Self Resilience dan Bagaimana Peran islam dalam Membangun Ketahanan Diri

0
187
Self Resilience dan Bagaimana Peran islam dalam Membangun Ketahanan Diri

Self Resilience – Kalo sobat cahaya islam banyak ngikutin berita berita baik nasional dan internasional baru baru ini. Tentu mungkin kita ngerasain hal yang sama. Banyak hal yang kejadian baru baru ini bikin kita geleng kepala atau ngelus dada. Dunia semakin tua dengan pelik masalahnya kan emang bikin kita was was. Khawatir soal gimana kehidupan kita sekarang dan nanti kedepannya. Yaa namanya juga manusia kan, kita hidup dengan naik turunnya ritme jalan kehidupan yang berporos pada takdir Allah. Kita wajib mengimani dan berusaha sekuat dan sepenuh hati kan? Mau apa lagi.

Nah, dengan semakin hiruk pikuk dunia dan isinya ini kita akan sedikit berbagi. Tentang bagaimana islam seharusnya menjadi oasis diantara padang pasir kehidupan ini. Dan manusia bisa menempa Self Resilience (Ketahanan diri) untuk menghadapi apapun yang akan mendatangi hidup kita nanti.

Sabar, Keimanan dan Tawakkal (Berserah Diri kepada Allah) adalah Ajaran Dasar Menjalani Kehidupan Sebagai Seorang Muslim

Kami yakin bahwa sedari kecil orang tua dan lingkungan islami kita acap kali menanamkan kepada kita semua tentang pentingnya memiliki keyakinan bahwa Allah adalah pengatur segalanya dan setiap ujian adalah bagian dari rencana-Nya. Kalo bahasa kerennya sih Have some faith! alias milikilah iman kepada Tuhanmu. Islam bahkan menurut beberapa ahli bahasa merujuk pada arti yang bahkan lebih dalam tentang Pasrah / Menyerah. Ini tentu memiliki konotasi positif, yakni berserah diri kepada Allah yang erat kaitannya dengan iman. Ini dapat memberikan ketenangan batin dan mengurangi kecemasan.

Ada kaitannya dengan berserah diri kepada Allah. Tentu bukan serta merta soal menyerah kalah, tanpa melakukan apapun. Allah dan Rasulullah mengajarkan kita untuk berusaha sekuat tenaga dulu. Setelah berusaha sebaik mungkin dengan kemampuan kita, selanjutnya kembalikan dan pasrahkan kepada Allah soal hasilnya. Ini membantu seseorang untuk tidak merasa terbebani oleh hasil yang di luar kendalinya, karena yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

Allah sejatinya tidak akan ubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya. Tiada hal buruk terjadi pada suatu kaum kecuali memang Allah menghendakinya (Begitu juga sebaliknya) dan tiada yang bisa menahan atau menghalang halangi. Kira kira kayak gitu bunyi Surat Ar Rad ayat 11 ini.

Disisi lain soal Berusaha dengan gigih dengan beriringan dengan iman dan tawakkal. Islam pun juga sangat menekankan pentingnya sabar dalam menghadapi cobaan hidup. Kalo dalam konteks ini, kita musti sabar pada proses dan hasil akhirnya juga ya. Kesabaran membuat seseorang lebih kuat dalam menghadapi situasi sulit dan tidak mudah menyerah. Bukankah di Al Quran Surat Al Baqarah 2:153 kita belajar bahwa “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”

Bangun Kekuatan Diri dengan Hati Ikhlas dan Rasa Syukur, Lalu Komunikasikan dengan Allah dalam Shalat dan Dzikir

Seperti kata kata bijak yang sering kita temuin. Manusia itu makhluk yang nggak pernah bisa merasa cukup. Bahkan bermental kuat pun harus tetep ada rem nya ya. Nah, peran islam disini krusial banget. Karena islam ngajarin kita soal ikhlas dan bersyukur. Mengembangkan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah dapat meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi stres. Ketika seseorang fokus pada nikmat, dia akan lebih optimis dan resilient.

Selain itu, kita butuh mengkomunikasikan problem kita. Tentu keluarga atau orang yang kita cinta bisa jadi pilihan. Kalaupun tidak ada, jangan berkecil hati. Masih ada sajadah untuk kita tuju sebagai tempat sujud. Shalat lima waktu tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai sarana untuk Kontemplasi. Menenangkan diri, dan memohon pertolongan kepada Allah. Mengingat Allah secara terus-menerus dapat menenangkan hati dan memberikan kekuatan dalam menghadapi tekanan hidup. Dari komunikasi pada Allah lewat sholat dan dzikir kita inilah kemudian resiliensi diri tumbuh subur.

Kata Pakar Psikologi: Self Resilience Gak Boleh Berlebihan, Perlu Juga Menjaga Hubungan Sosial yang Baik Biar Seimbang

Tim cahayaislam ketika diskusi dengan banyak psikolog soal ini, ternyata banyak lho yang memberi masukan untuk tidak berlebihan. Memang penting sih menjadi kuat untuk menghadapi gempuran dunia ini. Namun kita tidak bisa melupakan kodrat kita yang Allah ciptakan sebagai manusia. Yaitu makhluk sosial. Islam mengajarkan pentingnya menjaga silaturahmi dan memiliki hubungan yang baik dengan sesama. Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan komunitas Muslim dapat memberikan kekuatan emosional dalam menghadapi cobaan.

Jadi, sobat cahaya islam sebenernya bisa juga kok menemukan resiliensi diri itu dengan mempraktikkan hablum minannas (Berbuat baik pada sesama Manusia). Insha Allah segala beban menjadi lebih ringan nantinya.

Islam Ajarkan Self Resilience Juga dalam Mengelola Emosi dengan Mencari Hikmah dalam Segala Hal

Setelah menjaga hubungan baik secara sosial. Islam juga mengajarkan pengendalian diri dan akhlak yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan mengelola emosi seperti marah dan sedih, seseorang dapat lebih tahan menghadapi tekanan. Kalo dalam Quran Surat Al-Imran 3:134 kita belajar bahwa orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Termasuk orang yang melaksanakan kebajikan dan Allah mencintainya.

Islam mengajarkan pada umatnya tentang tendensi bahwa setiap ujian dan cobaan memiliki hikmah atau pelajaran. Dengan mengubah perspektif dan melihat cobaan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh, seseorang dapat mengembangkan ketahanan diri yang kuat.

Self Resilience Serta Kaitannya dengan Pentingnya Istighfar dan Taubat

Introspeksi adalah satu ajaran islam yang selalu oleh Rasulullah gaungkan. Bisa jadi hal buruk dalam hidup kita ini karena dosa kita. Memohon ampunan kepada Allah melalui istighfar dan taubat membantu membersihkan hati dari kesalahan dan dosa yang bisa menjadi beban mental. Ini juga membuka pintu untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih kuat.

Dengan mengikuti ajaran-ajaran ini, seorang Muslim dapat membangun ketahanan diri yang kokoh, menghadapi hidup dengan lebih optimis, dan tetap tegar dalam menjalani segala bentuk ujian. Semoga Bermanfaat ya!

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY