Hukum mendesah menurut islam – Pasutri atau pasangan suami istri yang terikat pernikahan sah berhak melakukan hubungan intim. Walaupun tergolong privat, agama islam mengajarkan adab dalam hubungan suami istri. Hal ini juga termasuk hukum mendesah menurut islam.
Saat melakukan hubungan suami istri, mereka sering kali sampai mengeluarkan suara desahan. Biasanya suara desahan keluar untuk membantu pasangan mendapat orgasme. Namun bagaimana pandangan islam terhadap hal tersebut?
Jawaban Hukum Mendesah Menurut Islam
Sobat Cahaya Islam, mendesah saat berhubungan suami istri sejatinya lazim terjadi di kalangan pasutri. Ternyata, hukum mendesah menurut islam menurut para ulama diperbolehkan.
Walaupun begitu, kalau di luar hubungan seksual antara suami dan istri, ada baiknya menghindar dari mendesah. Imam Malik dalam keterangannya menyebut, tampak bodoh apabila pasangan suami istri mendesah di luar jima’.
Bahkan ini termasuk aib bagi mereka yang melakukannya. Hal senada juga tertulis dalam kitab Kasyaf al Qina’ ‘an Matni al ‘Iqna. Menurut Abu Hasan al Qatahn, hukum mengeluarkan desahan menurut islam adalah boleh.
Dalam fiqih ahlus sunnah, boleh hukumnya suami istri berbicara atau bersuara ketika berjima’. Hal itu selama suara atau kata-kata keduanya tak terdengar oleh orang lain.
Adab Berjima’ dalam Islam
Setelah mengetahui hukum mendesah menurut islam, tidak ada salahnya Sobat juga memperhatikan apa saja yang termasuk dalam adab berjima’. Islam mengatur apa-apa saja yang termasuk dalam adab berjima’ di antaranya:
1. Membaca Basmalah
Membaca basmalah atau kerap disebut sebagai tasmiyah hukumnya sunnah untuk suami baca sebelum memulai jima’. Hal itu menunjukkan bahwa jima’ termasuk bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Terdapat dalil yang menjadi dasar hukum sunnah membaca basmalah sebelum jima’, yaitu firman Allah SWT:
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُواْ حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُواْ لأَنفُسِكُمْ وَاتَّقُواْ اللّهَ وَاعْلَمُواْ أَنَّكُم مُّلاَقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Isteri-isterimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah : 223)
2. Mendirikan Salat Sunnah
Adab berjima’ dalam islam berikutnya adalah mendirikan salat sunnah dua raka’at bersama sang istri. Dengan mengerjakan salat sunnah dua rakaat, besar harapan hubungan suami istri terjalin semakin erat karena Allah SWT.
3. Bercumbu Rayu dengan Kelembutan
Pasangan suami istri yang akan berjima’ perlu juga bercumbu rayu dengan penuh kelembutan dan kemesraan. Sebagai contoh, dengan memberikannya segelas air minum atau lainnya. Hal itu berdasarkan hadits:
“Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.”[Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad VI/438, 452, 453, 458]
4. Membaca Doa Sebelum Jima’
Ketika suami akan menggauli sang istri, hendaklah dia membaca doa’a. Bacaan doanya yaitu:
بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami.”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.”[Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 141, 3271, 3283, 5165]
Dengan doa tersebut, besar harapan syaitan atau jin tidak akan masuk dalam pergumulan antara suami dan istri itu. Apabila dalam hubungan yang terjadi membuahkan hasil berupa anak, diharapkan anak itu menjadi anak sholeh atau sholehah.
5. Menggauli Istri di ‘Tempat’ Seharusnya
Seorang suami boleh saja menggauli istrinya dengan cara apapun yang ia suka. Namun islam mengatur agar suami menggauli istri di kemaluannya. Sebab Allah SWT berfirman:
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangi-lah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.” [Al-Baqarah/2 : 223]
Sobat jangan pernah menggauli istri di tempat lain seperti dubur. Islam juga melarang seorang suami menggauli istrinya ketika ia sedang haid.
Sobat Cahaya Islam, kini Sobat sudah memahami apa hukum mendesah menurut islam. Ikuti semua adab berhubungan suami istri di atas agar Sobat dan pasangan mendapat keberkahan dari Allah SWT.