Hadits lemah seputar bulan Syaban – Bulan Syaban merupakan bulan kedelapan dalam penanggalan hijriah yang memiliki banyak keutamaan. Banyak hadits lemah seputar bulan Syaban tersebar, sehingga Sobat harus berhati-hati. Sebab, hadits-hadits tersebut berhubungan dengan aqidah, amalan hingga hukum dalam Islam.
Keistimewaan Bulan Syaban
Umat Islam menganggap bulan Syaban bulan mulia karena merupakan bulan menyambut Ramadhan. Rasulullah SAW tidak meninggalkan puasa di bulan ini kecuali beberapa hari saja. Namun, banyaknya hadits lemah yang beredar justru akan menjadi bumerang jika tidak sesuai dengan aqidah.
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak seperti berdusta atas nama selainku. Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka sesungguhnya dia telah menyiapkan tempat duduknya di neraka.” 1
Ada banyak keistimewaan bulan Syaban dan apa yang sebaiknya Sobat lakukan, antara lain:
1. Allah Mengangkat Amalan
Allah akan mengangkat seluruh amalan Sobat Cahaya islam selama setahun penuh. Oleh karena itu, saat bulan Syaban Sobat perlu meningkatkan amal ibadah serta memaksimalkan kualitasnya.
2. Rasulullah Gemar Berpuasa
Rasulullah mengamalkan puasa sunah lebih banyak di bulan istimewa ini. Puasa Senin Kamis dan puasa ayyamul bidh merupakan amalan yang Rasulullah kerjakan selama bulan Syaban.
3. Malam Nisfu Sya’ban
Keistimewaan pertengahan bulan Syaban atau yaitu malam Nisfu Syaban. Momen penting ini, Sobat Cahaya Islam bisa memohon ampun serta sebaiknya memperbanyak ibadah. Keutamaan lain di malam nisfu sya’ban yaitu mengabulkan permintaan serta kemudahan rezeki.
Hadits Lemah Seputar Bulan Syaban
Setiap malam nisfu Syaban, Sobat senantiasa mengisi dengan berbagai amalan, salah satunya shalat sunnah. Tidak sedikit juga yang merasa ragu, sebab shalat sunnah tak henti-henti akan dianggap bid’ah dan tidak ada dasar dalilnya. Oleh karena itu, Sobat perlu memahami hadits lemah seputar bulan Syaban.


Beberapa amalan ini harus Sobat pahami landasan haditsnya agar tidak bertentangan dengan aqidah Islam. Hadist yang menerangkan keutamaan malam nisfu Syaban tergolong hadits lemah dan tidak bisa Sobat jadikan landasan. Termasuk hadits yang menjelaskan keutamaan shalat malam ketika nisfu Sya’ban termasuk palsu atau maudhu’.
Sobat perlu mempelajari hadits lemah seputar bulan Syaban berikut ini:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban, Dia akan mengampuni dosa walaupun itu lebih banyak dari jumlah bulu yang ada di kambing Bani Kalb.” [Bani Kalb adalah salah satu kabilah di Arab yang punya banyak kambing]. (As Silsilah Ash Sholihah nomor 1144)
Ada juga hadits dhaif yaitu kategori hadits yang tertolak karena berasal dari perkataan atau perbuatan nabi. Hadist tertolak ini bisa Sobat temukan pada Aisyah RA, istri Rasulullah. Pada suatu hari Aisya kehilangan Rasulullah. Waktu itu, Rasulullah sedang menginap di rumah beliau.
Namun, Asiya justru mengira Rasulullah sedang berada di rumah istri lainnya. Saat itu, Aisya menyaksikan Rasulullah meminta ampunan kepada muslim yang telah wafat. Ada yang meriwayatkan hadits dhaif ini. Namun, hadits lemah seputar bulan Syaban ini disahihkan oleh Syaikh Muhammad Nasudin Albani.
Justru hadist yang kuat bisa Sobat temukan dari Abu Musa Al Asadi yang isi kalimatnya singkat. Nabi Muhammad mengatakan bahwa Allah mengamati kepada hambaNya saat malam pertengahan Syaban. Hal ini sama halnya dengan hadist yang disampaikan oleh 31 sahabat Nabi.
Amalan Rasulullah tidak menyebutkan spesifik, hanya menyebutkan para sahabat banyak beramal saja. Selain itu, saat Syaban tiba beberapa sahabat juga melaksanakan tahajud hingga beristighfar.
Untuk menghindari hadits lemah seputar bulan Syaban, Sobat bisa melaksanakan amalan dalam batas wajar. Ketika melakukan amalan sunnah, maka laksanakan sesuai ajaran Nabi Muhammad.
- (HR Al-Bukhari no. 1291) ↩︎