Gila hormat menurut Islam – Pernahkah Sobat Cahaya Islam menemui seseorang yang selalu ingin kita puji, hormati, dan selalu menjadi pusat perhatian? Dalam pandangan Islam, sikap semacam ini kita sebut dengan gila hormat menurut Islam yaitu sebuah penyakit hati yang tidak terlihat secara kasat mata. Namun bisa menghancurkan amal kebaikan dan merusak hubungan sesama manusia.
Sikap gila hormat seringkali muncul dari keinginan untuk terlihat lebih tinggi dari orang lain. Padahal, Islam mengajarkan untuk merendahkan hati dan menjauhkan pribadi kita dari sifat sombong. Meski menjadi manusia paling mulia, Rasulullah SAW justru menjadi sosok yang penuh tawadhu dan tidak pernah menuntut penghormatan dari orang lain.
Bahaya Gila Hormat Menurut Islam dalam Kehidupan
Sobat Cahaya Islam, penting bagi kita untuk memahami bagaimana sikap haus penghormatan ini tidak hanya merusak hati, tetapi juga bisa membuat seseorang terjebak dalam perilaku munafik. Terlihat baik di luar, namun hatinya kosong dari keikhlasan.
1. Gila Hormat Adalah Cabang dari Kesombongan
Seseorang yang melakukan sesuatu atau amalan tidak dengan niat semata-mata karena Allah, tetapi demi memperoleh pujian serta pengakuan dari manusia, di sinilah bahayanya riya’. Gila hormat juga masuk menjadi bentuk nyata dari riya’.
Di mana dorongan seseorang melakukan kebaikan bukan atas dasar ikhlas. Namun karena ingin mendapat penghormatan, pujian hingga anggapan sebagai orang yang lebih hebat atau unggul dari orang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun sebesar biji zarrah.” 1
Kesombongan ini sering muncul dari rasa ingin orang lain hormati secara berlebihan. Orang yang gila hormat menurut Islam, sejatinya menyimpan bibit-bibit takabur dalam hatinya. Ia merasa lebih tinggi dari orang lain dan ingin kita istimewakan dalam segala hal.
2. Mengikis Keikhlasan dalam Beramal
Apabila Sobat Cahaya Islam atau seseorang yang beramal hanya agar mendapatkan pujian dari manusia, maka kita telah kehilangan nilai dari amal itu sendiri. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, ‘Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Riya’.'” 2
Riya’ atau pamer amal adalah buah dari sifat ingin orang lain hormati. Amal yang seharusnya menjadi jalan menuju surga justru bisa menjadi bumerang karena tidak berlandaskan keikhlasan.
3. Menjadi Racun dalam Hubungan Sosial
Seseorang yang selalu haus penghormatan akan sulit bergaul dengan sehat. Ia akan mudah tersinggung, merasa tersaingi, dan sering menuntut pengakuan. Inilah salah satu ciri-ciri orang gila hormat yang paling mencolok dan merusak tatanan hubungan dalam masyarakat.


Ingatlah bahwa Rasulullah SAW, sosok paling mulia, justru hidup dengan penuh kerendahan hati. Beliau tidak pernah menuntut pangkat, pujian, atau kemewahan. Sebaliknya, beliau menolak disanjung berlebihan dan mengajarkan kita untuk ikhlas dalam setiap langkah.
Islam tidak melarang seseorang untuk kita hormati, selama hal itu tidak menjadi tujuan utama dalam hidupnya. Namun jika kita mulai mengejar penghormatan demi eksistensi sendiri, maka kita harus waspada terhadap penyakit hati ini.
Sobat Cahaya Islam, mari kita renungi kembali apa makna penghormatan yang sebenarnya. Harapannya kita bisa terjauhkan dari sifat gila hormat menurut Islam dan mendapatkan kemudahan dalam selalu menjaga hati agar tetap bersih.