Hakikat Kemakmuran dalam Islam Tidak Terbatas pada Jumlah Harta

0
53
Hakikat kemakmuran dalam Islam

Hakikat kemakmuran dalam Islam – Islam merupakan agama rahmatan lil alamin yang menempatkan kesejahteraan sosial sebagai salah satu tujuan utamanya. Hakikat kemakmuran dalam Islam terdapat dalam Al Qur’an dan hadis. Tidak sebatas pada jumlah harta, kekayaan atau identik dengan kemakmuran juga termasuk pemerataan ekonomi dan kepedulian terhadap sesama.

Memahami Hakikat Kemakmuran dalam Islam

Hidup makmur merupakan dambaan setiap orang. Seseorang termasuk sukses ketika memiliki harta dan kehidupannya serba berkecukupan. Secara garis besar kekayaan merupakan kemampuan manusia bertahan hidup dengan gaya hidup dan semua kebutuhan terpenuhi.

Untuk memaknai hakikat kemakmuran dalam Islam berikut ini beberapa hal yang perlu Sobat Cahaya Islam pahami:

1.     Memahami Kemakmuran atau Kekayaan Merupakan Amanah dari Allah

Kekayaan merupakan amanah dari Allah dan manusia merupakan pemegang amanah atas harta miliknya. Kata amanah memiliki makna luas yang berarti kekayaan tidak hanya sebagai hak pribadi, melainkan tanggung jawab moral yang dijalankan dengan bijak dan adil.

Melalui kekayaan yang dimiliki, setiap muslim berkewajiban membantu sesama dengan cara berzakat atau sedekah. Zakat merupakan salah satu kewajiban setiap muslim, sedangkan sedekah termasuk tindakan sukarela. Keduanya tidak hanya bersifat kewajiban sosial, melainkan untuk menciptakan keseimbangan sosial.

Hakikat kemakmuran dalam Islam

Dalil menciptakan keseimbangan sosial dengan berzakat terdapat dalam ayat berikut ini:

“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (At Taubah ayat 103)

Lawan dari kekayaan adalah kemiskinan. Islam memandang kemiskinan menghadirkan dampak sangat buruk. Sebab, kemiskinan bisa mengakibatkan muslim hanya berharap dan berpangku tangan dari bantuan orang lain.

2.     Kemakmuran Sebagai Sarana Mencapai Kesejahteraan Lahir dan Batin

Kekayaan tidak sebatas materi, namun juga sebagai ujian dan amanah yang harus diemban penuh amanah. Oleh karena itu, kekayaan harus seimbang dengan nilai-nilai yang ada dalam Islam. Sebab, kekayaan merupakan sarana untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin.

Kesejahteraan sosial dalam Islam bukan tanggung jawab individu, melainkan juga berlaku pada komunitas dan negara. Di era modern seperti sekarang ini, hakikat kemakmuran dalam Islam tetap relevan, Sebab, semakin banyak tantangan kemiskinan, pengangguran hingga ketimpangan ekonomi yang memerlukan pendekatan menyeluruh

Kemakmuran sebagai sarana mencapai kesejahteraan lahir dan batin terdapat dalam hadis berikut ini:

Bukanlah kekayaan yang sesungguhnya itu adalah memiliki harta dan materi yang berlimpah akan tetapi kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan jiwa”. (HR. Bukhari, No: 5965. Muslim, No: 1741).

3.     Kaya Harta dan Kaya Jiwa

Kemakmuran tidak hanya sial berlimpahnya harta benda dunia, melainkan juga harus diimbangi dengan kekayaan jiwa. Salah satu cara memahami hakikat kemakmuran dalam Islam ini memandang bahwa kekayaan hanya milik Allah dan manusia berada dalam kefakiran, sehingga membutuhkan karunia dari Allah.

Orang yang jiwanya kaya akan menerima apa yang Allah berikan, lalu menggunakan untuk diri pribadi dan keluarganya. Kekayaan membuatnya tidak merasa cemas dan bergantung pada manusia lainnya. Sedangkan orang yang kaya harta merupakan mereka yang memiliki banyak uang.

Hakikat kemakmuran dalam Islam

Jiwa orang-orang tersebut ada dalam harta benda yang mereka miliki, contohnya emas, kendaraan, hingga rumah mewah. Banyak orang tertarik memiliki harta dan segala sesuatu, namun takut menjadi miskin. Hal tersebut yang mendasari beberapa orang takut bersedekah kepada orang miskin.

Kekayaan hakikatnya bukan bentuk kasih sayang dari Allah, sebab bisa menjadi sebuah ujian. Jalan menuju kekayaan jiwa yang sesungguhnya yaitu menerima apapun dengan rasa penuh syukur.

Memahami hakikat kemakmuran dalam Islam membuat Sobat Cahaya Islam lebih bersyukur atas rezeki. Sebab, pada dasarnya kekayaan hati harus melandasi kekayaan harta benda. Sebab, dalam kekayaan juga terkandung makna keadilan sosial melalui zakat dan sedekah.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY