Mengelola Emosi ala Rasulullah, Mau Tau?

0
226
Mengelola Emosi ala Rasulullah

Mengelola Emosi ala Rasulullah – Sobat Cahaya Islam, setiap manusia pasti punya emosi – marah, kecewa, sedih, bahkan benci. Itu adalah bagian dari fitrah manusiawi yang Allah ciptakan. Namun, perbedaan antara orang beriman dan tidak terletak pada cara mengelola emosi itu.

Dan tiada teladan terbaik dalam hal ini selain Rasulullah Muhammad ﷺ, manusia paling sabar, lembut, dan bijaksana dalam menghadapi berbagai ujian jiwa. Lantas, bagaimana sebenarnya Rasulullah ﷺ mengelola emosinya? Apa yang bisa kita teladani agar tidak mudah tersulut, tapi tetap tegas dan berakhlak mulia?

Rasulullah Tidak Pernah Marah untuk Kepentingan Pribadi

Rasulullah ﷺ adalah pribadi yang lembut dan sabar, bahkan ketika beliau tersakiti secara fisik atau mendapat hinaan.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

مَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ إِلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللهِ فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ

“Rasulullah tidak pernah membalas atas diri beliau sendiri terhadap sesuatu yang menyakitinya, kecuali jika larangan Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah.” (1)

Artinya, emosi beliau terjaga. Beliau tidak pernah marah karena harga diri, kedudukan, atau keinginan pribadi. Tetapi, jika hak Allah terlanggar atau ada kezaliman, maka kemarahan beliau pun bertujuan membela kebenaran.

Rasulullah Mengajarkan Menahan Marah adalah Kekuatan

Dalam Islam, marah bukan dilarang, tetapi dikendalikan. Rasulullah bahkan menyebut orang kuat bukan yang menang saat bertarung, melainkan yang mampu menahan marah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِندَ الْغَضَبِ

“Orang kuat bukanlah yang jago bergulat, tetapi orang kuat adalah yang dapat menahan dirinya saat marah.” (2)

Beliau juga memberi tips mengelola marah secara praktis:

  • Jika marah dalam kondisi berdiri, maka duduklah.
  • Jika masih marah, maka berbaringlah.
  • Jika masih belum reda, maka berwudhulah.

Ini menunjukkan bahwa pengendalian emosi bisa dilatih secara fisik dan spiritual.

Rasulullah Memaafkan Bahkan Saat Berkuasa

Salah satu contoh menggetarkan adalah saat Fathu Makkah (Penaklukan Mekkah). Rasulullah ﷺ masuk sebagai pemenang ke kota yang dulu mengusir dan menyakitinya. Tapi apa yang beliau lakukan?

Beliau berkata kepada penduduk Makkah:

اذْهَبُوا فَأَنْتُمُ الطُّلَقَاءُ

“Pergilah, kalian semua bebas.” (3)

Tidak ada balas dendam. Tidak ada cacian. Hanya ampunan dan kasih sayang. Begitulah Rasulullah mengajarkan bahwa kemenangan sejati bukan saat kita melampiaskan marah, tapi saat kita mampu memaafkan.

Mengelola Emosi ala Rasulullah agar Tidak Menghancurkan Hati

Sobat Cahaya Islam, Emosi itu seperti api. Jika dijaga, ia menghangatkan. Tapi jika dibiarkan liar, ia bisa membakar dan menghancurkan.

Mengelola emosi bukan berarti memendam semuanya, tapi menyalurkan dengan cara yang Rasulullah ajarkan: dengan kelembutan, ketegasan yang adil, dan disertai doa.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَغْضَبْ

 “Jangan marah.” Lalu beliau mengulanginya berkali-kali. (4)

Jadikan sabar sebagai perisai, dan zikrullah sebagai penyejuk hati. Mari kita belajar mengelola emosi bukan demi citra, tapi demi ridha Allah dan keutuhan sesama. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang kuat, tapi tetap lembut, dan tegas, tapi tetap berakhlak. Aamiin.


Referensi:

(1) HR. Muslim no. 2327

(2) HR. Muslim no. 2609

(3) Ibn Hajar al-‘Asqalānī, Fath al-Bārī Juz 8, hlm. 19

(4) HR. al-Bukhārī no. 6116

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY