Pujian Adalah Ujian – Sobat Cahaya Islam, hati seorang mukmin tidak akan pernah tenang jika bergantung pada pujian atau sanjungan manusia. Pujian memang terdengar indah di telinga. Namun, hakikatnya merupakan ujian berat bagi siapa pun yang tidak berhati-hati.
Faktanya, banyak orang yang gila pujian. Sayangnya, Ketika orang lain memuji kita, terkadang kita menjadi ‘besar kepala’. Bahkan, sanjungan yang manis bisa membuat seseorang menjadi ketergantungan.
Pujian Adalah Ujian bagi Hati Seorang Mukmin


Banyak orang terjatuh dalam kesombongan karena pujian. Mereka merasa lebih unggul dari orang lain, lalu lupa bahwa semua kebaikan berasal dari Allah. Padahal, Allah menguji manusia bukan hanya dengan kesusahan, tetapi juga dengan pujian dan sanjungan.
Akibat sanjungan dari orang lain, seseorang bisa merasa dirinya suci, tinggi, atau terhormat. Padahal, sanjungan tersebut tidak berarti apa-apa di hadapan Allah. Justru, Ketika seseorang memuji kita, di situlah Allah sedang menguji hati kita.
Allah ﷻ berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia lebih mengetahui siapa yang bertakwa.” (1)
Sobat Cahaya Islam, ayat ini mengajarkan kita untuk tidak bangga diri, apalagi merasa suci. Pujian bisa menipu. Seseorang mungkin mendapatkan pujian karena penampilannya. Akan tetapi, Allah lebih tahu isi hatinya.
Hati-hati dengan Pujian dari Orang Lain
Jika ada orang lain memuji kita, sebaiknya kita tidak merasa senang dan berbangga diri. Sebaliknya, kita harus hati-hati, bahkan takut. Pasalnya, ini merupakan ujian berat yang bisa menggelincirkan kita ke dalam kesombongan.
Rasulullah ﷺ juga memberi peringatan tegas:
إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمُ التُّرَابَ
“Jika kalian melihat orang-orang yang gemar memuji, maka taburkanlah debu ke wajah mereka.” (2)
Hadits ini tidak melarang kita untuk menghargai orang lain. Tetapi, ia mengingatkan bahwa pujian yang berlebihan bisa merusak keikhlasan. Orang yang terus-menerus dipuji bisa merasa dirinya sudah cukup baik dan berhenti memperbaiki diri.
Sobat Cahaya Islam, orang-orang shalih dahulu merasa takut saat dipuji. Mereka khawatir pujian itu justru menjadi sebab berkurangnya keikhlasan dalam amal. Mereka selalu waspada terhadap jebakan riya’. Pasalnya, riya’ merupakan penyakit hati yang sangat halus dan bisa merusak amal secara diam-diam.
Tetap Rendah Hati Saat Dipuji
Maka, ketika seseorang memuji kebaikanmu, jangan merasa senang berlebihan. Jangan pula menjadikan pujian sebagai tolok ukur keberhasilan. Jadikan pujian sebagai pengingat agar kamu tetap rendah hati dan terus berbenah.
Pujian bukan jaminan surga. Pujian juga bukan tanda bahwa Allah ridha. Maka, tetaplah memohon kepada Allah agar amalmu diterima, meskipun tidak ada satu pun manusia yang mengetahuinya. Sesungguhnya, ridha Allah lebih mulia daripada pujian seluruh makhluk. Semoga kita semua selalu bisa menjaga keikhlasan dalam beramal tanpa berharap orang lain memuji kita. Aamiin.
Referensi:
(1) HR. Muslim no. 3000
(2) QS. An-Najm: 32