Kajian Islam – Setiap manusia di muka bumi ini memiliki jalan hidup yang berbeda-beda, memiliki masalah yang berbeda-beda, dan memiliki ujian-ujian yang berbeda. Ujian yang diberikan Allah dengan tujun menaikkan derajat hambanya, tapi ujian tidak semudah itu dilalu bagi setiap manusia.
Ujian yang diberikan oleh Allah dalam berbagai macam bentuk, ada yang diberi ujian kehihupan berupa kehilangan, kekayaan, kemiskinan, kecantikan, tidak sempurnanya fisik, dan masih banyak lagi ujian-ujian lainnya.
Tingkatan ujian seseorang tergantung pada tingkatan keimanannya, semakin tinggi iman seseorang maka ujian yang datang juga semakin besar. Allah ingin melihat kualitas iman kita ketika sedang diberi ujian. Tapi, ada hal yang membuat manusia terlena dan terjebak yaitu orang yang tak pernah beribadah yang imannya jauh dari Allah namun diberikan kesempurnaan dalam hidupnya.
Selama ini pandangan manusia hanya mengacu pada ujian yang membuat kita menderita, seperti kemiskinan yang selalu dianggap ujian dan menganggap mereka yang kaya tidak memiliki ujian yang berat seperti yang dialami oleh yang miskin. Atau yang terjadi pada fisik seseorang yang dianugerahi rupa yang sempurna, dan yang mendapatkan fisik yang tidak sempurna dianggap sebagai ujian.
Apakah Yang Dimaksud Istidraj?
Sahabat cahaya Islam, ada hal yang perlu kita sadari bahwa ujian yang datang dari Allah tidak serta merta bentuknya dalam keburukuan seperti kemiskinan, fisik yang tidak sempurna, keluarga yang tidak harmonis, dan hal-hal kurang baik lainnya. Terkadang manusia bertanya kenapa mereka yang jarang beribadah tapi memiliki segalanya, seakan jauh dari ujian.
Tahukah kita, disitulah letak ujiannya, mereka diuji dengan segala kesempurnaan hidup. Allah mengujinya untuk melihat kesyukurannya terhadap apa yang diberikan oleh Allah. Jika lalai maka merugilah mereka. Hal tersebut dikenal dengan istilah istidraj, yaitu Istidraj adalah kesenangan dan nikmat yang Allah berikan kepada orang yang jauh dari-nya yang sebenarnya itu menjadi adzab baginya apakah dia bertobat atau semakin jauh.
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ ۚ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
Allah berfirman, “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” [1]
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ
نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ ۚ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa). Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” [2]
Kurangnya ilmu adalah salah satu faktor yang membuat sebagian orang tidak mengerti akan hal tersebut, mereka menganggap apa yang mereka miliki adalah hal yang hanya menyenangkan semata. Mereka tidak menyadari adanya ujian di dalam kesenangan yang mereka dapatkan, mereka menyombongkan apa yang mereka dapatkan dan menganggap hal itu karena kehebatan merekalah yang membuat mereka mendapatkan hal itu.
Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 141) disebutkan, “Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka. Sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka pun terdiam dari segala kebaikan.”
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).
Sahabat cahaya Islam, janganlah kita sombong atas apa yang kita miliki sesungguhnya Allah selalu memberi ujian kepada hamba-hambanya, ujian tersebutlah yang meningkatkan keimanan seseorang. Walau apa yang kita miliki adalah kesempurnaan, disitulah letak ujian yang Allah berikan pada kita. Dan sungguh disitulah ujian terberatnya, semoga kita tidak lalai karena hal tersebut. Aamiin.
[1] Q.S. Ali ‘Imran (3) ayat 178
[2] Q.S. Al Mu’minun (23) ayat 55-56