Adab bertegur sapa – Sobat Cahaya Islam, salah satu pondasi penting dalam membangun hubungan sosial yang harmonis dalam Islam yaitu adab bertegur sapa. Tegur sapa yang baik dan santun bukan sekadar basa-basi, melainkan cerminan dari keimanan dan akhlak seorang Muslim.
Ketika kita bertemu dengan sesama, baik yang kita kenal maupun yang tidak, interaksi pertama seringkali kita mulai dengan sapaan, dan kualitas sapaan itu menentukan kesan pertama serta membuka pintu komunikasi. Mengabaikan saling bertegur sapa dapat membuat hubungan sosial menjadi kaku dan kurang hangat.
Pilar Utama Adab Bertegur Sapa yang Rasulullah SAW Ajarkan
Islam menyusun etika komunikasi yang komprehensif, mulai dari siapa yang harus memulai salam hingga bagaimana respons tepat harus kita berikan. Sobat Cahaya Islam, berikut adalah tiga pilar utama dalam adab bertegur sapa yang harus kita amalkan:
1. Mengucapkan Salam
Dalam bertegur sapa penting mendahulukan ucapan salam. Salam bukan hanya sapaan biasa, melainkan doa keselamatan yang kita berikan kepada orang lain. Menyebarkan salam merupakan anjuran kuat dalam Islam karena berfungsi sebagai kunci pembuka hati.
Islam menganjurkan agar kita tidak pelit dalam menyebarkan salam, baik kepada orang yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal. Keutamaan mengucapkan salam sangat besar, bahkan bisa menjadi salah satu penyebab masuk surga. Rasulullah SAW bersabda:
“Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim No. 54)
Selain memulai dengan salam, kita juga menutup pembicaraan atau pertemuan dengan salam, menjadikannya bingkai yang penuh berkah dalam setiap interaksi. Termasuk di dalamnya adalah bertetangga yang baik, yang selalu memulai dan mengakhiri pertemuan dengan sapaan yang santun.
2. Berwajah Ceria, Tersenyum, dan Menyambut Hangat
Sobat Cahaya Islam, adab bertegur sapa tidak hanya sebatas ucapan verbal, tetapi juga melibatkan bahasa tubuh. Senyum adalah sedekah termudah dan paling efektif untuk mencairkan suasana dan menunjukkan keramahan. Sikap yang ramah dan wajah yang berseri-seri membuat lawan bicara merasa nyaman dan dihargai.
Menunjukkan ekspresi wajah yang baik adalah bagian dari ihsan (berbuat baik) dalam berinteraksi. Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kamu meremehkan sedikit pun dari kebaikan, meskipun hanya dengan wajah ceria ketika bertemu dengan saudaramu.” (HR. Muslim No. 2626)
Ketika berinteraksi dengan tetangga, menerapkan adab terhadap tetangga yang terbaik adalah dengan memulai dengan sapaan yang hangat dan wajah yang cerah. Wajah yang cemberut atau cuek, meskipun kita sertai ucapan salam, akan mengurangi makna dan kehangatan dari sapaan tersebut.
3. Berbicara dengan Kata-Kata yang Baik dan Santun
Setelah mengucapkan salam, komunikasi harus berlanjutkan dengan kata-kata yang baik (qaulan layyinan). Kita dilarang menggunakan kata-kata kasar, menghina, atau merendahkan, meskipun itu terucapkan dalam konteks bercanda. Muslim yang baik selalu menjaga lisannya karena ia tahu bahwa setiap kata akan kita pertanggungjawabkan.


Berbicara dengan bahasa yang santun dan intonasi yang lembut mencerminkan rasa hormat kepada lawan bicara. Jika komunikasi kita lakukan melalui telepon atau pesan, adabnya adalah memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menggunakan bahasa yang formal dan sopan, jauh dari kesan tergesa-gesa atau tidak peduli.
Sobat Cahaya Islam, mari kita jadikan adab bertegur sapa sebagai kebiasaan sehari-hari. Mulailah setiap pertemuan dengan salam, sambutlah dengan senyum dan wajah ceria, serta gunakanlah bahasa yang santun. Dengan mengamalkan adab ini, kita tidak hanya memperbaiki kualitas hubungan sosial kita, tetapi juga mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
































