Cara Bertaubat dari Dosa Zina – Di zama akhir ini, pergaulan di kalangan muda-mudi semakin bebas. Bahkan, tak jarang mereka “kebablasan” hingga melakukan perbuatan yang hanya suami-istri yang seharusnya boleh melakukannya.
Namun, siapapun bisa mendapat hidayah. Jika ia hendak bertaubat, apakah ia harus meminta maaf kepada pasangan yang pernah ia ajak berzina? Atau cukup meminta maaf kepada Allah saja?
Cara Bertaubat dari Dosa Zina, Dosa Besar kepada Allah


Zina adalah dosa besar yang melanggar hak Allah karena melanggar perintah-Nya secara terang-terangan. Allah berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (1)
Maka, pelaku zina wajib bertaubat kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Perlu sobat Cahaya Islam ketahui, bahwa taubat yang benar harus memenuhi tiga syarat, yakni menyesali perbuatan, meninggalkan perbuatan, dan bertekad tidak mengulanginya.
Jika zinanya dilakukan oleh dua orang yang sama-sama baligh dan sadar, maka masing-masing bertanggung jawab atas dirinya di hadapan Allah, dan taubatnya harus ditujukan kepada Allah, bukan kepada pasangannya.
Apakah Harus Meminta Maaf kepada Pasangan Zinanya?
Setelah bertaubat dan minta maaf kepada Allah, apa selanjutnya? Apakah wajib minta maaf ke pasangan zinanya? Tidak wajib secara hukum syariat meminta maaf kepada orang yang dizinai, karena keduanya sama-sama berbuat dosa dan tidak ada hak manusia yang dirampas (seperti dalam kasus ghibah, mencuri, menzalimi, dsb).
Namun, ada beberapa kondisi khusus yang perlu kita perhatikan. Pertama, jika salah satu pihak dipaksa atau dijebak, maka pelaku yang memaksa wajib meminta maaf dan memperbaiki kesalahan tersebut, karena telah menzalimi.
Lain halnya jika hubungan tersebut menyebabkan aib, kehamilan, atau kerusakan pada salah satu pihak, maka ada tanggung jawab moral dan sosial yang harus ia tunaikan. Jika sama-sama mau, maka cukup bertaubat kepada Allah saja.
Lebih Utama Taubat dan Memperbaiki Diri
Islam tidak mendorong membuka aib masa lalu. Bahkan Nabi ﷺ bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ
“Setiap umatku dimaafkan, kecuali orang-orang yang terang-terangan (berdosa).” (2)
Karena itu, hendaknya tidak menghubungi pasangan zinanya untuk minta maaf, karena bisa menimbulkan fitnah atau membuka kembali pintu dosa. Selain itu, meminta maaf ke orang yang sudah bertaubat dari dosa zina justru bisa menambah luka atau mengganggu kehidupan orang tersebut di masa depan
Kesimpulannya, dosa zina adalah pelanggaran terhadap Allah, maka wajib taubat kepada Allah. Artinya, kita tidak wajib meminta maaf kepada pasangan zinanya jika keduanya sama-sama sadar dan rela. Namun, jika terjadi pemaksaan, kezaliman, atau akibat berat lainnya, maka wajib menyelesaikan tanggung jawab tersebut. Jadi, lebih utama menjaga aib, perbanyak amal saleh, dan jangan ulangi lagi.
Referensi:
(1) QS. Al-Isra: 32
(2) HR. Bukhari no. 6069