Mari Belajar Bersyukur: Kisah Raja yang Kehilangan Ibu Jarinya

0
8755
Mari Belajar Bersyukur

Cerita Islami – Sepertinya sudah sering tim Cahayaislam menasihatkan dan mengajak untuk sama sama menjadi orang yang bersyukur kepada Allah. Sudah seperti tag line wajib Cahayaislam yaitu mari belajar bersyukur dalam keadaan apapun! kami akan mengajak sobat Cahayaislam untuk menjadi lebih bersyukur lagi lewat satu kisah inspiratif tentang seorang raja yang kehilangan ibu jarinya saat berburu dan perdana menterinya yang sangat bijak. Simak lebih lanjut ceritanya disini:

Mari Belajar Bersyukur: Kisah Raja yang Kehilangan Ibu Jarinya

Raja yang tidak sengaja memotong ibu jarinya sendiri

Alkisah hiduplah seorang raja yang sangat berkuasa. Raja tersebut memiliki hobi yang cukup menantang, yaitu berburu hewan buruan dihutan dengan ditemani perdana menterinya disebuah hutan yang tidak jauh dari istananya. Suatu ketika sang raja tersebut berhasil menangkap seekor rusa yang sangat gemuk dan memiliki daging yang banyak. Raja tersebut dengan riang gembira buru-buru pulang ke istana untuk segera mengolah buruannya tersebut.

Karena rasa gembira dan rasa ingin segera menyantap hasil buruan super yang beliau dapatkan, raja tersebut memanggil koki terbaik kerajaan dan menyuruhnya untuk membantu dirinya turun tangan mengolah sendiri hasil tangkapannya tersebut di dapur istana.

Raja tersebut mulai mengupas sayuran serta daging dari rusa gemuk buruannya tersebut. Dalam dapur kerajaan yang terlihat hiruk pikuk itu, kemudian terdengar suara teriakan dari yang disertai rintihan rasa sakit yang memilukan. Ternyata Karena saking asyiknya memotong daging rusa buruan tersebut, Raja tidak sengaja memotong ibu jari tangannya. Tabib kerajaanpun kemudian saling berdatangan dan mengupayakan pertolongan darurat untuk menyambung kembali ibu jari tangan raja. Namun hasilnya nihil.

Menteri bijak yang dijebloskan ke penjara

Karena keadaannya tersebut, raja sangat sedih dan tertunduk lemas penuh penyesalan. Melihat hal tersebut seorang menteri yang merupakan orang kepercayaan raja mendatangi beliau untuk menghibur. Dengan bijak menteri tersebut berkata kepada sang Raja “Janganlah bersedih dan menyesal wahai baginda raja, Bersyukurlah karena segala hal yang terjadi pasti memiliki kebaikan dibaliknya”, Mari Belajar Bersyukur!

Mendengar kata-kata dari menteri tersebut, Raja naik pitam dan marah besar. Raja tersebut kemudian berkata dengan nada marah kepada menteri tersebut “Apakah engkau sudah gila wahai menteri dengan menyuruhku bersyukur atas terpotongnya jempol tanganku ini? Engkau mengajariku mari belajar bersyukur karena ini? Lalu coba katakan apa bagusnya dari ibu jariku yang terpotong ini hingga aku harus bersyukur? – ucap raja dengan muka merah padam.

Menteri tersebut terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa pada perkataan raja tersebut. Sang raja kemudian memerintahkan para pengawal untuk menyeret menteri bijak itu untuk dijebloskan kedalam penjara karena dianggap menyinggung perasaan sang raja.

Raja dan para suku primitif penguasa hutan

Hari demi hari, bulan berganti, Raja tersebut kemudian kembali kepada kegiatan rutinitasnya. Untuk pertama kalinya setelah insiden terpotongnya ibu jarinya, beliau melakukan lagi hobinya yaitu melakukan perburuan kedalam hutan. Dengan antusiasme dan hasrat tinggi untuk mendapatkan hewan buruan, tanpa sadar raja memasuki suatu wilayah terlarang didalam hutan tersebut.

Hutan tersebut terlarang karena dikuasai oleh suku primitif kejam yang sering melakukan persembahan manusia kepada dewa mereka. Singkat cerita tertangkaplah sang raja dan diaraknya beliau menuju perkampungan suku primitif tersebut untuk menjadi persembahan dalam upacara besar yang akan mereka lakukan hari itu.

Malam persembahan suku primitif itu tiba dan sang raja diseret ketengah-tengah hiruk pikuk kawanan suku tersebut. Beberapa detik ketika dirinya hendak dilemparkan kedalam tungku yang menyala, kepala suku dari suku primitif tersebut berteriak “Berhenti! Kita tidak bisa mempersembahkan manusia yang cacat ini pada dewa kita!” – Ternyata kepala suku itu melihat bahwa raja tidak memiliki ibu jari di tangannya. Setelah itu, dilepaskanlah sang raja.

Kepulangan sang raja dan perdana menteri yang bersyukur

Setelah lepas dari jerat suku primitif itu, maka bertandang pulanglah sang raja ke kerajaannya. Sesampainya dikerajaan, beliau ingat kata-kata menteri bijak yang dia jebloskan ke penjara beberapa bulan yang lalu. Raja itupun langsung berlari ke penjara kerajaan untuk menemui menteri bijak tersebut. “Engkau memang benar wahai Menteri bahwa ibu jari yang terpotong ini memang ada baiknya! Maafkan aku karena telah memenjarakanmu” ucap sang raja merasa menyesal.

“Tidak wahai baginda! Jangan meminta maaf pada hamba, justru hambalah yang harusnya berterima kasih kepada baginda karena telah memenjarakan saya disini” jawab menteri tersebut. Dengan kaget sang raja kemudian menjawab dengan nada tak percaya “Apakah penjara sudah menjadikanmu gila wahai menteri! Bagaimana engkau bisa berterima kasih padaku atas perlakuanku yang menjebloskanmu ke dalam penjara begitu saja?”

“Iya baginda, saya harus bersyukur dan berterima-kasih pada baginda karena saya dipenjara. Sebab bila saya tidak dipenjara, maka saya akan ikut berburu dengan baginda kehutan dan ditangkap oleh suku primitif itu. Lalu bila bukan baginda yang dimasukkan pada kobaran api persembahan suku primitif itu, maka sudah pasti hambalah yang akan dimasukkan sebagai persembahan” – jawab menteri bijak itu dengan wajah sumringah.

Apa yang bisa dipetik dari kisah ini?

Tentu saja makna yang terkandung dalam kisah raja yang kehilangan ibu jarinya tersebut sejalan dengan nasihat kami yakni mari belajar bersyukur yang menjadi tema kali ini. Setiap hal yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah dan semua yang terjadi di hidup kita memiliki alasan dan makna baik. Yang perlu kita lakukan adalah menyikapi hal itu dengan khusnudzon billah dan prasangka serta kesyukuran pada Allah yang tanpa batas. Semoga kita bisa menjadi demikian ya, Amiin

Yuk! Mari Belajar Bersyukur kepada Allah!

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY