Hukum Merayakan Ulang Tahun: Pandangan Islam tentang Merayakan Ulang Tahun

0
58
hukum merayakan ulang tahun

Hukum merayakan ulang tahun – Sobat Cahaya Islam, setiap kali hari kelahiran tiba, banyak dari kita yang merenungkan bagaimana cara memperingatinya. Dalam Islam, ada berbagai pandangan terkait hukum merayakan ulang tahun, yang menjadi topik hangat di kalangan umat. Apakah perayaan tersebut selaras dengan syariat atau justru menyimpang dari ajarannya?

Islam mengajarkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat usia yang Allah berikan. Namun, bentuk ekspresi rasa syukur ini harus berada dalam koridor syariat. Allah berfirman,

“Dan barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” 1

Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana Islam memandang tradisi ulang tahun.

Hukum Merayakan Ulang Tahun dalam Islam

Sobat Cahaya Islam, berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan hukum merayakan ulang tahun menurut Islam:

1. Tidak Ada Contoh dari Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ dan para sahabat tidak pernah mengistimewakan hari kelahiran mereka dengan perayaan khusus. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda,

“Barangsiapa mengada-adakan suatu perkara dalam agama kami yang bukan darinya, maka perkara itu tertolak.” 2

Hadis di atas menegaskan bahwa segala amalan atau ajaran dalam agama Islam haruslah bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Segala bentuk penambahan atau pengurangan terhadap ajaran Islam yang tidak memiliki dasar yang jelas dalam kedua sumber tersebut maka termasuk tidak sah dan tertolak.

Dalam konteks perayaan ulang tahun, jika tidak kita temukan contoh atau dalil yang jelas dari Rasulullah SAW mengenai perayaan tersebut, maka secara otomatis perayaan ulang tahun tidak dapat kita anggap sebagai bagian dari ajaran Islam dan tidak memiliki dasar yang kuat dalam agama.

Dengan kata lain, hadis ini menggarisbawahi pentingnya berpegang teguh pada ajaran Islam yang asli dan menghindari segala bentuk bid’ah atau inovasi dalam agama yang tidak memiliki landasan yang jelas.

2. Bahaya Tasyabbuh (Meniru Tradisi Non-Muslim)

Islam melarang umatnya meniru tradisi yang berasal dari non-Muslim jika tradisi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Rasulullah ﷺ bersabda,

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” 3

Perayaan ulang tahun, yang berakar dari budaya non-Islam, dapat termasuk dalam larangan ini jika kita lakukan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai Islam.

hukum merayakan ulang tahun

3. Fokus pada Syukur kepada Allah

Daripada merayakan ulang tahun dengan pesta, Islam mendorong kita untuk meningkatkan ibadah sebagai bentuk syukur. Allah berfirman,

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu…'” 4

Bersedekah, berdoa, atau memperbanyak zikir adalah cara yang lebih bernilai dalam Islam.

4. Menghindari Pemborosan

Perayaan ulang tahun sering kali diwarnai dengan pemborosan yang tidak menjadi anjuran dalam Islam. Allah berfirman,

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan…” 5

Oleh karena itu, umat Islam mendapat anjuran untuk menggunakan harta dengan bijak, terutama untuk hal-hal yang mendekatkan jiwa kita kepada Allah. Jika Sobat ingin merayakan hari kelahiran, alangkah baiknya untuk memanfaatkannya dengan meningkatkan amal kebaikan dan rasa syukur kepada Allah.

Sobat Cahaya Islam, memahami hukum merayakan ulang tahun membantu kita untuk menjalani hidup sesuai tuntunan syariat. Islam tidak secara tegas melarang, tetapi mengajarkan umatnya untuk menghindari tradisi yang tidak memiliki landasan dalam agama.


  1. (QS. Luqman: 12) ↩︎
  2. (HR. Bukhari, no. 2697) ↩︎
  3. (HR. Abu Dawud, no. 4031) ↩︎
  4. (QS. Ibrahim: 7) ↩︎
  5. (QS. Al-Isra: 27) ↩︎

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY