Hari Kartini – Memperingati Hari Kartini sudah menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat Indonesia. Kartini menjadi sosok pahlawanm wanita yang begitu hebat sehingga hingga saat ini terus dikenang agar wanita Indonesia banyak yang terinspirasi akan kepribadiannya yang luar biasa.
Banyak orang yang ikut memperingati Hari Kartini namun banyak juga yang belum mengetahui tentang sejarahnya. Semboyan yang sangat terkenal dari sosok pahlawan ini adalah “Habis gelap terbitlah terang”. Kartini ingin wanita bukan hanya menjadi orang yang banyak dikekang dan tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.
Pada jaman dahulu wanita memang sangat dikekang sehingga hanya dianggap sebagai konco wingking. Sedangkan sosok Kartini memiliki keinginan yang kuat untuk mencari ilmu dan mengembangkan diri. Keinginannya untuk menjadi mengubah hak wanita pada masa itu telah membuahkan hasil hingga sekarang wanita bisa bebas untuk mendapatkan pendidikan dan mengejar karir.
Hal wanita tersebut disebut sebagai emansipasi wanita. Wanita kini bukan hanya menjadi orang yang selalu dibelakang laki-laki namun tetap bisa mengembangkan kemampuannya. Hingga saat ini banyak wanita yang sukses dalam berkarir, sukses menjadi pembisnis dan menjadi orang-orang yang lebih bermanfaat.
Hari Kartini dan Inpirasi Bagi Muslimah
Setiap Muslimah hendaknya sudah tahu apa tugas, hak dan kewajibannya sebagai wanita muslimah yang baik. Rasulullah telah mengajarkan kepada umatnya khusunya wanita untuk menjaga diri dengan menutup aurat dengan sempurna, bepergian dengan mahramnya, dan sebaiknya tidak senang keluyuran.
Apabila wanita sudah paham dengan hal ini maka akan mampu mencontoh sosok Kartini dengan disesuaikan syariat Islam. Emansipasi wanita memang memperlebar hak wanita untuk berkarya namun bukan berarti wanita bisa bebas dan seenaknya saja dalam berperilaku. Apalagi wanita begitu dijaga dalam Islam.
Kartini berlajar dengan Kiai Saleh Darat
Kartini adalah sosok yang haus akan pengetahuan dan ingin terus mengembangkan diri. Beliau berasal dari keluarga terpandang dan beragama Islam. Namun dia merasa bahwa kebanyakan guru yang mengajarinya agama hanya mengajari cara membaca Al-Quran tanpa memahami maknanya.
“… Dan Kami turunkan Alquran kepadamu (Muhammad) supaya kamu terangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka agar mereka pikirkan.” (QS. An-Nahl : 44).
Hal ini membuatnya merasa malas untuk membaca Al-Quran. Dia merasa bahwa menjalani agama Islam harus dengan lebih serius agar ada kemantapan dan berada pada pemahaman yang tepat. Hingga akhirnya Allah mempertemukannya dengan Kiai Saleh Darat yang merupakan ulama besar yang juga guru dari K.H Ahmad Dahlan (Pendiri Muhamadiyah) dan K.H Hasyim Asyari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Kyai Saleh Darat memberikan semua buku yang ditulisanya dalam tulisan arab pegon kepada RA. Kartini dan itu membuatnya begitu semangat mempelajari Islam. Setelah banyak mengaji dan berguru dengan Kyai Saleh Darat, kemantapannya dalam beragama Islam semakin kuat sehingga dia bisa menjadi sosok yang hebat dan menginspirasi hingga saat ini.
Sobat Cahaya Islam, menjadi wanita muslim adalah sebuah kebahagiaan karena Allah begitu menjaga, menyayangi dan mengistimewakan wanita. Hal yang terpenting adalah tetap utamakan syariat dan berusahalah untuk menjadi wanita salihah yang taat kepada Allah. Ibu Kartini menjadi sosok wanita hebat yang belajar agama dengan sungguh-sungguh sehingga bukan hanya menjadi wanita solihah biasa namun juga menginspirasi. Wallahualambisawab.