Resesi Ekonomi – Indonesia berada dalam bayang-bayang resesi ekonomi, pasalnya ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif sebesar minus 5,3 persen, apabila dibandingkan dengan periode tahun lalu. Penyusutan ini lebih besar dibanding dengan prediksi pemerintah dan Bank Indonesia.
Apabila kondisi perekonomian kian memburuk pada kuartal III mendatang, maka dapat dipastikan Indonesia akan segera menyusul beberapa negara lain seperti Singapura hingga Jerman masuk ke dalam fase resesi.
Apa Sebenarnya Resesi Ekonomi?
Sederhananya, resesi ekonomi adalah kondisi melemahnya perekonomian suatu negara. Kondisi ini dapat terjadi apabila pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan sehingga bernilai negatif selama II kuartal berturut-turut, atau lebih dari satu tahun.
Pasca krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998, kini Indonesia berada dalam ancaman jurang resesi untuk pertama kalinya. Terancam kembali mengulang sejarah kelam, bayang-bayang ketakutan kembali menghantui masyarakat. Apabila Indonesia benar mengalami resesi ekonomi, maka seluruh sektor akan terdampak dan kesejahteraan hidup masyarakat turut terancam.
Apabila Indonesia mengalami resesi ekonomi, maka dapat dipastikan akan semakin banyak pengangguran sebagai imbas dari banyaknya perusahaan yang tidak beroperasi. Ketidakstabilan kondisi ekonomi menyebabkan berkurangnya pendapatan masyarakat disusul dengan menurunnya daya beli pada konsumen.
Membayangkan kondisi ini akan dialami sekali lagi oleh bangsa kita memanglah menyeramkan, lantas bagaimana cara yang dapat kita lakukan untuk menangani ancaman resesi ekonomi ini? Mari kita simak, solusi Islam menghadapi resesi ekonomi.
Begini Solusi Menghadapi Resesi Ekonomi dari Sudut Pandang Islam
Selain menyebabkan krisis kesehatan secara global, pandemi virus corona turut menyebabkan krisis ekonomi. Hal ini turut dibenarkan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Sejauh ini telah ada beberapa negara besar yang mengkonfirmasi bahwa negaranya berada dalam fase resesi ekonomi, seperti Singapura dan Jerman. Lantas bagaimana solusi dari Islam untuk mengatasi kerapuhan perokonomian dunia?
Krisis ekonomi hebat juga pernah dialami oleh negara Islam dalam masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Masa ini disebut dengan masa kelabu, dimana kondisi perekonomian sudah terseok-seok dan berada dalam level membahayakan.
Dalam menghadapi kondisi kelam ini, Khalifah Umar bin Khattab memberikan teladan kepada rakyatnya. Hal pertama yang beliau lakukan adalah menurunkan gaya hidup hingga setara dengan rakyat yang paling miskin. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar rakyatnya mengambil teladan serta turut menerapkan hal tersebut.
Langkah kedua yang diambil oleh Khalifah Umar adalah dengan mendirikan posko bantuan. Beliau memberikan bantuan kepada rakyatnya yang dilanda kelaparan dengan memberikan makanan serta pakaian.
Langkah ketiga yang beliau lakukan adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah adalah sebaik-baiknya penolong. Beliau menyeru kepada rakyatnya untuk meminta pertolongan kepada Allah dan bersegera memimpin tawbatan nasuhaa.
Khalifah Umar turut meminta bantuan kepada wilayah-wilayah Islam yang kaya dan mampu untuk mengirimkan pertolongan. Pada saat itu Gubernur Mesir, Amru bin al-Ash mengirimkan seribu ekor unta yang membawa tepung melalui jalan darat dan mengirim dua puluh perahu yang membawa minyak serta pakaian melalui jalan darat.
Dengan demikian, Islam mampu mengatasi persoalan resesi ekonomi dengan langkah matang dan tuntas, bukan dengan solusi yang diterapkan pada saat ini. Salah satu penyebab goyahnya ekonomi global adalah rapuhnya sistem kapitalisme yang berdiri diatas sektor non riil.
Sobat Cahaya Islam, marilah selalu meminta pertolongan dari Allah dengan semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Mungkin saja musibah yang tengah melanda adalah bentuk hukuman atas apa yang telah dilakukan dimasa silam.