Mengenal Daddy Issue – Lumayang shock sih ketika tim cahaya islam kemarin sempat baca berita yang memaparkan bahwa Indonesia termasuk negara rawan Fatherless yang besar. Di mana banyak banget anak anak yang tumbuh tanpa didikan dari ayahnya. Tentunya kalo kita diskusiin ini lebih jauh, mengenai apa faktornya dan bagaimana efeknya dalam jangka pendek maupun jauh, bakalan lama banget.
Namun jangan salah sangka lho! Fenomena ini terjadi di banyak negara di dunia. Hingga dalam beberapa dekade terakhir, istilah Daddy Issue sering banget muncul jadi topik yang penting. Dalam konteks psikologi dan hubungan interpersonal tentunya. Istilah ini merujuk pada masalah emosional atau perilaku yang muncul akibat kurangnya hubungan yang sehat antara seorang anak dengan ayahnya, baik karena ketiadaan figur ayah, kurangnya perhatian, atau sikap ayah yang tidak mendukung perkembangan emosional anak. Dalam perspektif Islam, peran seorang ayah sangat penting, tidak hanya dalam aspek materi tetapi juga dalam aspek spiritual, emosional, dan moral.
Gimana enggak! Kan Baginda Rasulullah SAW dan ajarannya udah mencontohkan bagaimana seorang ayah seharusnya bertindak dalam keluarga. Menunjukkan bahwa hubungan yang kuat dan sehat antara ayah dan anak dapat membentuk pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, dan seimbang secara emosional. Jadi bukanlah sebuah issue yang sepele nih seharusnya kan.
Mengenal Daddy Issue dan Ajaran islam Tentang Peran Ayah dalam Mendidik Anak
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ”
Rasulullah (ﷺ) bersabda, “Sesungguhnya setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang pemimpin (penguasa) masyarakat adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang budak laki-laki adalah pemimpin bagi harta tuannya dan akan diminta pertanggungjawaban atasnya. Sesungguhnya setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (H.R Bukhari – 7138)
Tanpa ingin bermaksud mendiskreditkan peran ibu di sisi lain ini ya. Ayah seharusnya secara norma kehidupan harus hadir dalam kehidupan keluarga sebagai orang yang memegang kendali. Seseorang yang berani pasang badan dengan memikul tanggung jawab besar untuk anak dan istri. Berat sih, tapi emang itu esensi dari menjadi seorang lelaki kan. Dalam Islam, ayah memiliki peran penting dalam pendidikan anak, baik secara agama maupun akhlak.
Ayah adalah figur yang bertanggung jawab dalam memastikan bahwa anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang benar, baik dalam hal agama maupun kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW selalu mengajarkan umatnya agar mendidik anak-anak mereka dengan kasih sayang, disiplin, dan akhlak yang baik. Hal ini karena anak-anak tidak hanya membutuhkan nafkah materi, tetapi juga perhatian, bimbingan, dan kasih sayang dari ayahnya. Jadi wahai para lelaki! Jangan berpikir bahwa kasih duit banyak aja cukup ya. Kehadiran kita juga nggak kalah penting.
Kasih Sayang Ayah itu Tuntunan dari Rasulullah SAW dan Beliau adalah Teladan yang Terbaik Soal itu
Kita musti banyak belajar dari Baginda Rasulullah SAW. Beliau udah kasih contoh yang sangat baik tentang bagaimana seorang ayah seharusnya berperilaku terhadap anak-anaknya. Meskipun beliau adalah seorang pemimpin besar, Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan kasih sayang dan kelembutan terhadap anak-anaknya serta cucu-cucunya. Dalam banyak hadits, dikisahkan bagaimana Rasulullah SAW mencium dan memeluk cucu-cucunya dengan penuh kasih sayang.
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ الأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ، أَبْصَرَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يُقَبِّلُ حُسَيْنًا فَقَالَ إِنَّ لِي عَشْرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا فَعَلْتُ هَذَا بِوَاحِدٍ مِنْهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم “ مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ ”
Ada kisah nih, dari hadits di atas. Jadi someday Rasulullah SAW mencium cucunya, Al-Hasan bin Ali. Seorang sahabat yang namanya Al-Aqra’ bin Habis, yang melihat itu nyeletuk nih kalo dia aja anaknya 10 tapi nggak pernah mencium mereka sama sekali. Rasulullah SAW kemudian berkata sebuah kata kata yang fenomenal Barang siapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi. Hadits ini menekankan pentingnya kasih sayang dari seorang ayah kepada anak-anaknya, baik secara fisik maupun emosional.
Ayah yang mampu menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya akan membentuk ikatan emosional yang kuat. Ini sangat penting untuk menghindari apa yang dalam konteks modern disebut sebagai Daddy issue. Problem di mana anak merasa kekurangan cinta dan perhatian dari ayahnya, yang bisa berdampak pada masalah emosional di kemudian hari. Kata kita sih harus semakin banyak ayah ayah di Indonesia ini yang mulai aware dan mengenal Daddy issue ini.
Memahami dan Mengenal Daddy issue dengan Mengembalikan Peran Ayah sebagai Pelindung dan Pemberi Keteladanan
Satu faktor yang cukup eksponensial dari munculnya fenomena ini sebenernya ada kaitannya dengan kemajuan teknologi di dunia modern sekarang sih. Orang orang semakin mudah mendapatkan akses untuk banyak hal dan informasi. Dan sadar atau tidak, banyak orang yang pada akhirnya tidak bisa keep up dengan itu. Ayah dalam konteks tradisional memang bertanggung jawab untuk keluarga. Namun tuntutan zaman yang begitu signifikan sering kali pakai banget kurang bisa memberi tempat penghargaan yang cukup untuk itu. Hingga pada akhirnya banyak lelaki dan ayah yang tidak tahu harus bagaimana. Dan seperti layaknya orang yang tidak tahu, mereka akan cenderung melakukan kesalahan.
Nah, peran agama dan spiritualitas disini menjadi penting. Tentang definisi dan arah tentang tanggung jawab seorang ayah itu sendiri. Dalam hal yang sama, memberi ruang pemahaman untuk orang orang yang berperan serta di dalamnya seperti istri, guru dan pemuka agama dalam pengasuhan dan pembentukan karakter anak. Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa ayah adalah pelindung bagi keluarganya. Ayah harus menjaga keluarganya dari bahaya, baik itu bahaya fisik, moral, maupun spiritual. Dalam Firman Allah di surat At Tahrim ayat 6 ada kata kuncinya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6).
KATA KUNCINYA – Bertanggung jawab Menghindarkan Keluarganya dari Api Neraka. Jadi acuannya itu yang utama. Ayah tidak hanya bertugas untuk melindungi secara fisik atau memenuhi kebutuhan finansial. Tetapi juga harus menjadi figur teladan yang dapat membimbing anak-anaknya untuk menjauhi perbuatan yang tidak diridhai Allah. Ini bisa dicapai dengan memberikan pendidikan agama yang benar, mengajarkan etika yang baik, dan menunjukkan perilaku yang bisa dicontoh oleh anak-anak.
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tuanya, terutama ayahnya. Oleh karena itu, seorang ayah dalam Islam diharapkan untuk menunjukkan akhlak yang baik, bertindak jujur, adil, serta berani dalam menghadapi tantangan hidup. Hal ini akan memberikan pengaruh besar pada perkembangan psikologis dan spiritual anak. Yang pada akhirnya akan mengarahkan anaknya pada jalan yang lurus.
Mengenal Daddy issue dan Apa Konsekuensi dari Kurangnya Peran Ayah?
Jika seorang ayah gagal menjalankan perannya secara penuh. Baik itu dalam memberikan kasih sayang, perhatian, maupun pendidikan, dampaknya bisa dirasakan dalam perkembangan psikologis anak. Banyak kasus Daddy issue muncul karena ayah tidak hadir secara emosional dalam kehidupan anak-anaknya, meskipun mungkin hadir secara fisik. Anak-anak yang tumbuh tanpa dukungan emosional dari ayah seringkali mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain dan bisa menghadapi masalah seperti rendahnya rasa percaya diri atau mencari validasi dari sumber eksternal.
Dalam Islam, ketidakhadiran seorang ayah, baik secara fisik maupun emosional, adalah sesuatu yang perlu dihindari. Ayah memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk kepribadian anak-anaknya, dan ketidakhadiran ini dapat merusak perkembangan spiritual dan moral mereka. Pada akhirnya banyak anak anak yang kemudian sesat pikir atau menjadi orang yang merugikan lingkungan dan masyarakat.
Lalu Gimana Mengatasi Daddy Issues dalam Perspektif Islam?
Dalam Islam, solusi untuk daddy issues terletak pada penegakan kembali nilai-nilai keluarga yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Seorang ayah harus menyadari pentingnya peran mereka dalam membangun keluarga yang sehat, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Intinya AWARENESS dulu dari pihak ayah. Jika ada kekurangan dalam hubungan antara ayah dan anak, Islam mengajarkan pentingnya komunikasi, kasih sayang, dan saling memaafkan.
Setelah kesadaran itu ada. Sobat cahayaislam bisa turut andil dalam pendidikan anak. Andil yang kami maksud di sini bukan full 24/7 ada untuk anak ya. Karena ada tanggung jawab lain yang musti kita kejar. Sobat sebagai ayah bisa meluangkan atau menjadwalkan waktu khusus untuk anak anak sobat. Ini bisa fleksibel ya. Bisa setelah bekerja atau setiap weekend, atau pada jam makan malam/sarapan. Usahakan untuk selalu berkomunikasi dengan anak anak kita. Kita tunjukkan kepedulian kita sebagai ayah pada kehidupan mereka. Anggap saja ini adalah investasi waktu agar anak anak kita kelak bisa tumbuh menjadi orang orang beriman yang sholeh sholehah berakhlakul karimah.
***
Pada akhirnya, kita tahu bahwa Islam adalah agama yang menjaga keseimbangan antar gender ya. Islam memuliakan kedudukan wanita sebagai majelis anak terbaik. Sosoknya sering dikaitkan sebagai manifestasi dari surga itu sendiri. Islam juga tidak melupakan pentingnya kedudukan lelaki. Sosok pria yang harus menjadi imam dan pemimpin dalam rumah tangga wajib memikul tanggung jawab yang besar dan itu akan dimintai laporannya kelak disisi Allah. Berangkat dari itu, seharusnya masalah mental seperti Daddy Issue seharusnya tidak terjadi dan tumbuh subur dalam kehidupan keluarga islam. Ikuti Ajaran Rasulullah dan yakinlah bahwa keluarga anda akan berada pada jalan yang terbaik. Semoga bermanfaat!