Contoh Kinayah – Dalam Al Qur’an, terdapat cabang ilmu yang berkaitan dengan ilmu lain, salah satunya kinayah. Kinayah berarti sindiran halus yang merupakan qaidah penafsiran seperti tasybih, sindiran, dan lainnya. Namun masih sedikit orang yang tahu contoh kinayah dalam Al Qur’an.
Pembahasan tentang kinayah perlu Sobat Cahaya Islam pahami, mengingat bahasa komunikasi dalam Al Qur’an begitu variatif. Artinya terkadang Al Qur’an memakai bahasa yang tidak cukup dipahami secara teks, melainkan perlu juga memahami konteks ayatnya.
Contoh Kinayah yang Boleh dalam Al Qur’an
Perlu Sobat pahami, cukup banyak ayat dalam Al Qur’an yang memakai bentuk kinayah. Ayat-ayat kinayah dalam Al Qur’an tidak jarang mengundang perselisihan dalam responnya. Untuk itu, diperlukan pemahaman mendalam untuk memahami arti kinayah tersebut.
Ibn Al Atsir mengungkap kinayah dibagi menjadi dua secara global, yaitu yang boleh dan tidak boleh dipakai. Kinayah yang boleh umat islam gunakan dalam Al Qur’an di antaranya:
1. At Tamtsil
Pertama ada At Tamtsil yang artinya tasybih atas jalan kinayah. Maksudnya saat Sobat menghendaki sesuatu, lalu memakai lafadz dengan makna lain namun masih semisal dengan makna yang Sobat inginkan.
Contoh kinayah yang seperti ini tertuang dalam:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ12
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Q.S Al hujurat ayat 12)
Kalimat yang terdapat tanda pada ayat di atas adalah kinayah dari ghibah.
2. Al Mujawarah
Berikutnya ada kinayah Al Mujawarah yakni menghendaki menyebut sesuatu. Maksudnya mengganti sebuah sebutan dengan sebutan lain namun masih mendekatinya. Kemudian membatasi dan mencukupkan sebutan tersebut dengan dalil yang memperlihatkan maksudnya.
Ini seperti firman Allah SWT,
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ
“dan bersihkanlah pakaianmu” (Q.S Al Mudatsir ayat 4)
Lafaz berbunyi tsiyabaka pada ayat di atas adalah inayah dari al qalbu yang berarti hati dan al jasad yang artinya badan.
3. Al Irdaf
Ada juga kinayah Al Irdaf yang artinya menghendaki isyarat suatu makna lalu meninggalkan lafaz yang menunjukkan isyarat tersebut. Namun pengucapannya tetap menggandeng petunjuk yang menyerupainya.
Contoh kinayah satu ini bisa Sobat temukan dalam firman Allah,
لَـيۡسَ لَهُمۡ طَعَامٌ اِلَّا مِنۡ ضَرِيۡعٍۙ
“Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,” (Q.S Al Ghasiyah ayat 6)
Lafaz yang berbunyi dhari’ pada ayat di atas sebagai kinayah dengan arti tumbuhan yang berduri. Maksud dari kinayah ini yaitu tidak ada makanan yang bisa manusia makan sama sekali.
Kinayah Sesuai Maknanya
Ulama dalam kitab al Bayan fi Dhaui Asalib Al Qur’an ada yang membagi kinayah dari segi maknanya. Contohnya yakni:
1. Al Kinayah An Maushuf
Sobat bisa mengetahui kinayah ini dengan penyebutan sifatnya langsung atau kelaziman dari sifat tersebut. Contohnya bisa Sobat temukan dalam,
وَحَمَلۡنٰهُ عَلٰى ذَاتِ اَلۡوَاحٍ وَّدُسُرٍۙ
“Dan Kami angkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak,” (Q.S Al Qamar ayat 13)
Lafadz alwah dan dusur dalam ayat di atas merupakan kinayah bagi kapal.
2. Al Kinayah ‘ an Shifat
Umat islam dapat mengetahui kinayah satu ini dengan disebutkannya mausuf baik tertulis, ataupun isyarat dari siyaq al Kalam. Untuk contohnya yaitu,
سَنَسِمُهٗ عَلَى الۡخُـرۡطُوۡمِ
“Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai(nya).” (Q.S Al Qalam ayat 16)
Maksud dari belalai di ayat ini adalah hidung yang penggunaannya sebagai penghinaan.
3. Al Kinayah ‘an Nisbah
Kinayah satu ini artinya menyandarkan suatu hal kepada sesuatu yang lain. Contohnya bisa Sobat temukan dalam,
فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ جَعَلَ لَـكُمۡ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ اَزۡوَاجًا وَّ مِنَ الۡاَنۡعَامِ اَزۡوَاجًا ۚ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيۡهِ ؕ لَيۡسَ كَمِثۡلِهٖ شَىۡءٌ ۚ وَهُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ
“(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S Asy Syuura ayat 11)
Pemakaian huruf kaf dalam lafadz kamitslihi merupakan kinayah yang memperlihatkan penyandaran perumpamaan kaf kepada perumpamaan lagi yaitu mitslihi. Kinayah tersebut menunjukan penolakan menyerupai zat Allah dengan hal yang lebih kuat.
Sobat Cahaya Islam, itulah informasi tentang beberapa contoh kinayah yang bisa Sobat temukan di Al Qur’an. Hendaknya Sobat mempelajari ilmu dalam Al Qur’an secara mendalam agar bisa mengetahui seluruh maknanya.