Akibat Mengutamakan Dunia – Sobat Cahaya Islam, dunia hanyalah tempat persinggahan. Ia bukan tujuan, tapi jalan untuk meraih kebahagiaan yang hakiki di akhirat. Namun, banyak orang yang menjadikan dunia sebagai pusat hidupnya. Semua tenaga, waktu, bahkan akidah dikorbankan demi meraih kesenangan dunia. Apa akibatnya?
Hati Selalu Gelisah dan Tak Pernah Cukup
Orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan utama, hidupnya akan selalu merasa kurang. Harta tak pernah cukup, jabatan tak pernah puas. Ia terus mengejar sesuatu yang tak pernah tetap. Faktanya, banyak pejabat kaya raya yang masih saja korupsi karena merasa kurang dan kurang.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ، جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ
“Barang siapa yang dunia menjadi tujuannya, maka Allah akan jadikan kefakiran di hadapannya, urusannya akan tercerai-berai, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali yang telah ditakdirkan untuknya.” (1)
Sobat Cahaya Islam, semakin kita cintai dunia, semakin sempit hati ini. Ketenteraman-pun akan menjauh, dan kegelisahan terus membayangi. Agar hati tenang dan merasa cukup, maka jangan terlalu terobsesi dengan dunia yang fana ini.
Amal Terabaikan, Akhirat Terlupakan
Ketika dunia menjadi fokus utama, biasanya ibadah menjadi beban. Shalat ditunda demi pekerjaan, sedekah ditahan karena takut miskin. Akhirnya, waktu habis untuk dunia, dan kita datang ke akhirat tanpa bekal.
Allah ﷻ berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا
“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia yang segera, Kami segerakan baginya di dalamnya apa yang Kami kehendaki bagi siapa yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya neraka Jahanam, yang ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.” (2)
Islam tidak melarang kita untuk meraih kesuksesan di dunia. Tapi, jangan jadikan dunia sebagai tujuan utama. Kejarlah dunia secukupnya saja, dan fokuskan tujuan pada kebahagiaan akhirat yang kekal selamanya.
Akibat Mengutamakan Dunia, Menghalalkan Segala Cara


Sobat Cahaya Islam, karena cinta dunia, seseorang bisa menipu, mencuri, bahkan menzalimi orang lain. Kebenaran dikorbankan demi keuntungan duniawi.
Rasulullah ﷺ bersabda:
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ
“Cinta dunia adalah pangkal dari segala kesalahan.” (3)
Cinta dunia yang berlebihan dapat mengikis iman dan akhlak, lalu menghancurkan kehidupan akhirat. Maka, jangan sampai obsesi pada dunia membutakan hatimu hingga menghalalkan segala cara untuk mengejar harta.
Solusi: Dunia di Tangan, Akhirat di Hati
Islam tidak melarang memiliki harta, tapi harta jangan masuk ke hati. Dunia boleh dicari, tapi jangan sampai lupa pada akhirat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ لِلْإِسْلَامِ، وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Beruntunglah orang yang mendapat petunjuk kepada Islam, kehidupannya sekadar cukup, dan Allah menjadikannya ridha terhadap apa yang diberikan kepadanya.” (4)
Jadi, untuk meraih kebahagiaan di akhirat, kita tidak perlu mengorbankan hak kita untuk sukses di dunia. Namun, kita harus hati-hati agar tetap berada di jalan yang Allah ridhai.
Referensi:
(1) HR. At-Tirmidzi no. 2465
(2) QS. Al-Isrā’ [17]: 18
(3) HR. Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’ 6/320
(4) HR. At-Tirmidzi no. 2348