Pada saat itu pun lahir seorang insan mulia di muka bumi yang kita kenal dengan Muhammad bin Abdullah.
Sebagaimana bunyi firman Allah SWT:
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ – ١
اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ – ٢
وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ – ٣
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ – ٤
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ – ٥
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong.
yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar.
lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS. Al-Fiil : 1-5)
Kisahnya dimulai dari masa yang kita sering dengar sebagai ‘Tahun Gajah’. Ada seorang raja bernama Abrahah yang berambisi menghancurkan Baitullah, dia adalah seorang penguasa yang menjadi Ka’bah sebagai tandingan.
Abrahah membeli ratusan gajah dari Ethiopia yang besar dan bertenaga kuat. Dia juga mengumpulkan beberapa pasukan. Ketika mendekati Ka’bah, dia merasa senang karena masyarakat kota Mekkah tidak memiliki persiapan apapun.
Dengan penuh ketakutan mereka pun pulang ke rumah masing-masing dan mengunci seluruh pintunya. Lalu ada seorang pria yang berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan pertolongan untuk menyelamatkan Ka’bah.
namun ketika hendak menghancurkan Ka’bah, para gajah pun seolah tidak mau bergerak sama sekali dan hanya diam di tempatnya.
Atas kuasa Allah Ta’ala tiba-tiba datanglah kawanan burung-burung yang datang secara berkelompok dari berbagai penjuru. Semuanya melempari mereka dengan batu-batu kerikil panas yang diambil dari dalam neraka.
Burung-burung inilah yang bernama burung Ababil, kemudian ratusan gajah pun lari terbirit-birit karena tubuh mereka leleh terkena batu yang sangat panas, tubuh yang melepuh itu pun bagaikan daun yang dimakan ulat.
Tujuan Abrahah sendiri tak lain adalah atas keinginannya untuk memindahkan pusat ibadah haji dari Ka’bah ke Sana’a. beberapa waktu sebelumnya pun dia sudah mendirikan sebuah katedral megah yang kemudian dia memberinya nama Al-Qalis.
Katedral tersebut dibuat dari pualam yang diambil dari sisa istana milik Ratu Saba. Selain itu, katedralnya juga dihiasi dengan emas dan perak. Namun orang-orang tetap mengunjungi Ka’bah untuk melaksanakan ibadah maupun berhaji.
Hal itulah yang membuat Abrahah murka sehingga ingin menghancurkan Ka’bah. Di lain sisi, kondisi kota Makkah waktu itu tiba-tiba diserang oleh wabah cacar yang juga menimpa pasukan Abrahah dan akhirnya banyak yang tidak bisa melanjutkan peperangan.
Hikmah dari Makna Surah Al-Fiil, Pasukan Gajah yang Menyerang Ka’bah
Ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran di balik makna Surah Al-Fiil. Apa saja?
Kekuasaan Allah SWT yang Tiada Banding
Dalam surat ini, Allah memperingatkan kita seluruh umat Muslim bahwa ada satu peristiwa yang telah menunjukkan betapa besarnya kekuasan yang dimiliki olehNya. Allah sendiri yang membinasakan pasukan Abrahah dengan niat jahatnya itu.
Sehingga Ka’bah pun terlindungi dan tidak sampai tersentuh oleh pasukan yang ingin menghancurkannya.
Allah SWT Maha Berkehendak
Selain itu, yang bisa kita jadikan pelajaran adalah di mana Allah SWT Maha Berkehendak. Tanpa izinNya maka tidak ada satu pun bisa terjadi hanya berdasarkan rencana dan kekuatan manusia.
Manusia memang bisa mengatur strategi dan juga rencana, namun semua tetap Allah yang berkehendak.
Demikian di atas adalah ulasan mengenai hikmah yang bisa di ambil dari makna Surat Al-Fiil, yakni pasukan gajah yang berniat menghancurkan Makkah.