Hukum menyindir orang dengan niat baik – Menjalin hubungan baik antar sesama manusia merupakan hal penting dalam Islam. Oleh karena itu, Islam mengatur dengan tegas hukum menyindir orang dengan niat baik. Menyindir termasuk bentuk komunikasi yang berpotensi menyakiti perasaan orang lain dan pada akhirnya bisa merusak hubungan sosial.
Apa Hukum Menyindir Orang dengan Niat Baik
Segelintir orang kerap menggunakan sindiran sebagai bentuk teguran terhadap orang lain. Memang benar tujuannya baik untuk menegur kesalahan agar menyadari kesalahannya. Namun, apakah boleh menegur dengan cara menyindir? Perlu Sobat pahami bahwa Islam merupakan agama nasihat-menasihati berdasarkan hadist.
Islam menekankan keutamaan menjaga lisan dari ucapan yang bisa melukai orang lain, termasuk sindiran sebagaimana hadist berikut ini:
“Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Agama adalah nasehat .” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “ Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya .” 1
Sindiran merupakan bentuk ucapan dengan tujuan menyampaikan maksud dengan cara tidak langsung, namun sering disertai nada mengejek. Meskipun tampak sepele, namun sindiran akan sangat menyakitkan, sehingga berpotensi menimbulkan dendam dan permusuhan antar individu.
Pada dasarnya, sindiran bertentangan dengan prinsip-prinsip akhlak yang Islam ajarkan. Hukum menyindir orang dengan niat baik menyalahi adab utama menasihati. Hukum asal menasehati yaitu dengan sembunyi-sembunyi atau empat mata, bukan di depan publik.
Selain itu, Sobat juga perlu menggunakan kata-kata lembut saat memberi nasehat, bukan sindiran. Imam Asy-Syafi’i menjelaskan bahwa memberikan nasihat di depan publik tanpa udzur yang memperbolehkan sama halnya dengan penghinaan. Oleh karena itu, hendaknya Sobat bisa berhati-hati ketika memberi nasihat agar mengena seperti hukum asalnya.
Adab Memberikan Nasihat Tanpa Menyindir
Hendaknya ketika memberi nasihat harus berhati-hati agar tidak menjadi hinaan kepada orang lain atas kesombongan hasad Sobat. Sebab, terdapat larangan merendahkan atau menyindir orang lain sebagaimana hadis berikut ini:
“Mudahkan dan jangan mempersulit, berikan kabar gembira dan jangan membuat manusia lari.” 2
Hukum menyindir orang dengan niat baik adalah haram, sebab akan merendahkan atau menghina orang lain. Hubungan sesama Sobat Cahaya Islam yang ideal yaitu saling tolong-menolong dalam persaudaraan penuh cinta dan kasih.
Berikut ini adab memberi nasihat tanpa harus menyindir dalam Islam yang patut Sobat teladani:
1. Ikhlas karena Allah
Jika Sobat ingin menasihati, hendaknya memiliki niat semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah. Sebab, amal kebaikan tidak akan Allah terima ketika tidak Sobat landasi dengan keikhlasan.


2. Memberi Nasihat Sesuai Syariat
Selain melandasi nasihat dengan ikhlas, Sobat juga harus melakukannya dengan benar berlandaskan syariat Islam. Sebab, hukum menyindir orang dengan niat baik tanpa cara yang santun akan bertentangan dengan syariat Islam. Ketika tidak mampu mengingkari kemungkaran, maka tidak boleh melakukan walaupun dengan niat baik.
Sobat bisa mempertimbangkan mengikuti aturan syariat untuk mengingkari kemungkaran yang digunakan dalam menasihati.
3. Menggunakan Tutur Kata yang Lembut
Ketika seseorang datang meminta nasihat, maka gunakan kata-kata yang lemah lembut. meskipun orang yang meminta nasihat melakukan kesalahan, namun tidak boleh menghakimi atau memojokkan.
4. Beri Nasihat Secara Rahasia
Sebaiknya memberikan nasihat secara sembunyi-sembunyi atau empat mata. Bahkan jika perlu, Sobat bisa memberitahu secara rahasia agar tujuan nasihat bisa tercapai. Menasehati di depan umum juga akan berpotensi mempermalukan si penerima nasihat.
Kesimpulannya, hukum menyindir orang dengan niat baik yaitu haram. Sebab, Islam melarang saling sindir karena berpotensi merendahkan orang lain, sehingga memantik pertikaian. Islam telah mengatur adab memberikan nasehat dengan baik tanpa menyindir.