Nabi Muhammad Menangis Saat Hujan dan Penjelasannya

0
54
Nabi Muhammad menangis saat hujan

Nabi Muhammad menangis saat hujan tidak hanya sekali atau dua kali. Bahkan, dalam beberapa keadaan tertentu, tangisan Nabi Muhammad pecah sampai air matanya mengalir deras dan dadanya bergetar.

Lantas, apa saja yang membuat Nabi Muhammad sampai menangis? Apakah penyebabnya sama seperti manusia? Atau ada hal-hal yang tertentu?

Nabi Muhammad Menangis Saat Hujan

Setidaknya, ada beberapa hal yang membuat Nabi Muhammad menangis sampai tersedu-sedu. Pertama, orang yang beliau sayangi meninggal dunia. Ketika anak-anaknya wafat, Nabi Muhammad tidak kuasa untuk menahan dirinya sehingga menangis tersedu-sedu.

Kemudian, ketika Abdullah wafat, air mata Nabi Muhammad bercucuran di pipinya sampai membasahi jenggotnya. Hatinya sangat sedih. Namun, Nabi Muhammad sadar ada batasan sehingga dirinya tidak sampai larut pada kesedihan tersebut. Sebab, semua itu adalah kehendak Allah.

1. Pendapat Hasan Tasdelen

Air mata mengalir, bercucuran tidak menetap di mata. Hati pun bersedih. Namun, kami tidak pernah durhaka kepada Allah,” kata Nabi Muhammad saat ada seorang sahabat yang bertanya:

‘Apakah Nabi Muhammad menangis’ ketika Abdullah meninggal dunia, seperti keterangan dalam buku Tertawa Bersama Al-Quran, Menangis Bersama Al-Qur’an. (Hasan Tasdelen, 2014).

Hal yang sama juga terjadi pada saat anak Nabi Muhammad, yaitu Ibrahim wafat. Saat itu, Nabi Muhammad tengah meratapi kepergian Ibrahim.

Air mata Nabi Muhammad menangis saat hujan juga mengalir deras hingga membasahi wajahnya. Melihat hal tersebut, sahabat Abdurrahman bin Auf bertanya: ‘Kau menangis Rasulullah? Bukankah kau sendiri melarang menangisi kematian seseorang?’.

2. Pendapat Nizar Abazhah

Ibnu Auf, aku tidak melarang menangis. Yang aku larang adalah dua teriakan dosa; nyanyian yang tak bermakna dan dan melalaikan serta ratapan histeris saat tertimpa musibah dengan menampari wajah dan merobek-robek pakaian.

Sedang yang terjadi padaku ini adalah ungkapan kasih sayang,” jawab Nabi Muhammad, merujuk buku Sahabat-sahabat Cilik Rasulullah. (Nizar Abazhah, 2011).

Nabi Muhammad juga menangis pada saat ada sahabatnya meninggal dalam peperangan. Saat itu, Hamzah meninggal ketika perang Uhud. Nabi menangis tersedu-sedu ketika mendengar kabar kepergian pamannya tersebut.

Tangisan Nabi kembali pecah ketika melihat jenazah Hamzah. Sama halnya, ketika Ja’far, Ibnu Rawahah, dan Zaid bin Haritsah yang wafat dalam perang Mu’tah, kedua mata Nabi mencucurkan air mata kesedihan. 

Nabi Muhammad menangis saat hujan

3. Penjelasan Al-Qur’an

Lalu, membaca atau mendengar ‘ayat-ayat tertentu.’ Hati Nabi Muhammad begitu lembut, sehingga saat membaca atau ada seorang sahabat yang membaca ‘ayat-ayat tertentu’, maka air mata Nabi bercucuran.

Ceritanya, suatu ketika Nabi Muhammad meminta Abdullah bin Mas’ud untuk membaca sebagian ayat Al-Qur’an. Lantas Abdullah bin Mas’ud membaca Surat an-Nisa’.

(Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir), jika Kami datangkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan (Muhammad) sebagai saksi atas mereka). 1

Namun, tiba-tiba Nabi Muhammad meminta Abdullah bin Mas’ud untuk berhenti. “Cukup,” kata Nabi Muhammad. Abdullah bin Mas’ud kemudian menoleh ke arah Nabi. Ia juga mendapati kalau pada saat itu Nabi Muhammad tengah menangis dan air matanya bercucuran.

Al-Qur’an surat an-Nisa ayat 41 telah menjelaskan tentang posisi Nabi Muhammad yang di akhirat nanti menjadi saksi bagi umatnya yang durhaka. Tangisan Nabi ini menjadi penanda bahwa hatinya begitu lembut hingga tidak sampai hati jika umatnya menerima penderitaan.

Kemudian, rindu kampung halaman. Saat itu, Aban bin Said baru saja datang dari Makkah. Sesampai di Madinah, ia menemui Nabi Muhammad. Nabi bertanya tentang keadaan Makkah saat ini.

4. Pendapat Aban bin Said

Namun, Kata Aban bin Said, saat dirinya meninggalkan Makkah, hujan sedang turun, dan rumput izhir tumbuh, liat baru saja berdaun. Mendengar hal itu, mata Nabi Muhammad tiba-tiba digayuti air mata.

Selain itu, Nabi Muhammad juga sering menangis setelah ‘menceramahi’ kaum Anshar. Alkisah, setelah perang Hunain, Nabi Muhammad membagikan harta rampasan perang kepada kaum Muhajirin dan mualaf. Kaum Anshar yang tidak menerima rampasan perang marah serta kesal dengan kebijakan Nabi Muhammad tersebut.

Kemudian, Nabi mengumpulkan kaum Anshar dan menceramahi mereka. Kepada kaum Anshar, Nabi Muhammad juga menjelaskan bahwa harta rampasan dari perang Hunain sengaja dibagikan kepada kaum Muhajirin dan mualaf agar mereka semakin kuat keimanan dan keislamannya.

Nabi berdalih, kaum Anshar tidak akan diberi rampasan perang karena mereka sudah kokoh imannya. Setelah mendengar ceramah Nabi, kaum Anshar menangis tersedu-sedu. Begitu pun dengan Nabi Muhammad.

Jadi, Nabi Muhammad menangis saat hujan bukan tanpa sebab, melainkan karena beberapa hal di atas.


  1. (Q.S An-Nisa ayat 41) ↩︎

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY