Mengejar duniawi – Manusia memang hidup di dunia dalam waktu yang cukup lama. Kendati demikian, ada akhirat yang menanti manusia sebagai tempat pertanggung jawaban selama hidup. Sayangnya tidak sedikit orang yang justru sibuk mengejar duniawi semasa hidupnya.
Kehidupan di dunia bagi beberapa orang memang sangat menyenangkan. Mereka pun berlama-lama mengumpulkan harta dan menghias diri untuk mempermudah kehidupan duniawinya. Namun semua itu sejatinya tak bertahan lama, karena sifat dunia adalah fana.
Ruginya Jika Hanya Mengejar Duniawi
Sobat Cahaya Islam, mengejar duniawi sebagai tujuan akan begitu merugikan Sobat. Sebaliknya, manusia terutama umat islam dianjurkan mengejar akhirat sebagai akhir kehidupan. Dengan mengejar akhirat, maka dunia akan Sobat genggam.
Pernahkah Sobat melihat orang yang bekerja keras demi mengejar harta benda dunia, namun malah kelelahan dan nasibnya tak kunjung membaik? Di sisi lain, ada orang yang tidak ambisius terhadap dunia, namun seolah harta dan kedudukan mengejar dirinya.
Hal seperti itu tidaklah aneh, karena segala sesuatu di dunia ini sudah berada dalam pengaturan Allah SWT. Tidak ada yang luput dari aturan Allah SWT, termasuk nasib dan kehidupan seorang manusia. Menurut beberapa ahli, kehidupan yang baik biasanya terjadi karena kelapangan hati atau qana’ah atas pemberian dari Allah SWT.
Namun orang yang kurang bersyukur dan sibuk mengejar duniawi akan merasa keletihan. Ketika mereka mempunyai harta sekalipun, justru tidak memiliki waktu untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, apalagi Allah SWT. Karena itu, sungguh meruginya jika hidup sebatas mengejar kehidupan dunia.
Pandangan Islam Terhadap Orang yang Mengejar Dunia
Sobat Cahaya Islam, agama islam pun melarang dengan tegas jika manusia hanya mengejar dunia. Islam pun memandang orang yang mengejar dunia semata dengan pandangan tersendiri, yakni:
1. Calon Penghuni Neraka
Sobat, dunia dan semua kemegahan dan keindahannya tak ada nilainya apabila dibandingkan dengan akhirat. Dalam Al Quran, Allah SWT sudah memperingatkan,
“Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (Q.s. at-Taubah [9]: 38)
Tahukah Sobat berapa banyak yang akan manusia dapatkan dari kepuasan di dunia? Mengingat umurnya hanya sebentar. Kalau manusia memilih kenikmatan yang sedikit itu, maka tak ada tempat pantas di akhirat kelak, selain neraka.
2. Menyia-nyiakan Akhirat
Siapa saja yang tamak terhadap dunia, sampai menghalalkan berbagai cara, otomatis sudah menyia-nyiakan akhiratnya. Hal tersebut pun mengakibatkannya dilempar ke dalam api neraka Allah SWT. Ini sejalan dengan,
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. [Ghâfir/40:39]
Bayangkan di kehidupan akhirat yang kekal itu, Sobat akan tersiksa selama-lamanya karena sudah menyia-nyiakan akhirat. Ini merupakan tempat kembali dan kekal yang paling buruk.
3. Mengejar Tempat Terlaknat
Sobat, Allah SWT melaknat dunia ini dan apa yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu, jangan sampai menjadikan dunia sebagai tujuan dalam kehidupan. Nabi Muhammad SAW bersabda,
أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَا فِـيْهَا إِلَّا ذِكْرُ اللهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِـمٌ أَوْ مُـتَـعَلِّـمٌ.
“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allâh dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang mempelajari ilmu.” [HR at-Tirmidzi no. 2322]
Mereka yang hatinya sehat, akan lebih mengutamakan akhirat daripada dunia yang fana. Mereka juga senantiasa mempersiapkan diri dengan ketaatan kepada Allah SWT dan mengerjakan amal salih.
Sobat Cahaya Islam, begitu tercelanya mereka yang selalu mengejar duniawi dalam hidupnya. Segera introspeksi diri Sobat dan hendaknya mulai beralih mengejar akhirat.