Pandangan mata ketika shalat memiliki aturan tersendiri di dalam agama Islam. Banyak sekali umat muslim yang mungkin mengabaikan hal ini.
Padahal mengarahkan pandangan mata dengan benar dan tepat juga bisa meningkatkan kekhusyukan dalam shalat. Selain itu, membuat shalat lebih terlihat sempurna.
Arah Pandangan Mata Ketika Shalat
Ada beberapa hal yang perlu Sobat Cahaya Islam pahami mengenai pandangan mata ketika shalat. Berikut ini penjelasannya dari Al-Qur’an hingga hadits, antara lain:
1. Pandangan Mata ke Tempat Sujud
Syaikh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in menjelaskan,
وَسُنَّ إِدَامَةُ نَظَرِ مَحَلِّ سُجُودِهِ لِأَنَّ ذَلِكَ أَقْرَبُ إِلَى الْخُشُوعِ، وَلَوْ أَعْمَى، وَإِنْ كَانَ عِنْدَ الْكَعْبَةِ أَوْ فِي الظُّلْمَةِ، أَوْ فِي صَلَاةِ الْجَنَازَةِ. نَعَمْ، السُّنَّةُ أَنْ يَقْتَصِرَ نَظَرُهُ عَلَى مُسَبِّحَتِهِ عِنْدَ رَفْعِهَا فِي التَّشَهُّدِ لِخَبَرٍ صَحِيحٍ فِيهِ..
“Disunahkan melanggengkan pandangan mata ke arah tempat sujud supaya lebih khusyu sekalipun tunanetra, sedang shalat dekat Ka’bah, shalat di tempat yang gelap, ataupun shalat jenazah. Namun disunahkan mengarahkan pandangan mata ke jari telunjuk, terutama ketika mengangkat jari telunjuk, saat tasyahud, karena ada dalil shahih tentang kesunahan itu.” (Fath Al-Mu’in, hlm. 145)
Dari pendapat di atas, menjelaskan bahwa sejak takbiratul ihram sampai salam, mata dianjurkan melihat ke tempat sujud.
Tujuannya tentu untuk meningkatkan kekhusyukan serta menghindari gangguan dari lingkungan sekitar. Ketika tasyahud akhir, maka disunnahkan melihat ke jari telunjuk saat mengangkatnya.
2. Dalil dari Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Hadits dari Al-Hakim telah menyebutkan,
كَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى طَأْطَأَ رَأْسَهُ وَرَمَىٰ بِبَصَرِهِ نَحْوَ الْأَرْضِ.
“Dahulu, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat, beliau menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tanah.” (HR. Al-Hakim, beliau menilai hadits ini shahih berdasarkan syarat Imam Muslim, dan pendapat ini disepakati oleh Adz-Dzahabi serta Al-Albani).
Hadits ini menjadi salah satu dasar kuat bahwa memandang ke tempat sujud adalah kebiasaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalat.
Larangan Memandang ke Atas saat Shalat
Ada beberapa larangan memandang ke atas saat Sholat yang perlu Sobat Cahaya Islam pahami. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
1. Hadits Larangan Memandang ke Langit
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوامٌ يَرْفَعُونَ أَبْصَارَهُمْ إِلَى السَّمَاءِ فِي الصَّلاَةِ أَوْ لاَ تَرْجِعُ إِلَيْهِم
“Hendaklah orang-orang yang memandang ke atas (ke langit-langit) saat shalat berhenti atau pandangan itu tidak kembali kepada mereka.” (HR. Muslim, no. 428)
Dari hadits ini, para ulama telah menyimpulkan bahwa:
Memandang ke atas saat shalat merupakan perbuatan terlarang. Hal ini karena menunjukkan kurangnya kekhusyukan.
Larangan tersebut berlaku baik saat berdiri, rukuk, iktidal, serta dalam kondisi lain selama shalat. Bahkan, dalam doa saat shalat, tidak perlu lagi mengarahkan pandangan ke langit.


2. Bahaya Memandang ke Langit Saat Shalat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,
لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ رَفْعِهِمْ أَبْصَارَهُمْ عِنْدَ الدُّعَاءِ فِى الصَّلاَةِ إِلَى السَّمَاءِ أَوْ لَتُخْطَفَنَّ أَبْصَارُهُمْ
“Hendaklah orang-orang yang memandang ke atas saat berdoa dalam shalat berhenti atau pandangan mereka akan dirampas.” (HR. Muslim, no. 429)
Hadits tersebut telah menegaskan bahwa memandang ke atas dalam shalat dapat berakibat buruk. Bahkan, juga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan sebagai bentuk teguran dari Allah.
Meskipun dilarang, pandangan mata ketika shalat. ke atas tidak sampai membatalkan shalat. Namun, perbuatan tersebut menunjukkan kurangnya fokus dan bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.