Berbohong Demi Menjaga Perasaan, Bolehkah dalam Islam?

0
106
Berbohong Demi Menjaga Perasaan Pasangan

Berbohong Demi Menjaga Perasaan – Kita semua tahu bahwa dusta atau bohong termasuk perbuatan dosa dan Allah sangat tidak menyukainya. Berbohong bukan hanya haram, tapi dampaknya juga sangat merugikan orang lain. Itulah kenapa Islam begitu menjunjung tinggi kejujuran. Tapi, bagaimana jadinya kalau kita terpaksa berbohong guna menjaga perasaan pasangan, orangtua, teman, atau orang lain? Pasalnya, terkadang orang lain bisa sakit hati atau tersinggung jika kita harus bicara jujur.

Berbohong Demi Menjaga Perasaan Pasangan

Dalam Islam, berbohong pada dasarnya haram. Namun, beberapa kondisi memungkinkan seseorang untuk berbohong, dengan tujuan untuk kebaikan. Tak hanya dalam peperangan atau mendamaikan pertikaian, seseorang juga boleh berbohong pada pasangannya demi keridhaan dari pasangan.

Artinya, tidak berdosa jika seorang suami mengucapkan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan kepada istrinya agar ia senang. Contohnya adalah suami mengatakan masakan istrinya enak padahal sebenarnya kurang enak.

Menurut Imam Nawawi, tidak mengapa seseorang berbohong dengan tujuan baik serta tak ada alternatif lain. Tapi, jika masih ada alternatif lain selain berbohong, maka tetap wajib menghindari kebohongan.

Pura-pura Tidak Mendengar Aib Orang Lain

Termasuk di antara cara menjaga perasaan orang lain ialah dengan pura-pura atau menutupi kesalahan atau aib orang lain, khususnya sesame muslim. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah bersabda:

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (1)

Maka, jika kita mendengar aib orang lain sesama muslim secara tidak sengaja, lebih baik pura-pura tidak mendengarnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga perasaan orang tersebut. Kalau dia berbuat salah dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya, dia pun tidak perlu malu terhadap orang lain sehingga kehormatannya pun tetap terjaga.

Jadi, kadang berpura-pura tidak tahu tentang sebuah hal bisa menjadi lebih baik daripada mengetahuinya. Pasalnya, menjaga perasaan sesama muslim jauh lebih penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita menjaga lisan supaya tidak menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain.

Contoh Lain menjaga Perasaan Seseorang

Cara menjaga perasaan seseorang tergantung kondisi maupun situasinya. Sebagai contoh, Ketika kita sedang bertiga, kita tidak boleh mengabaikan atau men-cuek-kan salah satunya karena Rasulullah bersabda:

إِذَا كُنْتُمْ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى رَجُلاَنِ دُونَ الآخَرِ، حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ، أَجْلَ أَنْ يُحْزِنَهُ

“Jika kalian bertiga, janganlah dua orang berbisik-bisik berduaan, sedangkan yang ketiga tidak diajak, hingga kalian bercampur dengan manusia. Karena ini bisa membuat orang ketiga tersebut sedih.” (2)

Kesimpulannya, Islam megajak seluruh manusia untuk menjaga perasaan. Tentunya, ajaran ini menawarkan kebaikan, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Ajaran ini juga menunjukkan betapa indahnya Islam. Selain menjaga perasaan, agama Islam pun mengajak umatnya menyenangkan hati sesama muslim dan orang lain pada umumnya.


Referensi:

(1) Sahih Muslim 2580

(2) Sahih al-Bukhari 6290

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY