Cara Menghindari Riya: Musuh Tersembunyi yang Bahaya

0
215
cara menghindari riya
Muslim women reading Quran in the mosque during the Ramadan

Cara menghindari riya – Riya adalah penyakit hati yang berbahaya dalam Islam. Riya berarti melakukan ibadah atau perbuatan baik dengan niat manusia lihat dan puji, bukan karena Allah SWT.

Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW memperingatkan bahwa riya adalah bentuk kemusyrikan kecil. Pembahasan ini akan membantu Sobat Cahaya Islam menguraikan apa itu riya dan cara menghindari riya untuk menjaga kesucian dalam beribadah.

Mengenal Riya serta Cara Menghindari Riya

Riya berasal dari kata Arab “ra’a” yang berarti melihat atau menunjukkan. Secara terminologi, riya adalah perbuatan ibadah atau kebaikan yang seseorang lakukan untuk mendapatkan pujian atau perhatian dari orang lain. Riya mencemari keikhlasan dalam beribadah, yang seharusnya hanya untuk mencari ridha Allah SWT.

Riya bisa berarti penyakit hati karena memiliki dampak buruk pada yang melakukannya. Berikut ini beberapa dampak negatif yang perlu Sobat Cahaya Islam ketahui.

  • Menghilangkan Pahala: Amal yang dilakukan dengan niat riya tidak akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT, bahkan bisa mendatangkan dosa.
  • Mengotori Hati: Riya menumbuhkan penyakit hati seperti sombong dan ujub (bangga diri), yang menjauhkan seseorang dari keikhlasan.
  • Mengurangi Keberkahan: Amal yang tidak ikhlas akan kehilangan keberkahannya dan tidak akan memberikan manfaat yang sejati.
  • Merusak Hubungan Sosial: Orang yang riya cenderung mencari pengakuan dan pujian, yang bisa menimbulkan rasa iri dan persaingan tidak sehat di masyarakat.

Melihat dampak negatif riya tersebut, penting bagi umat Islam untuk menghindari perbuatan ini. Islam mengajarkan cara-cara untuk menghindari riya agar amal ibadah Allah SWT terima yaitu sebagai berikut.

1.     Menguatkan Niat karena Allah SWT

Langkah pertama untuk menghindari riya adalah memastikan bahwa semua amal ibadah manusia lakukan semata-mata karena Allah SWT. Bukannya karena ingin mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain. Menguatkan niat karena Allah SWT akan membantu menjaga keikhlasan dalam setiap ibadah yang Sobat lakukan.

Hal ini sudah Al-Quran tegaskan, lebih tepatnya dalam Surah Al-Bayyinah ayat 5.

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

(wa mâ umirû illâ liya‘budullâha mukhlishîna lahud-dîna ḫunafâ’a wa yuqîmush-shalâta wa yu’tuz-zakâta wa dzâlika dînul-qayyimah)

Artinya: Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar). (QS. Al-Bayyinah (98:5))

2.     Menyadari Bahaya Riya

Menyadari bahwa riya adalah dosa besar yang dapat membatalkan pahala amal ibadah. Memahami betapa seriusnya dampak riya akan mendorong seseorang untuk menjauhinya. Pemahaman ini akan membuat seorang Muslim lebih berhati-hati dalam menjaga niatnya.

Rasulullah SAW bersabda,

“Hal yang paling aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apa syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu ria. Allah ﷻ akan berfirman pada mereka di hari Kiamat ketika manusia diberikan balasan amal mereka, ‘Carilah orang-orang yang kalian bersikap ria di hadapannya saat di dunia, lalu tunggulah, apakah kalian menemukan balasan dari mereka?'” (HR. Ahmad)

3.     Berdoa Memohon Keikhlasan

Berdoa kepada Allah SWT agar diberi keikhlasan dalam setiap amal ibadah. Doa adalah cara yang sangat efektif untuk meminta perlindungan dari sifat riya. Dengan sering berdoa, seorang Muslim akan selalu ingat untuk menjaga keikhlasan niatnya.

cara menghindari riya
Muslims reading from the quran

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

(walladzîna yaqûlûna rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrata a‘yuniw waj‘alnâ lil-muttaqîna imâmâ)

Artinya: “Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.'” (QS. Al-Furqan (25:74))

4.     Memperbanyak Mengingat Kematian dan Hari Akhir

Mengingat kematian dan hari akhir akan mengingatkan seseorang bahwa pujian manusia tidak ada artinya dibandingkan dengan penilaian Allah SWT. Kesadaran akan kematian dan hari akhir akan membantu menjaga keikhlasan dalam beribadah.

Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran, dalam Surah Al-Hasyr ayat 18.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

(yâ ayyuhalladzîna âmanuttaqullâha waltandhur nafsum mâ qaddamat lighad, wattaqullâh, innallâha khabîrum bimâ ta‘malûn)

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr (59:18))

Menghindari riya memerlukan upaya terus-menerus untuk menjaga niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT. Dengan memahami dampak negatif serta bagaimana cara menghindari riya itu sendiri, kita semua bisa menjaga keikhlasan dalam beribadah.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY