Bekerja mencari nafkah untuk keluarga dalam Islam termasuk amal sholeh dengan ganjaran pahala yang sangat besar. Selain itu, pahala bekerja untuk keluarga juga sama halnya dengan shodaqoh. Allah menjanjikan memberi keberkahan kepada seseorang yang mencari nafkah di jalan yang benar untuk keluarganya.
Pandangan Islam Mengenai Pahala Bekerja untuk Keluarga
Bekerja menurut pandangan Islam merupakan hal penting karena berkaitan langsung dengan keberlanjutan hidup Sobat Cahaya Islam. Islam memandang umat yang bekerja sebagai perbuatan yang mendapatkan perhatian dari Allah. Oleh karena itu, bekerja adalah kewajiban dalam Islam demi bisa memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarga.


Pada hakikatnya, bekerja tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia, melainkan juga di akhirat. Seluruh aktivitas yang nilainya positif di dunia dan sejalan dengan ajaran Islam, maka memiliki nilai penting di mata Allah. Anjuran bekerja untuk mencari rezeki terdapat dalam ayat Al Qur’an berikut ini:
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” 1
Melalui bekerja, umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar, bahkan pahalanya lebih besar dibandingkan dengan membebaskan seorang budak atau memberi makan orang miskin. Hadist tentang pahala bekerja untuk keluarga dapat Sobat Cahaya Islam berikut ini:
“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)” 2
Selain pahala bekerja untuk keluarga, keutamaan lain mencari nafkah yaitu dapat menghapus dosa. Sebaliknya, orang yang seharusnya memberi nafkah, namun melalaikan kewajibannya akan mendapatkan dosa besar. Islam menjunjung tinggi orang yang bekerja dan menjadi kewajiban karena lebih baik daripada hanya meminta-minta.
Menariknya lagi, jihad dalam Islam tidak hanya perang sebagai tolak ukurnya. Bagi umat Islam tertentu, memenuhi kebutuhan keluarga tidak bisa digantikan oleh siapapun, maka memberi nafkah sama dengan jihad.
Bagi orang yang berkecukupan, mencari nafkah untuk keluarga merupakan hal biasa. Sebab, bagi orang miskin, memberi nafkah butuh perjuangan yang luar biasa.
Wanita yang Mencari Nafkah di Jalan Allah
Wanita yang bekerja bukan lagi hal tabu, sebab bekerja bisa dilakukan di rumah maupun di luar rumah. Islam menjadi saksi sejarah bagaimana perempuan bekerja untuk memberi nafkah kepada keluarganya. Namun, patut Sobat Cahaya Islam pahami bahwa sebenarnya wanita tidak memiliki kewajiban untuk menafkahi keluarga.
Dalam Islam, perihal mencari nafkah merupakan kewajiban seorang laki-laki. Namun Islam tidak melarang wanita untuk bekerja dengan keterampilannya. Saat seorang perempuan belum menikah, maka menjadi tanggung jawab walinya baik itu ayah atau saudara laki-lakinya.
Pahala bekerja untuk keluarga dari seorang wanita juga akan mendapatkan pahala yang besar. Namun, apa yang diberikan seorang wanita kepada keluarga bukan sebagai nafkah, melainkan infaq. Sebab, pada dasarnya, nafkah merupakan harta dari suami yang diberikan kepada istrinya.


Sebab, semua aturan terdapat dalam Al Qur’an dan hadist dengan tujuan untuk melindungi wanita. Patut Sobat Cahaya Islam ingat bahwa saat wanita bekerja, tetap harus memenuhi kewajibannya, terutama menutup aurat.
Kesimpulannya, ajaran Islam tidak melarang wanita untuk bekerja, namun menjadi keharusan sudah mendapatkan izin dari suami. Ketika belum menikah, wanita yang ingin bekerja juga membutuhkan izin dari wali.
Pahala bekerja untuk keluarga sangat besar karena Islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi pejuang nafkah. Selain mendapatkan pahala besar, banyak keutamaan bekerja bagi Sobat Cahaya Islam, seperti termasuk berjihad dan jaminan surga dari Allah SWT.
































