Akhlakul Karimah Terhadap Orang Tua: Jalan Menuju Surga

0
33
Akhlakul Karimah Terhadap Orang Tua Adab ke Orang Tua

Akhlakul Karimah Terhadap Orang Tua – Sobat Cahaya Islam, salah satu pintu utama menuju ridha Allah ﷻ adalah melalui pintu orang tua. Berbakti kepada orang tua bukan hanya anjuran, melainkan kewajiban yang menempati urutan tertinggi setelah perintah untuk menyembah Allah ﷻ. Akhlak seorang anak terhadap orang tuanya menentukan sejauh mana ia mendekat kepada surga atau justru menjauh darinya.

Dalil dan Keutamaan Berbakti

Berbakti kepada orang tua memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Allah ﷻ menyandingkan perintah untuk beribadah hanya kepada-Nya dengan perintah berbuat baik kepada orang tua.

وَقَضىٰ رَبُّكَ أَلّا تَعبُدوا إِلّا إِيّاهُ وَبِالوالِدَينِ إِحسانًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.” (1)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah ﷻ memerintahkan anak untuk bersikap lemah lembut dan penuh hormat, apalagi saat orang tua sudah lanjut usia.

Rasulullah ﷺ juga menegaskan bahwa berbakti kepada orang tua merupakan sebab utama seseorang masuk surga karena Ridha Allah tergantung pada Ridha orang tua.

Wujud Akhlakul Karimah Terhadap Orang Tua

Sobat Cahaya Islam, berakhlak baik kepada orang tua mencakup dua aspek utama: tutur kata yang lembut dan perbuatan yang penuh hormat. Dalam berbicara, anak hendaknya menjaga nada suara, memilih kata-kata yang santun, dan tidak membantah. Bahkan ketika orang tua berbuat salah, Islam tetap memerintahkan untuk bersikap lembut.

وَاخفِض لَهُما جَناحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحمَةِ وَقُل رَبِّ ارحَمهُما كَما رَبَّياني صَغيرًا

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.” (2)

Ayat ini mengajarkan bahwa hubungan anak dengan orang tua tidak cukup dengan kebaikan biasa. Islam menghendaki sikap merendahkan diri, sebagai bentuk syukur atas jasa mereka membesarkan sejak kecil.

Dalam tindakan, seorang anak hendaknya selalu bersiap membantu, melayani kebutuhan, dan tidak merasa terbebani oleh permintaan orang tua. Rasulullah ﷺ memberi teladan nyata dalam hal ini. Beliau selalu menghormati ibunda Halimah, ibu susunya, dan tidak pernah menolak untuk melayani keperluannya.

Membalas Jasa Orang Tua dalam Bentuk Konkret

Sobat Cahaya Islam, sesungguhnya tidak ada seorang anak pun yang mampu membalas jasa orang tuanya secara sempurna. Namun, Islam mengajarkan kita untuk menunjukkan balasan dalam bentuk nyata: memberi nafkah bila mampu, melayani kebutuhan mereka, dan mendoakan secara rutin.

Islam memotivasi kita untuk terus berusaha melakukan yang terbaik, antara lain:

  1. Memberi nafkah dan perhatian saat orang tua sudah lanjut usia.
  2. Mengutamakan mereka dalam keputusan hidup, seperti tempat tinggal dan pekerjaan.
  3. Berdoa setiap hari, baik ketika orang tua masih hidup maupun setelah wafat.

Doa seorang anak saleh menjadi amal jariyah bagi orang tuanya, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ… أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (3)

Sobat Cahaya Islam, akhlak kepada orang tua bukanlah perkara tambahan dalam Islam. Ia adalah fondasi keimanan dan jalan lapang menuju surga. Dengan berkata lembut, bersikap hormat, dan berbakti secara konkret, kita tidak hanya membalas jasa mereka — kita juga sedang mengukir jalan keselamatan di akhirat.


Referensi:

(1) QS. Al-Isrā’: 23

(2) QS. Al-Isrā’: 24

(3) HR. Muslim no. 1631

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY