Mengapa berbakti kepada Ibu lebih diutamakan – Sebagai anak, Sobat Cahaya Islam tentu memahami bahwa berbakti kepada orang tua adalah kewajiban. Kita tak akan pernah bisa membalas dengan sepadan untuk segala hal yang telah orang tua beri, terlebih kepada Ibu. Lalu, mengapa berbakti kepada Ibu lebih diutamakan?
Proses mengandung yang tidak mudah, melahirkan hingga bertaruh nyawa, sampai dengan menyusui juga mengasuh hingga kita beranjak dewasa. Sobat Cahaya Islam bisa bayangkan, seberapa besar pengorbanan Ibu demi anaknya. Itulah mengapa, bisa dibilang kedudukan Ibu lebih dimuliakan daripada Ayah dalam hal berbakti.
Alasan Mengapa Berbakti Kepada Ibu Lebih Diutamakan
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah pernah mennggapi pertanyaan Mu’awiyah bin Haidah Al-Quayairi ra. tentang kepada siapa seharusnya berbuat baik (berbakti). Kala itu Nabi berucap “Ibumu” hingga tiga kali barulah menyebut “Ayah” berlanjut ke yang terdekat setelahnya.
Dari situ dapat Sobat Cahaya Islam simpulkan, mengapa berbakti kepada Ibu lebih diutamakan, yakni karena Nabi Muhammad pun telah mengutarakan seberapa mulia kedudukan seorang Ibu. Bahkan diperumpamakan surga berada di telapak kaki Ibu.
Ada banyak ayat Al-Qur’an juga hadist yang membahas perihal berbakti kepada Ibu. Beberapa di antaranya, yaitu:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyebarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Riwayat Bukhari, No. 1407; Al-Maktabah Asy-Syamilah).
Jika pada kutipan hadist di atas adalah larangan durhaka kepada Ibu, selanjutnya ada pula yang berisi perintah untuk berbuat baik.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman:14)
Dari hadist dan ayat Al-Qur’an di atas, jelas sekali bahwasanya berbuat baik dan berbakti kepada orang tua terutama Ibu itu wajib. Mengapa dalam hadist dikatakan larangan durhaka kepada Ibu tanpa menyebut Ayah?
Alasannya, Ibu adalah wanita dan wanita merupakan kaum yang lembut hatinya, secara fisik juga lebih lemah daripada pria. Peluang untuk berbuat yang menyakiti fisik dan hati Ibu lebih besar, entah secara sengaja ataupun tidak.
Itulah megapa berbakti kepada Ibu lebih diutamakan. Dalam perintah yang tertuang pada Surat Luqman pun menyebutkan banyak pengorbanan seorang Ibu. Ini juga alasan kuat mengapa Ibu patut dimuliakan.
Cara Memuliakan Ibu
Ada banyak cara yang bisa Sobat Cahaya Islam lakukan untuk menyenangkan hati Ibu serta memuliakan beliau. Tak perlu mengeluarkan banyak tenaga apalagi biaya, cukup mulai dari hal-hal kecil di keseharian. Contohnya, yaitu:
1. Tidak Berbicara dengan Nada Tinggi
Berucaplah dengan sopan dan lembut kepada Ibu. Selain sebagai bentuk kesopanan dan akhlak terhadap orang tua, berbicara sopan dengan nada lembut juga agar beliau tidak merasa dihardik. Berkaca dari bagaimana sabarnya seorang Ibu merawat kita sejak lahir, mengajari berjalan juga berbicara. Maka sepatutnya kita juga bersikap demikian kepada Ibu meski kini telah dewasa dan punya banyak pencapaian.
2. Perhatian
Kasih Ibu sepanjang masa, meski anak-anaknya telah dewasa tetap saja akan menjadikan buah hati kesayangan. Terkadang bahkan seorang Ibu tetap menganggap anak yang sudah dewasa masih sama dengan saat kanak-kanak.
Seorang anak wajib berbuat ‘ihsan’ (memberi lebih) kepada ibunya. Apalagi soal perhatian, yang kebanyakan akan terkikis seiring makin banyak kesibukan terlebih saat sudah berkeluarga.
Upayakan agar Sobat Cahaya Islam senantiasa memerhatikan Ibu, meski sekadar perhatian kecil seperti menanyakan sedang apa, sudah makan atau belum, atau membelikan makanan kesukaan ibu. Perhatian kecil tersebut sudah teramat berharga bagi seorang Ibu.
3. Doa
Paling penting dan tidak boleh sampai Sobat Cahaya Islam lewatkan, ialah terus mendoakan orang tua terutama Ibu. Baik yang masih hidup apalagi yang telah berpulang. Doa anak shalih dan shaliha, termasuk pahala yang akan terus mengalir bagi Ibu meski telah tiada.
Jadi, sudah jelas bukan mengapa berbakti kepada Ibu lebih diutamakan. Bukn berarti berbakti kepada Ayah itu tidak penting, akan tetapi memuliakan Ibu adalah kewajiban bagi anak. Dosa besar bagi yang dengan sengaja menyakiti hati Ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita ke dunia.