Menuntut ilmu hendaknya dengan niat – Islam mengajarkan bahwa sebagian besar ibadah harus Sobat awali dengan membaca niat. Begitu juga ketika menuntut ilmu hendaknya dengan niat untuk mencari ridha Allah. Manusia Allah ciptakan dengan akal untuk berpikir dan keterampilan untuk diasah agar terus mencari ilmu.
Kewajiban Menuntut Ilmu Hendaknya dengan Niat
Sudah menjadi kewajiban setiap Sobat Cahaya Islam untuk menuntut ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Mencari ilmu agama akan berguna untuk keselamatan di akhirat kelak, sedangkan ilmu dunia berguna untuk kesejahteraan hidup. Berkat kemajuan teknologi, Sobat bisa mencari ilmu dengan mudah di mana saja dan kapan saja.
Dalil menuntut ilmu dalam Islam terdapat dalam ayat Al Qur’an berikut ini:
“……….Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan” 1
Berikut ini tiga landasan dalam menuntut ilmu menurut Islam:
1. Niat Beribadah kepada Allah
Dalam menuntut ilmu Sobat harus mendasarinya dengan niat karena mencari ridha Allah. Sebab, Allah menjanjikan keutamaan untuk mereka yang gemar menuntut ilmu. Selain itu, ilmu menempati posisi terpenting dalam Islam sebagaimana firman ketika pertama kali turun kepada Nabi Muhammad yaitu perintah untuk membaca.
Menuntut ilmu hendaknya dengan niat karena mencari ridha Allah semata dan termasuk ibadah penting. Ilmu dalam agama Islam menjadi sebuah ibadah bahkan setara dengan fi sabilillah. Mencari ilmu agama tidak boleh Sobat lakukan untuk niat keduniawian semata.
Mempelajari suatu ilmu karena ridha Allah sebagaimana Rasulullah telah memberikan rambu-rambu. Ketika Sobat mencari ilmu agama dan kemudian mendapatkan ijazah, maka hal tersebut boleh. Sebab, mendapatkan ijazah bukan motivasi satu-satunya. Mengapa menuntut ilmu hendaknya dengan niat untuk mendapatkan ridha dari Allah?
Poin pentingnya yaitu mencari ilmu tidak untuk hal yang berhubungan dengan duniawi saja. Oleh karena itu, mencukupkan niat mencari ilmu karena mengharapkan ridha Allah sebagai bentuk dari pengendalian diri. Hal ini tentunya akan mempengaruhi langkah dari sebelum maupun sesudah mendapatkan ilmu.
Selain mencari ilmu harus Sobat landasi dengan mengharapkan ridha Allah juga harus dan rasa ikhlas.
2. Mengajarkan kepada Orang Lain
Mencari ilmu tidak hanya berlandaskan agar menghilangkan ketidaktahuan diri sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Oleh karena itu, saat mencari ilmu, Allah melarang untuk bersikap pelit. Setelah mendapatkan ilmu, hendaknya Sobat membagikannya kepada sesama agar semakin bermanfaat.
Menghilangkan kebodohan diri sendiri dengan ilmu ternyata juga membantu menghidupkan agama dan melanggengkan Islam.


Oleh karena itu, menuntut ilmu hendaknya dengan niat mengajarkannya kepada orang lain dengan rasa ikhlas. Hindari kewajiban mencari ilmu agar dikagumi oleh manusia dan mencari kenikmatan dunia.
Sebab, hal tersebut bertentangan dengan hadist berikut ini:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” 2
Sebagian ulama berpendapat bahwa menuntut ilmu harus berlandaskan tujuan untuk membantu orang lain. Hal ini juga bertujuan untuk menangkal pemikiran yang bisa melumpuhkan agama Islam itu sendiri.
3. Istiqomah
Ketika menuntut ilmu, Sobat juga harus melandasinya dengan sikap sabar. Sebab, menyerap ilmu juga membutuhkan proses, sehingga harus Sobat lakukan dengan istiqomah.
Dari pengertian iman, maka ketika menuntut ilmu hendaknya dengan niat mencari ridho Allah. Selain itu, ketika mencari ilmu tidak boleh pelit membaginya kepada orang lain. Menuntut ilmu membutuhkan proses panjang sehingga butuh istiqomah.