Kisah Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW Part 1

0
3406
isra' mi'raj

Cerita islamiKaum muslim setiap tahunnya akan menemui sebuah hari bersejarah yang disebut dengan istilah isra’ mi’raj. Peristiwa ini adalah titik balik awal adanya perintah Allah tentang sholat lima waktu yang merupakan kewajiban setiap umat pemeluk islam. Pada malam tersebut Rasulullah dibawa dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa hingga naik ke sidratul muntaha untuk menghadap sang pencipta menerima perintah berupa sholat.

Kisah Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW (Part 1)

Nah, pada kesempatan menjelang hari isra’ mi’raj tersebut. Tim cahayaislam akan membahas detail tentang perjalanan isra’ mi’raj Rasulullah SAW ini lengkap dari awal sampai akhir. Kami akan memotong ceritanya menjadi beberapa bagian berdasarkan beberapa bagian-bagian pentingnya yang tertera dalam hadits riwayat Bukhari 3887.

Pembelahan dada Rasulullah dan datangnya Jibril Beserta Buraq

حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ ـ رضى الله عنهما ـ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم حَدَّثَهُمْ عَنْ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ ‏”‏ بَيْنَمَا أَنَا فِي الْحَطِيمِ ـ وَرُبَّمَا قَالَ فِي الْحِجْرِ ـ مُضْطَجِعًا، إِذْ أَتَانِي آتٍ فَقَدَّ ـ قَالَ وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ فَشَقَّ ـ مَا بَيْنَ هَذِهِ إِلَى هَذِهِ ـ فَقُلْتُ لِلْجَارُودِ وَهْوَ إِلَى جَنْبِي مَا يَعْنِي بِهِ قَالَ مِنْ ثُغْرَةِ نَحْرِهِ إِلَى شِعْرَتِهِ، وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ مِنْ قَصِّهِ إِلَى شِعْرَتِهِ ـ فَاسْتَخْرَجَ قَلْبِي، ثُمَّ أُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مَمْلُوءَةٍ إِيمَانًا، فَغُسِلَ قَلْبِي ثُمَّ حُشِيَ، ثُمَّ أُوتِيتُ بِدَابَّةٍ دُونَ الْبَغْلِ وَفَوْقَ الْحِمَارِ أَبْيَضَ ‏”‏‏.‏ ـ فَقَالَ لَهُ الْجَارُودُ هُوَ الْبُرَاقُ يَا أَبَا حَمْزَةَ قَالَ أَنَسٌ نَعَمْ، يَضَعُ خَطْوَهُ عِنْدَ أَقْصَى طَرْفِهِ ـ ‏”‏ فَحُمِلْتُ عَلَيْهِ، فَانْطَلَقَ بِي جِبْرِيلُ حَتَّى أَتَى السَّمَاءَ الدُّنْيَا فَاسْتَفْتَحَ …. الحديث

Dikisahkan oleh `Abbas bin Malik: Malik bin Sasaa berkata bahwa Rasulullah (ﷺ) menjelaskan kepada mereka Perjalanan Malamnya sambil berkata, “Saat aku berbaring di Al-Hatim atau Al-Hijr, tiba-tiba seseorang datang kepadaku dan membelah tubuhku dari sini ke sini.” Aku bertanya pada Al-Jarud yang ada di sisiku, “Apa maksudnya?” Dia berkata, “Artinya dari tenggorokan ke daerah kemaluan,” atau berkata, “Dari atas dada.” Nabi (ﷺ) lebih lanjut berkata, “Dia kemudian mengambil hatiku. Kemudian nampan emas Keyakinan dibawa kepadaku dan hatiku dicuci dan diisi (dengan Keyakinan) dan kemudian dikembalikan ke tempat asalnya. Kemudian seekor binatang putih. yang lebih kecil dari bagal dan lebih besar dari keledai dibawa kepadaku. ” (Mengenai hal ini Al-Jarud bertanya, “Apakah itu Buraq, wahai Abu Hamza?” Saya (yaitu Anas) menjawab setuju). Nabi (ﷺ) berkata, ” Langkah hewan itu (begitu lebar) mencapai titik terjauh yang bisa dilihat hewan itu. Saya dibawa ke sana, dan Jibril berangkat dengan saya sampai kami mencapai surga terdekat. [1]

Masih ingat dengan artikel kami yang mengulas tentang Rasulullah yang pernah dibelah dadanya dua kali (DISINI)? Nah, salah satu dari peristiwa tersebut terjadi pada malam isra’ mi’raj. Dalam hadits Bukhari tersebut dikisahkan dari Malik bin Sa’saa menjelaskan keterangan Rasulullah tentang perjalanan isra’ mi’raj yang dilaluinya. Suatu ketika Rasulullah berbaring di Al Hatim atau Al Hijr, lalu kemudian seseorang misterius mendatanginya dan membelah tubuhnya secara memanjang dari tenggorokan hingga bagian dibawah perut.

Seseorang misterius itu kemudian mengambil hati Rasulullah. Orang itu kemudian mengeluarkan sebuah baki dari emas yang berisi air untuk membersihkan hati tersebut hingga benar-benar bersih. Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa baki itu adalah baki keimanan yang digunakan untuk mensucikan hati Rasulullah. Setelah membersihkan hati tersebut, orang itu dengan ajaib mengembalikan hati tersebut ke tempatnya semula. Tidak terjadi apa-apa kepada Rasulullah.

Tak lama setelah itu datanglah satu ekor hewan berwarna putih yang berukuran kecil seperti bagal, namun ukurannya lebih besar daripada keledai. Sosok hewan anomali itu disebut sebagai buraq. Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya dengan mengatakan bahwa langkah dari hewan aneh itu sangatlah lebar hingga mencapai jangkauan terjauh sejauh jarak pandang hewan tersebut. Aku menaikinya bersama Jibril hingga sampailah aku pada lapisan langit yang terdekat.

Sampai sinilah kemudian Rasulullah mulai menjelajahi setiap lapisan langit demi langit dan bertemu dengan banyak orang-orang mulia dan para utusan Allah sebelumnya….. Bersambung


 Catatan Kaki

[1] H.R. Shahih Bukhari no. 3887 Bab: Al-Mi’raj

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY