Tanggung jawab menjaga syariat – Ajaran Islam tidak pernah membuat susah umatNya dan justru mengandung rahmat dan petunjuk hidayah. Oleh karena itu, setiap muslim memiliki tanggung jawab menjaga syariat Islam agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Secara umum, syariat Islam merupakan hukum yang telah menjadi ketetapan Allah.
Mengenal Syariat Islam
Allah menurunkan syariat Islam sesuai fitrah manusia. Tidak ada manusia yang tidak bisa menjalankan syariat Islam karena tidak ada bahaya di dalamnya. Syariat Islam mengatur setiap muslim untuk tidak menimbulkan bahaya bagi orang lain. Tidak hanya sekedar hukum dan aturan, syariat islam juga menjadi panduan secara menyeluruh dan sempurna.
Makna syariat Islam mencakup hampir seluruh aktivitas yang dilakukan manusia mulai dari ibadah, pekerjaan hingga moral. Secara khusus, syariat juga mencakup sebagian dari hukum-hukum yang sifatnya syar’i. Sedangkan definisi lainnya menyebut syariat merujuk pada akidah yang berkaitan dengan keyakinan serta iman.
Contoh Tanggung Jawab Menjaga Syariat
Berbicara tentang tanggung jawab menjaga syariat tidak terlepas dari maqashid yang bermakna tujuan syariah. Hakekatnya, tujuan dari maqasid syariah yaitu menciptakan banyak manfaat untuk seluruh umat baik untuk urusan dunia maupun akhirat.
Sedangkan syariah sendiri bertujuan menciptakan kemanfaatan, kebaikan hingga kedamaian seluruh umat. Para ulama sepakat bahwa maqashid syariah menjadi salah satu konsep penting dan fundamental dalam Islam. Konsep tersebut berkaitan bahwa agama Islam hadir untuk memelihara maslahat umat manusia.
Berikut ini konsep maqashid syariah yang menjadi acuan dalam menjalani kehidupan sesuai dengan syariah Islam:
1. Menjaga Agama
Menjaga agama memiliki makna menjaga kebebasan dalam berkeyakinan dan beribadah, sehingga tidak ada unsur pemaksaan kehendak. Berikut ini dalil tentang menjaga agama yang wajib Sobat Cahaya Islam pahami:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah ayat 256)
2. Menjaga Jiwa
Tanggung jawab menjaga syariat selanjutnya berkaitan erat dengan menjaga jiwa. Sebab, menjaga jiwa atau hifdzu an-nafs merupakan bagian penting dalam Islam. Apabila kebutuhan menjalani hidup tidak terpenuhi, maka akan mengancam jiwa manusia. Bahkan kelemahannya mampu memicu kematian.


3. Menjaga Akal
Selain menjaga jiwa, umat Islam juga wajib menjaga akal. Sebab, manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal, sehingga bisa menentukan baik dan buruk. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa syariah Islam tidak mendatangkan kesusahan sebagaimana hadis berikut ini:
“Sesungguhnya agama Islam itu mudah.” (HR. Bukhari no. 39).
4. Menjaga Harta
Selama menjalani hidup, manusia mendapatkan sejumlah harta baik dari bekerja maupun berdagang. Menurut konsep maqasid, menjaga harta yang dimaksud yaitu memastikan harga berasal dari tempat yang halal. Selain itu, pastikan harta juga berasal dari jalan yang mendapatkan ridha Allah.
Tanggung jawab menjaga syariat berkaitan dengan melindungi hak kepemilikan harta yang diperoleh dari jerih payah sendiri. Oleh karena itu, Islam melarang tindakan kriminal, seperti mencuri, pemaksaan, perampasan hingga perbuatan zalom lainnya.
Meskipun syariat memperbolehkan manusia mengembangkan harta, namun tetap tidak boleh melanggar hukum Islam.
5. Menjaga Keturunan
Manusia wajib menjaga keturunan sebaik mungkin agar tidak punah. Hadirnya keturunan membawa harapan bisa memberikan manfaat besar di kemudian hari, baik bagi keluarga maupun agama.
Perihal tanggung jawab menjaga syariat terletak kepada setiap pribadi muslim. Sebab, pada dasarnya syariat merupakan aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Hadirnya syariat Islam menjadi pedoman kehidupan manusia untuk mencapai dunia dan akhirat kelak.